Mengenal Produk High End Indonesia

Jum'at, 26 Agustus 2016 - 20:50 WIB
Mengenal Produk High End Indonesia
Mengenal Produk High End Indonesia
A A A
TOKYO - Libur musim panas di Jepang tahun ini, khususnya di kota Hiroshima disemarakkan dengan hadirnya Indonesia Fair 2016. Dari tahun ke tahun berbagai produk kerajinan berkualitas Indonesia berpartisipasi dalam in-store promotion.

Kali ini di pertokoan bergengsi Mitsukoshi-Hiroshima, kerja sama Hiroshima-Mitsukoshi Co.Ltd, Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Osaka, Indonesian Trade Promotion Center di Osaka, La Leur Co.,Ltd, dan 13 produk Indonesia, menyuguhkan warna kehangatan bagi pelanggan setia di lantai utama Mitsukoshi.

Acara yang berlangsung selama seminggu, 9-15 Agustus 2016 ini dihadiri President Mitsukoshi Department Store Hirofumi Matsui dan Ketua Hiroshima-Indonesia Association Kozo Tamura.

Ini adalah kali kedua Indonesia ikut ambil bagian dalam in-store exhibition di departement store berkelas Mitsukoshi Hiroshima, di mana sebelumnya ikut hadir pada 2012.

Di mata para exhibitor, kesempatan mempromosikan hasil karya anak bangsa Indonesia seperti ini dianggap mampu memberi penilaian dan umpan balik yang sesungguhnya kepada kualitas produk Indonesia yang dipamerkan. Tentu saja lebih mengenal selera tinggi masyarakat Jepang terhadap berbagai produk high end Indonesia yang ditampilkan ini.

Tercatat ada 10 perusahan langsung dari Indonesia dan tiga perusahaan dari Jepang yang mengelola produk-produk Indonesia di Jepang yang berpartisipasi dengan kualitas tinggi. Mereka adalah Runa Jewelry (Silver Jewelry), Deer Leather (Tas Kulit Domba), Scano Exotic Indonesia (Tas Kulit Reptil), Karitaloka (Shawl Batik), Galery Batik Jawa (Batik Indigo), Sumba Art (Batik Beads Bag), Boutique Tuty Cholid (Tenun Apparel), Kanawida (Indigo Linen Apparel), Negarawan International Group (RHY Rattan Beads Bag), Amanda Tania (Batik dan Tenun Ikat), Salju (Indonesia Tea), Oshare Komachi (Ata Bag), dan Myu-International (Indonesia Antik Furniture).

Pada Agustus ini memang menjadi bulan penting bagi warga kota. Ada sejarah bagi Jepang, bahkan dunia di jaman Perang Dunia II, di mana masyarakat Jepang menjalani perayaan Obong (mendoakan para leluhur yang sudah tiada). Pada kesempatan itu masyarakat Jepang ‘pulang kampung’ untuk berkumpul bersama keluarga.

Hari libur tersebut dipergunakan mereka untuk mengunjungi keluarga dan berjalan-jalan di pertokoan dan obyek-obyek turis lainnya. Jadi tepat waktu jika Indonesia Fair kali ini mengambil kesempatan di musim panas, di mana Kota Hiroshima dipilih karena memiliki potensi besar untuk menarik minat warganya mengenal produk-produk Indonesia.

“Event ini termasuk dalam kegiatan mempromosikan kerja sama bisnis dan budaya antara Indonesia dan Jepang,” kata Konsul Jenderal Konsulat Jenderal Republik Indonesia Wisnu Edi Pratigno dalam sambutannya.

“Selanjutnya diharapkan bisa rutin terselenggara agar produk-produk nonmigas Indonesia semakin dikenal masyarakat Jepang,” tambah dia.

Penjualan selama seminggu ini sangat menggembirakan. Masyarakat Jepang-Hiroshima lebih mengenal lagi akan Indonesia. “Kami pun sangat memperhatikan after sales service, ITPC akan menjembatani jika diperlukan,” kata Direktur Indonesian Trade Promotion Center Hotmida Purba.

Bagi para peserta in-store exhibition yang sudah berkali-kali dan rutin mengikuti event serupa, selalu ada pengalaman baru menghadapi para pelanggan Jepang. Ini yang penting untuk selalu meningkatkan kualitas.

Runa Jewelry yang sudah sejak 2000 masuk ke Jepang ke berbagai Department Store ternama, terus mempersembahkan kerajinan perak high end product-nya, memiliki pelanggan setia di setiap kota di Jepang yang didatangi, termasuk di Mitsukoshi Hiroshima ini.

Demikian dengan halnya tas kulit buaya dan kulit ular Phyton. “Tas kulit reptil ini ada peminat khusus dan buatan Indonesia ini sangat bersaing dalam soal harga dengan kualitas tak kalah dengan yang dibuat Jepang,” jelas Oni Meilani dari Scano yang sudah berkali-kali ikut pameran di Jepang.

Scano dibuat dengan memperhatikan CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora). Begitu juga Deer Leather, tas kulit domba yang dianyam halus, sangat ringan.

“Suatu waktu pameran di Jepang, begitu buka koper, langsung diserbu buyer,” kata Era menceritakan suksesnya di pameran tahun sebelumnya.

Untuk tenun, seperti tenun Rang-rang dari Bali dan tenun ikat yang diproduksi desainer Tuty Cholid, juga memiliki peminat khusus dengan motif-motif ikat yang sangat memiliki cirikhas tinggi. Orang Jepang sangat paham dengan sistem pewarnaan kain secara ikat –di Jepang dikenal dengan kain Shibori.

Busana Kana yang mengedepankan pewarnaan Indigo, sudah mendapat tempat di hati orang Jepang, “Motif yang saya buat sengaja menyesuaikan dengan minat mata orang Jepang,’’ ujar Sancaya Rini.

Pewarnaan serupa, Indigo adalah highlight yang ditampilkan Galeri Batik Jawa dari Yogyakarta, di mana para perempuan Jepang sangat senang mengenakan scarf batik natural indigo ini di leher.

Sumba Art Bag yang menampilkan tas batik yang dipayet indah juga tak sepi peminat, meski menjadi peserta baru.

“Terlihat ada minat yang menggembirakan terhadap tas rotan etnik dengan sentuhan manik motif Dayak,” kata Emi Helmi dari RHY’s Rattan Beads Bag.

“Tas jenis anyaman keranjang memang sangat digemari orang Jepang di musim panas ini karenanya tas rotan buatan perajin Dayak dengan sentuhan manik-manik ini sangat lain daripada yang lain, inilah nilai lebihnya,” tambahnya.

Amanda Tania yang baru kali ini masuk ke pasar Jepang juga mendapat perhatian dari pelanggan Mitsukoshi. Busana untuk musim panas terbuat dari batik dan tenun bahan yang tipis dari berbagai wilayah di Indonesia pun menemukan peminatnya.

“Kegiatan seperti ini diharapkan mampu meningkatkan perdagangan Indonesia-Jepang, selain juga menjajaki peluang menarik investor Jepang, khususnya dari Hiroshima ke Indonesia,” tutup Wisnu Edi Pratignyo.

Rahmayanti Helmi Yanuariadi (Hiroshima)
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6076 seconds (0.1#10.140)