Bermain Game Terlalu Lama Picu Kematian

Selasa, 02 Agustus 2016 - 02:31 WIB
Bermain Game Terlalu Lama Picu Kematian
Bermain Game Terlalu Lama Picu Kematian
A A A
JAKARTA - Waspada jika Anda gemar bermain video game. Memang menyenangkan, tetapi bisa menyebabkan masalah pada kesehatan. Yang terburuk, bisa berujung pada kematian.

Studi yang diterbitkan dalam Journal of Medical Case Reports menjelaskan pemain game terancam kehilangan nyawanya setelah bermain video game 8 jam sehari dan dilakukan 4 hari berturut-turut. Pasien tersebut kemudian mencari bantuan medis, setelah melihat adanya pembengkakan yang disertai nyeri pada kakinya.

Hasil pemeriksaan dokter menyatakan pasien yang tidak disebutkan identitasnya itu memiliki deep vein thrombosis dan pembekuan darah pada kakinya. Kondisi ini bisa terjadi sementara dan jangka waktu yang lama. Jika dibiarkan, memicu terjadinya emboli paru yang bisa mengancam jiwa jika gumpalan darah tersebut menuju ke paru-paru.

Dilansir ABC News, pasien tersebut dilaporkan baru menyadari gejala tersebut di hari kedua bermain video game. Sayangnya, dia tak langsung berkonsultasi ke dokter. Padahal, dokter mengatakan kondisi tersebut bisa disembuhkan dengan obat-obatan jika pasien segera melaporkan kondisinya.

Jangka waktu bermain video game setiap harinya pun diketahui terus meningkat. Penelitian yang dilakukan Kaiser Family Foundation mengatakan, dari 26 menit per hari di 1999, menjadi 1 jam 13 menit per hari pada 2010.

Di 2011 pria asal Inggris juga diketahui meninggal akibat emboli paru setelah bermain video game selama 12 jam per hari. Selain itu, kasus serupa juga terjadi di Penang, remaja bernama Ong meninggal setelah bermain game komputer selama 15 jam nonstop.

Para ahli menilai, video game menyebabkan seseorang untuk diam dan menyelesaikan permainannya. Ahli jantung di Brigham and Women's Hospital di Boston Dr Gregory Piazza mengatakan merokok dan mengalami masalah hormonal bisa menyebabkan seseorang berisiko terkena emboli paru.

Agar terhindar dari deep vein thrombosis, para ahli menyarankan untuk menghindari kegiatan yang berdiam diri. Pastikan Anda selalu terus bergerak, termasuk berada dalam perjalanan di pesawat terbang.

Sementara untuk gejala, di antaranya pembengkakan kaki, nyeri di bagian ekstremitas bawah atau atas ekstremitas.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8935 seconds (0.1#10.140)