SPS Pusat Pilih Menpar Arief Yahya Sebagai Tokoh Inspirasional 2016

Kamis, 01 September 2016 - 17:33 WIB
SPS Pusat Pilih Menpar Arief Yahya Sebagai Tokoh Inspirasional 2016
SPS Pusat Pilih Menpar Arief Yahya Sebagai Tokoh Inspirasional 2016
A A A
Sepuluh Top Destinasi Prioritas atau yang lebih sering dipopulerkan oleh Menpar Arief Yahya sebagai 10 “Bali Baru” rupanya mengundang perhatian serius SPS—Serikat Perusahaan Pers Pusat. Organisasi yang dulu bernama Serikat Penerbit Surat Kabar dan didirikan di Yogyakarta, sejak 8 Juni 1946 itu mengapresiasi langkah Kemenpar dengan membentuk tim pokja percepatan 10 destinasi. Rabu malam, 31 Agustus 2016, awarding itu dilaunching di Chrystal Room, Hotel Aston Semarang, di atas panggung “Karya Inspirasional untuk Bangsa.”

Menteri Pariwisata Arief Yahya terpilih sebagai “Tokoh Publik dengan Karya Inspirasional” dalam ajang The 5th Indonesia Public Relations Awards & Summit (IPRAS) 2016 versi SPS itu. Sertifikat sebagai pemberi inspirasi itu diserahkan oleh Ketua Harian SPS 2015—2019, Ahmad DJauhar. Ini adalah kali kedua Arief mendapatkan anugerah penghargaan dari SPS Pusat yang memiliki lebih dari 471 anggota (perusahaan media cetak) di 30 cabang di Indonesia itu.

Tahun lalu, Arief dengan berbagai terobosan di Kemenpar juga menerima award serupa di Gedung Dewan Pers, Kebun Sirih, Jakarta. Tahun 2016 ini dewan jurinya cukup kredibel, yakni: Silih Agung Wasesa, Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan PR Indonesia (APPRI), Thoriq Hadad Direktur Produksi Majalah Tempo, Eko Sulistio Deputi IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staff Presiden, Maria Wongsonagoro IPM PR dan Ahmad Djauhar Ketua Harian SPS Pusat.

Bukan hanya sosok personal Arief yang mendapatkan penghargaan. Tapi juga lembaga yang dia pimpin, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia juga mendapatkan apresiasi sebagai “Lembaga Publik dengan Karya Inspirasional.”

Mengapa disebut inspirasional? Menurut Ahmad Djauhar, Ketua Harian SPS, karena program PR yang dirancang dan dilaksanakan mampu menginspirasi dan memberikan pengaruh positif pada khalayak luas.

“Program itu inspirasional juga karena mampu mengkomunikasikan sesuatu visi yang menarik dan dapat meraih kepercayaan publik terhadap apa yang sedang dikampanyekan,” kata Ahmad Djauhar.

Di forum itu, Arief menyampaikan kata kunci bahwa pariwisata adalah penyumbang PDB, Devisa dan Lapangan Kerja yang paling mudah, murah dan cepat. “Pertama soal PDB, pariwisata menyumbangkan 10% PDB nasional, dengan nominal tertinggi di ASEAN. Jarang-jarang kita punya angka terbaik di regional kan? Di sini kita dapat,” ucap Arief.

Kedua, PDB pariwisata nasional tumbuh 4,8% dengan trend naik sampai 6,9%, jauh lebih tinggi daripada industri agrikultur, manufaktur otomotif dan pertambangan. Ketiga, devisa pariwisata USD 1 Juta, menghasilkan PDB USD 1,7 Juta atau 170%. Itu terbilang tertinggi dibanding industri lainnya.

“Jadi kalau selama ini orang mengkategorikan industri itu menjadi migas dan nonmigas, maka kelak industri itu akan menjadi pariwisata dan non pariwisata,” ujar Arief yang disambut tepuk tangan hadirin.

Bagaimana dengan devisa? Menurut pria asli Banyuwangi ini, saat ini Pariwisata masih menempati posisi ke-4 penyumbang devisa nasional, sebesar 9,3% dibandingkan industri lainnya. Tapi, pertumbuhan penerimaan devisa pariwisata itu tertinggi, yaitu 13%. Sedangkan industri minyak gas bumi, batubara, dan minyak kelapa sawit yang pertumbuhannya negatif. “Ini penting: Biaya marketing yang diperlukan hanya 2% dari proyeksi devisa yang dihasilkan,” kata lulusan ITB Bandung itu.

Soal tenaga kerja yang paling rumit dihadapi oleh negeri ini, Pariwisata itu penyumbang 9,8 juta lapangan pekerjaan, atau sebesar 8,4% secara nasional dan menempati urutan ke-4 dari seluruh sektor industri. Dalam penciptaan lapangan kerja, sektor pariwisata tumbuh 30% dalam waktu 5 tahun. “Itu pertumbuhan yang sangat signifikan,” ucap dia.

Pariwisata itu, lanjut dia, disebut pencipta lapangan kerja termurah, karena bisa menciptakan peluang kerja hanya dengan USD5.000/satu pekerjaaan. “Coba banding dengan rata-rata industri lainnya yang sudah sebesar USD 100.000/satu pekerjaan,” kata Arief.

Tokoh lain yang mendapatkan penghargaan adalah Bupati Banyuwangi Abdulah Azwar Anas, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Sedang Kementerian dan Lembaga lain yang mendapatkan awards adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), KPK, Kemenkeu dan Kementerian ESDM.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7254 seconds (0.1#10.140)