Kemenpar Undang Fam Trip Diver dan Media Thailand
A
A
A
JAKARTA - Salah satu trik promosi pariwisata yang paling efektif adalah memperkenalkan langsung pada para endorser. Biarkan mereka melihat, menyentuh, merasa, mendengar dan menemukan langsung sensasi keajaiban alam dan budaya dengan destinasi. Itulah yang akan dilakukan dengan Program Diving Fam Trip (Familirization Trip, red)-Thailand Operators And Media 2016 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, pada 4-10 September 2016.
Sedikitnya ada 48 media dan dive operator dari Thailand yang bakal diundang ke Labuan Bajo untuk eksplorasi keindahan di sana. “Bagi awak media, mereka bisa membuat reporting kepada pembaca dan pemirsanya, melalui tulisan, foto-foto, dan gambar bergerak atau video. Mereka adalah influencers yang bisa mempengaruhi orang lain yang membaca laporan kesaksian mereka dari Labuan Bajo,” kata Rizki Handayani Mustafa, Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Tenggara Kementerian Pariwisata di Jakarta.
Sedangkan buat dive operators, menurut Rizki, mereka bisa merasakan sensasinya, lalu membuat paket-paket tur sampai ke Labuan Bajo. Ketika mereka sudah merasakan, mereka juga bisa menceritakan dan menjual paket dengan lebih nyata. Tidak takut dan ragu nantinya kena komplain dari konsumen yang kecewa.
“Kita berani begitu, karena alam atau nature kita memang world class. Tidak perlu diragukan kalau atraksi alamnya di Labuan Bajo,” ungkapnya.
Mengapa pilihannya pada Thailand, bukankah Thailand juga memiliki banyak dive site dan snorkel site? Dan mereka tidak harus jauh-jauh ke Indonesia kalau hendak berwisata bahari.
“Wisatawan bahari itu selalu ingin menemukan hal baru. Selalu ingin melihat yang belum pernah dia lihat. Selalu ingin mengejar sensasi baru yang lebih keren. Dan kita nomor dua di dunia versi CNN International. Nomor satunya Raja Ampat. Maka kita yakin berani bersaing dan sangat memenuhi syarat untuk itu,” tambah Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Menpar mengaku pernah berkeliling Labuan Bajo, Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pink Beach, Manta Point, tempat persembunyian kalong berukuran besar dan lainnya.
"Perfect. Bagi yang suka wisata bahari, di sinilah salah satu surganya!," kata Arief Yahya yang menyebut saat ini yang sedang populer adalah menggunakan kapal phinisi dari Bali sampai Labuan Bajo, dari pulau ke pulau.
Program ini merupakan salah satu bentuk upaya promosi pariwisata Indonesia, khususnya wisata minat khusus diving dengan mengundang media dan dive operator dari Thailand.
Menurut Rizki, program tersebut juga rangkaian program pencapaian target jumlah angka kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 12 juta pengunjung pada tahun 2016.
Wisatawan mancanegara dari Thailand akan diajak menikmati langsung keindahan alam Indonesia, yaitu daerah Labuan Bajo, NTT. Ada Komodo, yang sudah mendunia, karena satu-satunya kadal raksasa yang hanya hidup di Pulau Komodo, Pulau Rinca dan Pulau Padar. Belum lagi terumbu karang yang terlihat jelas, karena air lautnya sangat jernih.
“Selain menyelam, peserta akan juga akan diajak ke destinasi-destinasi wisata disekitar diving spot, trekking dan mempertemukan dive operator Thailand dengan dive operator lokal dalam program business matching,” ungkap Rizki.
Thailand juga salah satu negara di Asia Tenggara yang juga menawarkan wisata diving yang cukup bersaing. “Thailand juga memiliki potensi wisatawan minat khusus serta memiliki banyak ekspatriat dari berbagai negara. Dengan melaksanakan promosi yang tepat, mereka merupakan peluang besar sebagai calon wisatawan potensial ke Indonesia,” paparnya.
