Virus Zika Tidak Menular Lewat ASI
A
A
A
JENEWA - Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan virus Zika sebagai status darurat kesehatan publik internasional. Penyakit yang memicu ribuan bayi terlahir dengan kerusakan otak ini menyebar dengan cepat.
Dilansir dari Fox News, hingga kini, warga Brasil yang terinfeksi diketahui berjumlah lebih dari 1 juta jiwa. Selain itu, penyakit ini juga telah menyebar di setidaknya 36 negara.
Sebelumnya, WHO mengatakan virus zika telah terdeteksi dalam air susu ibu (ASI) dari dua orang ibu. Namun, hingga saat ini belum ada laporan yang mengatakan bahwa penyakit ini bisa menular melalui ASI.
WHO mengungkapkan, banyak pertanyaan yang belum terjawab seputar hubungan antara ASI dan virus zika. Mulai dari berapa banyak virus zika yang terkandung dalam ASI, apakah ASI ibu mampu menyalurkan antibodi pelindung bagi bayi agar terhindar dari infeksi zika dan berapa lama virus akan bertahan dalam ASI.
Hingga saat ini tidak ada kasus neurologis parah atau kerusakan otak pada bayi bila bayi terinfeksi zika setelah mereka lahir. Hal ini membuat WHO tetap merekomendasikan para ibu untuk menyusui meski virus zika sedang merebak.
"Manfaat ASI bagi bayi dan ibu lebih besar dari pada potensi risiko penularan virus zika melalui ASI," papar WHO.
Virus zika ditularkan melalui gigitan nyamuk. Ada juga kasus yang penularannya melalui hubungan seksual, namun sangat jarang terjadi. Selain itu, WHO juga menyatakan, virus zika bisa menyebar lewat transfusi darah.
Dilansir dari Fox News, hingga kini, warga Brasil yang terinfeksi diketahui berjumlah lebih dari 1 juta jiwa. Selain itu, penyakit ini juga telah menyebar di setidaknya 36 negara.
Sebelumnya, WHO mengatakan virus zika telah terdeteksi dalam air susu ibu (ASI) dari dua orang ibu. Namun, hingga saat ini belum ada laporan yang mengatakan bahwa penyakit ini bisa menular melalui ASI.
WHO mengungkapkan, banyak pertanyaan yang belum terjawab seputar hubungan antara ASI dan virus zika. Mulai dari berapa banyak virus zika yang terkandung dalam ASI, apakah ASI ibu mampu menyalurkan antibodi pelindung bagi bayi agar terhindar dari infeksi zika dan berapa lama virus akan bertahan dalam ASI.
Hingga saat ini tidak ada kasus neurologis parah atau kerusakan otak pada bayi bila bayi terinfeksi zika setelah mereka lahir. Hal ini membuat WHO tetap merekomendasikan para ibu untuk menyusui meski virus zika sedang merebak.
"Manfaat ASI bagi bayi dan ibu lebih besar dari pada potensi risiko penularan virus zika melalui ASI," papar WHO.
Virus zika ditularkan melalui gigitan nyamuk. Ada juga kasus yang penularannya melalui hubungan seksual, namun sangat jarang terjadi. Selain itu, WHO juga menyatakan, virus zika bisa menyebar lewat transfusi darah.
(alv)