Perkembangan Riset Sel Punca di Indonesia Membanggakan
A
A
A
JAKARTA - Para peneliti terus mengembangkan sel punca atau stem cell yang dipercaya mampu menjadi terapi sejumlah penyakit. Di Indonesia, sebanyak 11 rumah sakit saat ini juga sudah menjadi tempat riset terapi sel punca.
Melihat kemajuan tersebut, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengaku merasa bangga dengan perkembangan teknologi sel punca di Indonesia. "Saya sebagai Menteri Riset Teknologi sangat surprise terhadap kemajuan teknologi yang ada di Indonesia. Khususnya di bidang kesehatan, yaitu yang menyangkut b, di mana Kalbe Farma punya satu lembaga yang disebut Stem Cell and Cancer Institute (SCI)," papar Nasir saat kunjungan ke SCI di komplek PT Bintang Toedjo, Rabu (6/1/2016).
Nasir menjelaskan, dalam pengembangan lembaga SCI melibatkan para peneliti dan bekerja sama dengan Universitas Indonesia. "Ke depan inilah mungkin masa depan Indonesia di bidang kesehatan. Sebab saat ini bahan baku obat 92% impor dari India dan China. Ini menjadi tantangan bagi kita. Stem Cell tentu akan menjadi masa depan Indonesia," kata dia.
Dia pun berharap, sel punca bisa mengatasi penyakit degeneratif di Indonesia dengan baik. Selain itu, sel punca yang digarap peneliti ini juga diharapkan menjadi produk inovasi yang bermanfaat untuk Indonesia dan menjadi produk ekspor. "Lima tahun ke depan stem cell berkembang pesat di Indonesia. Selain itu biodiversity Indonesia kita gali terus supaya obat tidak jadi mahal," ujar dia.
Melihat kemajuan tersebut, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengaku merasa bangga dengan perkembangan teknologi sel punca di Indonesia. "Saya sebagai Menteri Riset Teknologi sangat surprise terhadap kemajuan teknologi yang ada di Indonesia. Khususnya di bidang kesehatan, yaitu yang menyangkut b, di mana Kalbe Farma punya satu lembaga yang disebut Stem Cell and Cancer Institute (SCI)," papar Nasir saat kunjungan ke SCI di komplek PT Bintang Toedjo, Rabu (6/1/2016).
Nasir menjelaskan, dalam pengembangan lembaga SCI melibatkan para peneliti dan bekerja sama dengan Universitas Indonesia. "Ke depan inilah mungkin masa depan Indonesia di bidang kesehatan. Sebab saat ini bahan baku obat 92% impor dari India dan China. Ini menjadi tantangan bagi kita. Stem Cell tentu akan menjadi masa depan Indonesia," kata dia.
Dia pun berharap, sel punca bisa mengatasi penyakit degeneratif di Indonesia dengan baik. Selain itu, sel punca yang digarap peneliti ini juga diharapkan menjadi produk inovasi yang bermanfaat untuk Indonesia dan menjadi produk ekspor. "Lima tahun ke depan stem cell berkembang pesat di Indonesia. Selain itu biodiversity Indonesia kita gali terus supaya obat tidak jadi mahal," ujar dia.
(alv)