Ditambahkan, Diving Fam Trip-Thailand Operator And Media tidak hanya dilaksanakan di Labuan Bajo saja. Tapi juga dilaksanakan di Banda, Ternate dan Gorontalo. “Di Banda akan dilaksanakan tanggal 23-29 September 2016. Ternate tanggal 3-9 Oktober 2016 dan di Gorontalo tanggal 7-13 November 2016,” katanya.
Sedikitnya ada 48 media dan dive operator dari Thailand yang bakal diundang ke Labuan Bajo untuk eksplorasi keindahan di sana. “Bagi awak media, mereka bisa membuat reporting kepada pembaca dan pemirsanya, melalui tulisan, foto-foto, dan gambar bergerak atau video. Mereka adalah influencers yang bisa mempengaruhi orang lain yang membaca laporan kesaksian mereka dari Labuan Bajo,” kata Rizki Handayani Mustafa, Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Tenggara Kementerian Pariwisata di Jakarta.
Sedangkan buat dive operators, menurut Rizki, mereka bisa merasakan sensasinya, lalu membuat paket-paket tur sampai ke Labuan Bajo. Ketika mereka sudah merasakan, mereka juga bisa menceritakan dan menjual paket dengan lebih nyata. Tidak takut dan ragu nantinya kena komplain dari konsumen yang kecewa.
“Kita berani begitu, karena alam atau nature kita memang world class. Tidak perlu diragukan kalau atraksi alamnya di Labuan Bajo,” ungkapnya.
Mengapa pilihannya pada Thailand, bukankah Thailand juga memiliki banyak dive site dan snorkel site? Dan mereka tidak harus jauh-jauh ke Indonesia kalau hendak berwisata bahari.
“Wisatawan bahari itu selalu ingin menemukan hal baru. Selalu ingin melihat yang belum pernah dia lihat. Selalu ingin mengejar sensasi baru yang lebih keren. Dan kita nomor dua di dunia versi CNN International. Nomor satunya Raja Ampat. Maka kita yakin berani bersaing dan sangat memenuhi syarat untuk itu,” tambah Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Menpar mengaku pernah berkeliling Labuan Bajo, Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pink Beach, Manta Point, tempat persembunyian kalong berukuran besar dan lainnya.
"Perfect. Bagi yang suka wisata bahari, di sinilah salah satu surganya!," kata Arief Yahya yang menyebut saat ini yang sedang populer adalah menggunakan kapal phinisi dari Bali sampai Labuan Bajo, dari pulau ke pulau.
Program ini merupakan salah satu bentuk upaya promosi pariwisata Indonesia, khususnya wisata minat khusus diving dengan mengundang media dan dive operator dari Thailand.
Menurut Rizki, program tersebut juga rangkaian program pencapaian target jumlah angka kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 12 juta pengunjung pada tahun 2016.
Wisatawan mancanegara dari Thailand akan diajak menikmati langsung keindahan alam Indonesia, yaitu daerah Labuan Bajo, NTT. Ada Komodo, yang sudah mendunia, karena satu-satunya kadal raksasa yang hanya hidup di Pulau Komodo, Pulau Rinca dan Pulau Padar. Belum lagi terumbu karang yang terlihat jelas, karena air lautnya sangat jernih.
“Selain menyelam, peserta akan juga akan diajak ke destinasi-destinasi wisata disekitar diving spot, trekking dan mempertemukan dive operator Thailand dengan dive operator lokal dalam program business matching,” ungkap Rizki.
Thailand juga salah satu negara di Asia Tenggara yang juga menawarkan wisata diving yang cukup bersaing. “Thailand juga memiliki potensi wisatawan minat khusus serta memiliki banyak ekspatriat dari berbagai negara. Dengan melaksanakan promosi yang tepat, mereka merupakan peluang besar sebagai calon wisatawan potensial ke Indonesia,” paparnya.
Ditambahkan, Diving Fam Trip-Thailand Operator And Media tidak hanya dilaksanakan di Labuan Bajo saja. Tapi juga dilaksanakan di Banda, Ternate dan Gorontalo. “Di Banda akan dilaksanakan tanggal 23-29 September 2016. Ternate tanggal 3-9 Oktober 2016 dan di Gorontalo tanggal 7-13 November 2016,” katanya.
(nfl)