Ini Efek Samping Melihat Gerhana Matahari bagi Mata

Selasa, 08 Maret 2016 - 19:30 WIB
Ini Efek Samping Melihat...
Ini Efek Samping Melihat Gerhana Matahari bagi Mata
A A A
JAKARTA - Gerhana Matahari Total (GMT) yang akan terjadi pada 9 Maret 2016, sukses menarik perhatian banyak orang untuk melihat langsung kejadian tersebut. Fenomena langka ini pun dinilai menjadi salah satu fenomena yang sayang untuk dilewatkan.

Bahkan, pemerintah menjadikan GMT sebagai promosi pariwisata Indonesia ke negara lain. Dijadwalkan akan banyak wisatawan mancanegara yang akan mengunjungi beberapa daerah terjadinya GMT di Indonesia.

Sayangnya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Salah satunya, untuk tidak melihat langsung ke arah datangnya sinar matahari saat terjadi GMT. Pasalnya, sinar ultra violet (UV) yang terdapat dalam sinar matahari tetap ada.

Saat sinar matahari tertutup penuh oleh bulan, langit akan terlihat gelap dan tidak terasa silau. Akibatnya, ukuran pupil mata menjadi lebih lebar sehingga semakin banyak sinar matahari yang masuk ke dalam mata dan semakin besar pula risiko kerusakan retina.

Selain terjadi kerusakan retina, fenomena yang diperkirakan terjadi 33 tahun sekali ini juga bisa menyebabkan kebutaan. Kerusakan mata tersebut memiliki tanda adanya titik hitam yang selalu terlihat dalam pandangan mata. Parahnya, keadaan ini akan sulit dipulihkan.

Oleh karena itu, Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K), menghimbau masyarakat untuk tidak melihat GMT dengan mata telanjang. Dia pun menyarankan agar masyarakat memakai kacamata sebagai pelindung. Hal ini dikhawatirkan masih adanya sinar UV yang lolos dan merusak mata.

"Lebih baik kita cegah deh. Negara kita kan lubang ozonnya besar. Jadi sinar UV itu tidak ada lagi penahannya. Jadi akan tetap banyak sinar yang lolos," papar Nila di Jakarta.

"Sinar itu masuk ke dinding belakang kita, saraf retina dan dia akan pergi ke gardu listrik. Sinar kemudian diubah jadi listrik di gardu dikirim ke otak balik lagi ke gardu kemudian kita bisa bilang kalau si dia bajunya cokelat kerudung biru. Kemudian kalau UV itu seperti api kena ke gardunya, membakar. Dia nanti nggak bisa lagi mengirim sinyal lagi ke otak dan kita nggak bisa melihat," pungkas dia.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7329 seconds (0.1#10.140)