Pentingnya Stimulasi Orangtua untuk Pertumbuhan Kecerdasan Anak
A
A
A
JAKARTA - Dalam rangka memperingati HUT IDAI ke-62 dan Hari Anak Nasional 2016, RSIA Evasari menggelar sebuah acara diskusi bertajuk Temu Wicara Kesehatan Anak. Dengan mengusung tema ‘Bagaimana Menjadikan Anak Sehat, Tinggi, dan Cerdas’, temu wicara kali ini dipandu oleh dr. Reni Wigati, Sp.A(K) yang menjelaskan secara rinci mengenai segala hal yang mempengaruhi kesehatan, pertumbuhan, dan kecerdasan anak.
“Jadi untuk modal dasar pertumbuhan anak, yang harus diperhatikan adalah mulai dari nutrisinya. Kalau nutrisinya sudah kita penuhi, kita juga harus memerhatikan kebutuhan physic biomedic yang lain, misalnya dia butuh bergerak, aktivitas fisik, dia juga butuh imunisasi, supaya dia tidak gampang sakit,” papar dr. Reni ketika ditemui di RSIA Evasari, Jakarta, Sabtu (4/6/2016).
Lebih lanjut dr. Reni menjelaskan bahwa stimulasi dari orangtua terhadap anak adalah salah satu hal yang penting dilakukan. “Anak juga harus mendapatkan stimulasi dan kasih sayang supaya dia menjadi anak yang cerdas. Nah, kecerdasan itu multiple, tidak hanya melulu soal kecerdasan yang logis atau matematika, tapi seorang anak itu kita juga harus perhatikan kecerdasan yang lainnya, seperti emotional intelligence dan social skill-nya seperti apa,” tutur dia.
Sementara itu, untuk pertumbuhan tinggi pada fisik anak, ada hormon-hormon yang perlu diperhatikan oleh orang tua bahkan sejak anak baru saja lahir. Kemudian jika hormon tersebut tidak ada masalah, aktivitas fisik yang rutin seperti berolah raga atau beraktivitas outdoor lainnya juga penting dilakukan oleh anak agar pertumbuhan tingginya berjalan dengan baik.
“Lalu untuk pertumbuhan tinggi, kita perhatikan dari modal nutrisi lalu ada hormon-hormon yang terlibat yang bisa kita pantau dari saat kelahiran, seperti tiroid yang bisa langsung kita atasi kalau ada masalah sesaat setelah bayinya lahir itu bisa langsung diterapi,” ujar Sekretaris Bidang Ilmiah IDAI itu.
Orangtua pun masih harus memperhatikan pertumbuhan anak ketika dia telah memasuki usia remaja. Karena di usia ini, mereka mengalami perkembangan hormon untuk menuju kedewasaan.
“Kemudian setelah dia remaja kita lihat juga hormon pertumbuhannya seperti apa. Tentu juga kembali harus dilengkapi dengan aktivitas fisik, karena nutrisi yang didapatkan anak bisa tidak terserap tulang bila tidak disertai dengan aktivitas fisik dan paparan sinar matahari,” imbuh dia.
Menurut dokter yang juga seorang ibu dengan dua orang anak ini, hal-hal yang seringkali terlewatkan atau terlupakan oleh para orangtua saat ini adalah tentang kecerdasan majemuk dan masalah tinggi badan yang seringkali terlambat menyadarinya. Selain itu, kesehatan yang juga beragam tak hanya kesehatan fisik namun juga psikis agaknya kurang disadari oleh orangtua.
“Yang suka terlewat oleh para ibu atau orangtua saat ini yang saya lihat adalah soal cerdas majemuk tadi sama tentang tinggi badan. Kalau soal tinggi badan itu biasanya ngeh-nya terlambat. Seringnya itu. Tapi kalau masalah kesehatan saya rasa orangtua sudah aware bahwa anaknya harus sehat, tapi sehat juga harus yang lengkap ya, bukan hanya secara fisik tapi juga emotionally, psikis,” pungkasnya.
“Jadi untuk modal dasar pertumbuhan anak, yang harus diperhatikan adalah mulai dari nutrisinya. Kalau nutrisinya sudah kita penuhi, kita juga harus memerhatikan kebutuhan physic biomedic yang lain, misalnya dia butuh bergerak, aktivitas fisik, dia juga butuh imunisasi, supaya dia tidak gampang sakit,” papar dr. Reni ketika ditemui di RSIA Evasari, Jakarta, Sabtu (4/6/2016).
Lebih lanjut dr. Reni menjelaskan bahwa stimulasi dari orangtua terhadap anak adalah salah satu hal yang penting dilakukan. “Anak juga harus mendapatkan stimulasi dan kasih sayang supaya dia menjadi anak yang cerdas. Nah, kecerdasan itu multiple, tidak hanya melulu soal kecerdasan yang logis atau matematika, tapi seorang anak itu kita juga harus perhatikan kecerdasan yang lainnya, seperti emotional intelligence dan social skill-nya seperti apa,” tutur dia.
Sementara itu, untuk pertumbuhan tinggi pada fisik anak, ada hormon-hormon yang perlu diperhatikan oleh orang tua bahkan sejak anak baru saja lahir. Kemudian jika hormon tersebut tidak ada masalah, aktivitas fisik yang rutin seperti berolah raga atau beraktivitas outdoor lainnya juga penting dilakukan oleh anak agar pertumbuhan tingginya berjalan dengan baik.
“Lalu untuk pertumbuhan tinggi, kita perhatikan dari modal nutrisi lalu ada hormon-hormon yang terlibat yang bisa kita pantau dari saat kelahiran, seperti tiroid yang bisa langsung kita atasi kalau ada masalah sesaat setelah bayinya lahir itu bisa langsung diterapi,” ujar Sekretaris Bidang Ilmiah IDAI itu.
Orangtua pun masih harus memperhatikan pertumbuhan anak ketika dia telah memasuki usia remaja. Karena di usia ini, mereka mengalami perkembangan hormon untuk menuju kedewasaan.
“Kemudian setelah dia remaja kita lihat juga hormon pertumbuhannya seperti apa. Tentu juga kembali harus dilengkapi dengan aktivitas fisik, karena nutrisi yang didapatkan anak bisa tidak terserap tulang bila tidak disertai dengan aktivitas fisik dan paparan sinar matahari,” imbuh dia.
Menurut dokter yang juga seorang ibu dengan dua orang anak ini, hal-hal yang seringkali terlewatkan atau terlupakan oleh para orangtua saat ini adalah tentang kecerdasan majemuk dan masalah tinggi badan yang seringkali terlambat menyadarinya. Selain itu, kesehatan yang juga beragam tak hanya kesehatan fisik namun juga psikis agaknya kurang disadari oleh orangtua.
“Yang suka terlewat oleh para ibu atau orangtua saat ini yang saya lihat adalah soal cerdas majemuk tadi sama tentang tinggi badan. Kalau soal tinggi badan itu biasanya ngeh-nya terlambat. Seringnya itu. Tapi kalau masalah kesehatan saya rasa orangtua sudah aware bahwa anaknya harus sehat, tapi sehat juga harus yang lengkap ya, bukan hanya secara fisik tapi juga emotionally, psikis,” pungkasnya.
(alv)