Musik Angklung Pukau Seniman Jepang
A
A
A
JAKARTA - Paduan suara angklung begitu menggema di Indonesia Week 2016. Keindahan irama dari alat music khas Jawa Barat ini pun memukau warga Osaka dan seniman Jepang. Mereka menilai suara angklung seperti musik Kitaro yang terkenal di Jepang.
Seniman Osaka Yasuko Matsumoto yang hadir bersama dengan sejumlah seniman lain yang tergabung dalam Kai Osaka ini mengaku datang secara khusus untuk menikmati musik angklung yang kala itu dimainkan Insperto AWI dan Arumba Bandung.
"Mereka mampu menginstrumen lagu kami (Jepang), Kojo No Tsuki dan Kokoro Tomo," ucap Yasuko dengan senyum, Minggu (28/8/2016).
Yasuko memang sudah sejak lama ingin menyaksikan pertunjukan alat music dari bamboo khas Indonesia itu. Terlebih dia memang senang dengan bunyi alat musik tradisional, seperti bunyi khas beduk dan petikan kecapi. Sebab, hal itu membuat dirinya merasakan tenang. Dengan memasukan suara kicau burung, dia menilai suasana zaman dahulu kembali tercipta.
"Angklung Indonesia tak kalah dengan jenis musik Kitaro, ini punya nilai seni dan jual yang tinggi," ujar dia.
Seniman Jepang lainnya, Sawamura Hidetoshi juga mengapresiasi angklung yang dimainkan dengan kompak di Indonesia Week 2016, bahkan dia dengan lantang ikut bernyanti Tanah Air Beta dengan iringan musik angklung.
Bagi Sawamura, Indonesia sudah tidak asing lagi. Latar belakang sejarah antara kedua negara menjadi alasan tersendiri. Bahkan dia mengaku mempelajari lebih dalam, budaya maupun adat istiadat Indonesia.
Sekedar informasi, Kai Osaka merupakan perkumpulan orang-orang Jepang yang mempelajari budaya Indonesia. Tak heran saat angklung diperkenalkan di Indonesia Week 2016 di Osaka, komunitas ini pun antusias.
"Saya cinta Indonesia. Saya sengaja datang ke sini untuk mengetahui lebih banyak tentang Indonesia, tentunya sambil bermain angklung," terang Sawamura.
Seniman Osaka Yasuko Matsumoto yang hadir bersama dengan sejumlah seniman lain yang tergabung dalam Kai Osaka ini mengaku datang secara khusus untuk menikmati musik angklung yang kala itu dimainkan Insperto AWI dan Arumba Bandung.
"Mereka mampu menginstrumen lagu kami (Jepang), Kojo No Tsuki dan Kokoro Tomo," ucap Yasuko dengan senyum, Minggu (28/8/2016).
Yasuko memang sudah sejak lama ingin menyaksikan pertunjukan alat music dari bamboo khas Indonesia itu. Terlebih dia memang senang dengan bunyi alat musik tradisional, seperti bunyi khas beduk dan petikan kecapi. Sebab, hal itu membuat dirinya merasakan tenang. Dengan memasukan suara kicau burung, dia menilai suasana zaman dahulu kembali tercipta.
"Angklung Indonesia tak kalah dengan jenis musik Kitaro, ini punya nilai seni dan jual yang tinggi," ujar dia.
Seniman Jepang lainnya, Sawamura Hidetoshi juga mengapresiasi angklung yang dimainkan dengan kompak di Indonesia Week 2016, bahkan dia dengan lantang ikut bernyanti Tanah Air Beta dengan iringan musik angklung.
Bagi Sawamura, Indonesia sudah tidak asing lagi. Latar belakang sejarah antara kedua negara menjadi alasan tersendiri. Bahkan dia mengaku mempelajari lebih dalam, budaya maupun adat istiadat Indonesia.
Sekedar informasi, Kai Osaka merupakan perkumpulan orang-orang Jepang yang mempelajari budaya Indonesia. Tak heran saat angklung diperkenalkan di Indonesia Week 2016 di Osaka, komunitas ini pun antusias.
"Saya cinta Indonesia. Saya sengaja datang ke sini untuk mengetahui lebih banyak tentang Indonesia, tentunya sambil bermain angklung," terang Sawamura.
(tdy)