Ini Pengaruh Tour de Singkarak 2016 Bagi Wisata Indonesia

Sabtu, 06 Agustus 2016 - 13:57 WIB
Ini Pengaruh Tour de...
Ini Pengaruh Tour de Singkarak 2016 Bagi Wisata Indonesia
A A A
PADANG - Tour de Singkarak (TdS) 2016 sudah diluncurkan Menteri Pariwisata Arief Yahya di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kemenpar, Jalan Medan Merdeka Barat Jakarta, pekan lalu. Suasana peluncuran berlangsung meriah, dihadiri Gubernur Irwan Prayitno dan seluruh bupati-walikota yang dilintasi balapan sepeda internasional tersebut.

Optimisme terus dibangun di Bumi Minang Kabau dengan sport tourism yang sanggup mengangkat destinasi Sumbar di level global.

Arief mengatakan secara teknis TdS 2016 itu sebagai event, cara untuk mencapai tujuan. Salah satu atraksi man made yang mengundang orang datang. "Selebihnya, yang harus dipikirkan adalah 3A, yakni Atraksi, Akses dan Amenitas, sebagai destinasi berkelas dunia. Deatinasi halal yang sedang didorong agar bisa mendatangkan wisman yang lebih besar," kata dia.

Selain itu, Arief juga sudah membicarakan kemajuan pariwisata di launching tersebut. Lalu bagaimana mengawalinya? CEO Commitment! Ketika gubernur, bupati, walikota serius, penuh komitmen membangun pariwisata, semua akan lancar dan cepat menuju ujung tujuan. Begitu pun sebaliknya. Kalau tidak serius, maka hanya akan menjadi wacana yang tak berujung.

Gubernur Irwan Prayitno pernah memposting tulisan yang cukup menarik mengenai Tour de Singkarak 2016, di mana perhelatan ini memperngaruhi pariwisata Indonesia.

“Pada 25 Juli 2016 lalu saya menghadiri peluncuran Tour de Singkarak (TdS) 2016 yang dibuka Menteri Pariwisata Arief Yahya di Jakarta. Saya memberi apresiasi kepada Menteri Arief yang antusias berbicara tentang pariwisata Sumbar. Bahkan di satu waktu beliau lengkap menyampaikan data pendapatan penduduk di sekitar sebuah kawasan wisata yang sudah mengalami kenaikan berkat adanya kawasan wisata tersebut yang makin ramai dikunjungi wisatawan. Ini membuktikan bahwa sektor pariwisata terbukti meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Irwan.

Selain itu, apresiasi juga diberikan kepada Kementerian Pariwisata RI, Pemerintahan Kota/Kabupaten, Aparat TNI dan Polri, Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI), dan seluruh pemangku kepentingan pariwisata dan persepedaan yang telah menunjukkan kesiapannya berpartisipasi mensukseskan TdS 2016 ini yang merupakan perhelatan yang kedelapan.

“Saya juga memberikan apresiasi kepada masyarakat Sumbar yang selama ini tertib dalam menonton TdS dan juga rekan-rekan media yang sudah melakukan liputan TdS,” ujarnya.

Di tengah kemeriahan dan optimisme persiapan TdS 2016 ini, tetap ada yang bertanya apakah TdS berpengaruh terhadap pariwisata Sumbar? Untuk menjawab hal ini, Irwan memaparkan beberapa informasi yang bisa menjelaskannya.

Setelah tujuh kali digelar TdS, ternyata sudah bermunculan destinasi wisata baru yang makin dikenal masyarakat lebih luas lagi. Tidak lagi Danau Singkarak semata. Beberapa di antaranya, Pantai Carocok, Pantai Gandoriah, Pantai Padang, Lembah Harau, Kelok 9, Pantai Tiram, Istana Pagaruyuang, dan masih ada lagi yang lainnya. Di samping itu juga ada Masjid Raya Sumbar, Tugu Perdamaian dan Tugu IORA yang sudah dijadikan tempat berfoto bagi para wisatawan.

Destinasi wisata ini makin dikenal masyarakat karena Start dan Finish setiap etape berada di destinasi wisata. Dengan diliput media dalam dan luar negeri seperti Euro Sport, menjadikan berbagai destinasi wisata tersebut makin dikenal masyarakat dalam penyajian yang berbeda, yaitu event balap sepeda. Bahkan tumpukan kliping pemberitaan TdS setiap kali diadakan yang dikumpulkan oleh Kementerian Pariwisata RI tingginya mencapai 1 meter. Ini menunjukkan massifnya pemberitaan TdS oleh banyak media.

Selain itu, lebih 1.000 kilometer jalan yang diperbaiki setiap tahun untuk jalur balap sepeda menyebabkan semakin lancarnya arus orang, barang, dan jasa sehingga turut memudahkan wisatawan mengunjungi berbagai destinasi wisata yang ada di Sumbar.

TdS juga merupakan event balap sepeda dengan jumlah penonton terbanyak peringkat ke-5 di dunia berdasarkan data Amouri Sport Organization (ASO) dan Union Cycliste Internationale (UCI). Dan diakui UCI sebagai event dengan “very high level security.”

“Ini artinya masyarakat mendukung dan menikmati event TdS ini karena juga sebagai hiburan bagi mereka,” jelas dia.

Selain itu, dengan sudah berlangsungnya TdS selama 7 kali, semakin banyak masyarakat yang sadar bahwa event tahunan ini bermanfaat pula untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, di mana mereka bisa menjual oleh-oleh, souvenir, ragam kuliner maupun menyediakan penginapan di sekitar kawasan wisata, baik selama berlangsungnya TdS maupun di luar TdS.

Hotel dan penginapan lainnya, umumnya selalu penuh tiap kali penyelenggaraan TdS berlangsung. Bahkan di beberapa tempat yang masuk di etape tertentu tidak tersedia hotel dan penginapan yang cukup sehingga rombongan yang ingin menginap akhirnya kembali ke Padang.

Pertambahan hotel dan homestay di Sumbar sebenarnya cukup signifikan. Pada 2010 jumlahnya mencapai 263 unit, kemudian meningkat menjadi 388 unit pada 2015 atau dari jumlah kamar, ada tambahan hampir 3.000 kamar baru.

Komitmen dan konsistensi penyelenggaraan TdS di satu sisi memperlihatkan adanya iklim yang kondusif bagi pariwisata dan juga investasi. Karena dari situ bisa dilihat adanya keamanan yang baik sehingga pembangunan dan investasi bisa berjalan. Selain itu TdS juga menjadi sebab munculnya event serupa di Indonesia seperti Tour de Ijen (Banyuwangi) dan Tour de Flores yang juga berkonsep “sport tourism.”

“Artinya pemerintah daerah lain melihat bahwa event olahraga seperti balap sepeda bisa menjadi ajang promosi efektif destinasi wisata yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” terang Irwan.

TdS merupakan ajang promosi pariwisata dan budaya Sumbar kepada publik di Indonesia dan luar negeri, meskipun pernah diselenggarakan pada masa sulit, seperti masa pemulihan akibat gempa 2009, TdS sekaligus memperlihatkan kebangkitan kembali sekaligus eksistensi pariwisata Sumbar.

Dari 4 kota/kabupaten yang berpartisipasi pada awalnya, kini hampir seluruh kota/kabupaten berpartisipasi. “Semoga dengan kebersamaan yang makin kokoh ini, pariwisata Sumbar semakin baik ke depannya, yang berujung kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” harap Irwan.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1135 seconds (0.1#10.140)