LeViCo Sulap Kain Tenun NTT Jadi Busana Ready to Wear
A
A
A
JAKARTA - Indonesia Fashion Week (IFW) 2016 kembali digelar. Dari ratusan desainer ternama, hadir Yurita Puji dari Asosiasi Perancang Pengusaha Muda Indonesia Jawa Barat yang berkolaborasi dengan Julie Laiskodat pemilik butik tenun Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dengan tajuk Touch of NTT, brand LeViCo ini memperkenalkan salah satu kekayaan Indonesia yang luar biasa dalam bentuk kekayaan keindahan kain nusantara. Semua tersedia dalam 48 busana.
"Show kali ini kami mengemas pakaian ready to wear, cocktail, couture dengan menggunakan bahan Tenun NTT dari 22 Kabupaten dalam satu show tunggal kami," papar Julie Laiskodat di IFW 2016, Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (10/2/2016).
Menariknya, koleksi kali ini menggunakan kombinasi bahan linen, rose silk, orgaza satin silk yang menyasar pengguna usia 14—45 tahun. Sementara, pengaplikasiannya menggunakan embordery, payet dan Swarovski.
"Untuk cutting-nya lebih umum. Dari 22 kabupaten semua kita pakai tenunnya, nggak ada yang nggak kita pakai. Kita tampilkan nggak cuma untuk ibu-ibu, kalangan tua tapi juga anak muda kaya ada celana pendeknya," ujarnya.
Sementara, untuk koleksi utama, Yurita dan Julie menghadirkan busana yang digabungkan dari seluruh kain tenun NTT. "Untuk baju gongnya, kita suguhkan baju yang terbuat dari seluruh kain tenun NTT. Semua jadi satu," tambah Julie.
Julie menjelaskan, kain tenun NTT memiliki banyak arti. Oleh karena itu, untuk setiap pengerjaannya pun dibuat dengan teliti. Melalui brand ini, Julie juga ingin mengenalkan kain nusantara NTT kepada masyarakat luas.
"Setiap motif di tenun ini punya arti. Jadi kalau motifnya kebalik aja, artinya udah beda. Terus kami juga mau ya orang-orang nggak cuma pakai batik. Tapi ada juga tenun NTT lho. Bagus juga. Harganya terjangkau dan kualitasnya yang mampu bersaing dengan brand lain," pungkas Julie.
Dengan tajuk Touch of NTT, brand LeViCo ini memperkenalkan salah satu kekayaan Indonesia yang luar biasa dalam bentuk kekayaan keindahan kain nusantara. Semua tersedia dalam 48 busana.
"Show kali ini kami mengemas pakaian ready to wear, cocktail, couture dengan menggunakan bahan Tenun NTT dari 22 Kabupaten dalam satu show tunggal kami," papar Julie Laiskodat di IFW 2016, Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (10/2/2016).
Menariknya, koleksi kali ini menggunakan kombinasi bahan linen, rose silk, orgaza satin silk yang menyasar pengguna usia 14—45 tahun. Sementara, pengaplikasiannya menggunakan embordery, payet dan Swarovski.
"Untuk cutting-nya lebih umum. Dari 22 kabupaten semua kita pakai tenunnya, nggak ada yang nggak kita pakai. Kita tampilkan nggak cuma untuk ibu-ibu, kalangan tua tapi juga anak muda kaya ada celana pendeknya," ujarnya.
Sementara, untuk koleksi utama, Yurita dan Julie menghadirkan busana yang digabungkan dari seluruh kain tenun NTT. "Untuk baju gongnya, kita suguhkan baju yang terbuat dari seluruh kain tenun NTT. Semua jadi satu," tambah Julie.
Julie menjelaskan, kain tenun NTT memiliki banyak arti. Oleh karena itu, untuk setiap pengerjaannya pun dibuat dengan teliti. Melalui brand ini, Julie juga ingin mengenalkan kain nusantara NTT kepada masyarakat luas.
"Setiap motif di tenun ini punya arti. Jadi kalau motifnya kebalik aja, artinya udah beda. Terus kami juga mau ya orang-orang nggak cuma pakai batik. Tapi ada juga tenun NTT lho. Bagus juga. Harganya terjangkau dan kualitasnya yang mampu bersaing dengan brand lain," pungkas Julie.
(alv)