Efek Samping Sering Edit Foto Sebelum Diunggah ke Medsos
A
A
A
JAKARTA - Demi tampil menarik di media sosial, banyak orang yang mengedit fotonya dengan berbagai aplikasi. Tak hanya orang dewasa, kebiasaan ini juga kerap dilakukan mereka yang masih remaja.
Dilansir dari Essential Kids, pakar anak dan teknologi, Kristy Goodwin menjelaskan, bahwa mengedit foto sebelum diunggah ke media sosial bertujuan mencari pengakuan dari netizen. Dengan demikian, mereka mengetahui nilai diri di mata orang lain melalui likes atau komentar yang diterima.
Penelitian yang dilakukan oleh AVG Technologies dengan melibatkan 335 responden dewasa dan 302 anak di Australia ini menemukan, hal tersebut biasanya terjadi pada mereka yang masih berusia muda.
Di mana 41 responden remaja mengaku senang mengedit fotonya sebelum diunggah ke sosial media, agar terlihat lucu. Sementara 26% responden lain mengaku ingin terlihat lebih baik dan 35% responden remaja mengaku tidak mengedit fotonya sama sekali.
"Setiap kegiatan mengedit foto demi mendapat kesempurnaan dari pihak luar memiliki konsekuensi untuk merusak citra diri dan kepercayaan diri para remaja putra dan putri," papar Goodwin.
Umumnya mereka pun berharap foto yang diunggah di media sosial bisa diterima dan disukai banyak orang. Jika berhasil diterima, para remaja pun menilai apa yang dilakukannya merupakan hal yang tepat. Namun, berbeda pada orang dewasa. Goodwin mengungkapkan, banyaknya pengalaman membuat mereka tidak perlu mengedit foto sebelum diunggah di media sosial.
"Meski kadang berusaha memposting foto yang sempurna juga bisa menyebabkan masalah pada orang dewasa, tetapi hal ini lebih rentan terjadi pada anak dan remaja. Di usia tersebut, kondisi psikologis mereka masih labil dan sedang dalam pencarian jati diri. Untuk itu, penting adanya pendampingan dari orang tua," pungkasnya.
Pendampingan bisa dilakukan dengan mengawasi penggunaan media sosial dan internet anak. Jangan lupa berteman di media sosial anak dan yang terpenting tanamkan bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan yang harus diterima.
Dilansir dari Essential Kids, pakar anak dan teknologi, Kristy Goodwin menjelaskan, bahwa mengedit foto sebelum diunggah ke media sosial bertujuan mencari pengakuan dari netizen. Dengan demikian, mereka mengetahui nilai diri di mata orang lain melalui likes atau komentar yang diterima.
Penelitian yang dilakukan oleh AVG Technologies dengan melibatkan 335 responden dewasa dan 302 anak di Australia ini menemukan, hal tersebut biasanya terjadi pada mereka yang masih berusia muda.
Di mana 41 responden remaja mengaku senang mengedit fotonya sebelum diunggah ke sosial media, agar terlihat lucu. Sementara 26% responden lain mengaku ingin terlihat lebih baik dan 35% responden remaja mengaku tidak mengedit fotonya sama sekali.
"Setiap kegiatan mengedit foto demi mendapat kesempurnaan dari pihak luar memiliki konsekuensi untuk merusak citra diri dan kepercayaan diri para remaja putra dan putri," papar Goodwin.
Umumnya mereka pun berharap foto yang diunggah di media sosial bisa diterima dan disukai banyak orang. Jika berhasil diterima, para remaja pun menilai apa yang dilakukannya merupakan hal yang tepat. Namun, berbeda pada orang dewasa. Goodwin mengungkapkan, banyaknya pengalaman membuat mereka tidak perlu mengedit foto sebelum diunggah di media sosial.
"Meski kadang berusaha memposting foto yang sempurna juga bisa menyebabkan masalah pada orang dewasa, tetapi hal ini lebih rentan terjadi pada anak dan remaja. Di usia tersebut, kondisi psikologis mereka masih labil dan sedang dalam pencarian jati diri. Untuk itu, penting adanya pendampingan dari orang tua," pungkasnya.
Pendampingan bisa dilakukan dengan mengawasi penggunaan media sosial dan internet anak. Jangan lupa berteman di media sosial anak dan yang terpenting tanamkan bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan yang harus diterima.
(nfl)