Cantik dengan Padu Padan Batik Modern

Selasa, 05 April 2016 - 06:30 WIB
Cantik dengan Padu Padan Batik Modern
Cantik dengan Padu Padan Batik Modern
A A A
BANDUNG - Sebagai sebuah warisan budaya, kain batik menjadi salah satu kekayaan yang dimiliki Indonesia. Melalui proses pembatikan yang panjang dan khas, kain yang awalnya tidak memiliki nilai seni, menjadi kain yang penuh makna dan filosofi.

Namun, di kalangan generasi muda, batik seolah dinilai "kuno" lantaran kerap menjadi sebuah pakaian yang memiliki pakem kuat. Selain itu, kain ini juga dinilai tidak mengikuti kebutuhan dan trend zaman.

Anggapan ini seolah diruntuhkan, jika melihat desain, motif, dan pola yang disajikan dalam busana rancangan Karina Lucyawati. Wanita yang akrab disapa Lucyawati ini, sudah lama akrab dengan batik.

Kedua orang tuanya merupakan penjual batik-batik khas Jawa di Kota Bandung. Meski awalnya, tidak memiliki keahlian di bidang desain maupun pembatikan, namun dia sangat kagum dengan motif-motif natural yang ditampilkan oleh kain batik.

Dia pun melihat, minat anak muda saat ini terhadap batik terus meningkat, seiring dengan model-model busananya. Tak ingin ketinggalan, dia pun melakoni usaha baru dengan menjual dan terjun langsung dalam mendesain busana batik yang diberinya nama Rumah Batik Cipaku.

Desain yang dibuatnya, begitu beragam. Mulai dari desain pakaian yang kasual, semi formal, hingga long dress yang bahkan bisa dikenakan saat menghadiri pesta.

Misalkan saja untuk model kasual, dia padukan dengan atasan maupun bawahan yang terkesan "cuek" dan lebih kekinian. Dalam balutan desain busana blouse Rahajeng, dia mendesain pola dasar kotak.

Dia menghadirkan busana batik pesisir dari Pekalongan, yang memiliki motif kontemporer. Warna broken white dan abu pada motif, begitu pas dengan pola dan desain yang ditampilkan. Motifnya yang lebih kontemporer, begitu kasual jika digunakan dalam keseharian.

Jahitan yang apik dan model desain yang nampak asimentris, membuat desain busana batik ini lebih urban dan cocok jika dipasangkan dengan celana blue jeans. Paduan blue jeans yang robek-robek dan blouse yang asimentris, menjadikan busana batik terlihat lebih modern, kasual, dan gaya dalam berbagai kesempatan.

"Jika dulu pakai baju batik itu hanya pada acara-acara formal, kini dengan ragam busana yang variatif, busana batik juga bisa dipakai hang out, jalan-jalan ke mall, nongkrong, dan kegiatan keseharian lainnya. Selain tetap gaya dan mencintai ciri khas negeri sendiri, batik jika didesain dengan tepat, bisa sesuai dalam acara apapun. Semua tergantung model desain dan motifnya. Tapi kita juga perlu ingat, bahwa ada beberapa motif batik yang memang digunakan pada acara-acara tertentu saja. Hal ini berkaitan erat dengan adat istiadat batik itu berasal," papar wanita lulusan Kedokteran Universitas Maranatha ini.

Lain dengan blouse Rahajeng, kesan formal dan elegan ditampilkan Lucy dalam balutan busana model sack dress Alila. Motifnya yang memiliki warna terang, dibuat model atasan berupa peplum dengan bagian ekor yang lebih memanjang ke bawah. Agar terkesan seksi namun tetap sopan, pada bagian atas dada, dikombinasikan dengan tile berwarna kulit. Sehingga, meski bentuknya seperti kemben, namun tetap nyaman dikenakan.

Untuk bawahannya, dia buat rok span dengan model lurus selutut. Dengan menggunakan kain batik bermotif sama, rok tersebut diberi belahan pinggir. Hal ini dimaksudkan agar selain memudahan si pemakai untuk berjalan, belah pinggir ini pun menambah aksen seksi namun tetap bersahaja dan sopan dengan balutan kain khas tradisional.

"Untuk kain batik, selama ini kami masih banyak mengambil dari pulau Jawa. Terutama batik Solo, mereka memiliki pewarnaan yang lebih alami, motifnya lebih beragam, dan cukup banyak digemari. Selain motif dan warna batik Solo yang otentik , kini batik Solo juga banyak warna pastel dan warna muda yang ditonjolkan," kata dia.

Bagi Lucy, mendesain sebuah busana dari kain tradisional tidaklah mudah. Selain mengkhususkan diri untuk kursus pembuatan pola, dia pun mempelajari berbagai macam filosofi, makna, hingga pembuatan motif batik itu sendiri. Salah satu tantangan yang cukup berat, dimana motif pada kain batik, khususnya batik tulis, itu tidak pernah benar-benar sama. Guratan cairan malam pada cangklong pembatik, akan berbeda satu sama lain. Untuk itu, nilai seni dari kain batik pun, akan berbeda dengan kain lainnya.

Tak hanya batik, kain nusantara yang kini tengah naik daun pun adalah kain dengan motif tenun Bali. Lewat desain dress Seruni, dia menghadirkan desain busana crop top. Model atasannya mengambil crop top yang simple namun tetap kasual, dipadukan dengan bawahan rok span atas pinggang atau high waist.

Dengan warna denim, Lucy memadukan ketepatan motif kain songket bali pada bagian tengah dan beberapa bagian pinggiran busana. Dengan model yang simple, busana semacam ini pun, tidak hanya cocok dikenakan pada acara formal, tetapi juga kasual.

"Pada dasarnya kain nusantara memiliki nilai seni yang lebih tinggi, karena prosesnya yang tak instan. Namun, agar kain nusantara seperti batik itu bertahan di tengah gempuran merek-merek asing, mau tidak mau, desain busana pun harus diupayakan bisa digunakan pada acara-acara keseharian, mauphn formal. Menjadikan busana sehari-hari kita dnegan identitas kebangsaan yang kita miliki," pungkas dia.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6672 seconds (0.1#10.140)