Film Pokemon Live Action Jadi Subyek Perang Panas Studio Besar
A
A
A
LOS ANGELES - Selama 20 tahun terakhir, Pokemon telah menjadi salah satu franchise game terkondang sejagat sepanjang masa. Franchise ini punya beragam game, manga, film animasi, show televisi dan bahkan mobile game yang akan datang. Kini, film adaptasi live action franchise ini menjadi subjek perang tawar menawar lisensi yang panas.
Menurut The Hollywood Reporter, sebuah lelang rahasia saat ini sedang digelar untuk menentukan siapa yang akan memenangkan hak untuk membuat adaptasi live-action film Pokemon ini. Ini tentu saja menjadi sesuatu yang besar bagi studio dan perusahaan besar. Terutama karena Pokemon baru saja merayakan ulang tahun ke-20 di pasar.
Berdasarkan laporan IGN, Warner Bros. adalah salah satu perusahaan yang berusaha keras mendapatkan lisensi untuk film ini. Tentu saja, ini masuk akal karena studio itu telah merilis sejumlah film animasi Pokemon.
Pesaing berat Warner Bros. adalah Sony. Lalu, perusahaan lain yang muncul sebagai kandidat kuat di lelang rahasia itu adalah Legendary Entertainment. Sebagai catatan, Legendary dan Warner Bros. pernah berkolaborasi untuk membuat sejumlah film monster di Godzilla-Kong Cinematic Universe.
The Hollywood Reporter menuturkan, Legendary mungkin akan memenangkan perang ini. Jika benar, maka akan muncul masalah baru. Legendary sebagian dikuasai Dalian Wanda Group asal China. Dan, karena ketegangan politik antara China dan Jepang, maka ini akan memicu permasalahan dalam kemitraan antara Legendary dan Nintendo.
Meski begitu, orang dalam industri ini tampaknya lebih menyukai perusahaan produksi non-Hollywood untuk menangani hak lisensi film untuk franchise game Nintendo. Menurut Ollie Barder dari Forbes, Hollywood sama sekali tidak memahami bagaimana kerja pop culture dan game Jepang. Apalagi, industri film masih yakin bahwa mereka berada di kompetisi langsung dengan industri game. Meninggalkan franchise seperti Pokemon di tangan rumah produksi Hollywood bisa menghasilkan kegagalan seperti Super Mario Bros. pada 1990an.
“Sebuah kemitraan dengan Hollywood akan berakhir dalam bencana dan jika kalian tidak percaya, tontonlah Bob Hoskins sebagai Mario. Masa depan dystopian gelap menanti kita jika Hollywood kembali lagi mencakar Nintento,” ujar Barder yang dikutip Yibada.
Menurut The Hollywood Reporter, sebuah lelang rahasia saat ini sedang digelar untuk menentukan siapa yang akan memenangkan hak untuk membuat adaptasi live-action film Pokemon ini. Ini tentu saja menjadi sesuatu yang besar bagi studio dan perusahaan besar. Terutama karena Pokemon baru saja merayakan ulang tahun ke-20 di pasar.
Berdasarkan laporan IGN, Warner Bros. adalah salah satu perusahaan yang berusaha keras mendapatkan lisensi untuk film ini. Tentu saja, ini masuk akal karena studio itu telah merilis sejumlah film animasi Pokemon.
Pesaing berat Warner Bros. adalah Sony. Lalu, perusahaan lain yang muncul sebagai kandidat kuat di lelang rahasia itu adalah Legendary Entertainment. Sebagai catatan, Legendary dan Warner Bros. pernah berkolaborasi untuk membuat sejumlah film monster di Godzilla-Kong Cinematic Universe.
The Hollywood Reporter menuturkan, Legendary mungkin akan memenangkan perang ini. Jika benar, maka akan muncul masalah baru. Legendary sebagian dikuasai Dalian Wanda Group asal China. Dan, karena ketegangan politik antara China dan Jepang, maka ini akan memicu permasalahan dalam kemitraan antara Legendary dan Nintendo.
Meski begitu, orang dalam industri ini tampaknya lebih menyukai perusahaan produksi non-Hollywood untuk menangani hak lisensi film untuk franchise game Nintendo. Menurut Ollie Barder dari Forbes, Hollywood sama sekali tidak memahami bagaimana kerja pop culture dan game Jepang. Apalagi, industri film masih yakin bahwa mereka berada di kompetisi langsung dengan industri game. Meninggalkan franchise seperti Pokemon di tangan rumah produksi Hollywood bisa menghasilkan kegagalan seperti Super Mario Bros. pada 1990an.
“Sebuah kemitraan dengan Hollywood akan berakhir dalam bencana dan jika kalian tidak percaya, tontonlah Bob Hoskins sebagai Mario. Masa depan dystopian gelap menanti kita jika Hollywood kembali lagi mencakar Nintento,” ujar Barder yang dikutip Yibada.
(alv)