Indonesian Street Festival Kepung Kawasan Bukit Bintang

Senin, 05 September 2016 - 20:29 WIB
Indonesian Street Festival...
Indonesian Street Festival Kepung Kawasan Bukit Bintang
A A A
KUALA LUMPUR - Branding Wonderful Indonesia benar-benar mengepung kawasan pariwisata Bukit Bintang Kuala Lumpur, Malaysia. Semua sudut pusat perbelanjaan, pusat lifestyle, cafe-restoran, dan kuliner andalan ibu kota Malaysia itu penuh dengan segala rupa atribut Indonesia. Tentu hal ini menghebohkan warga Malaysia, ekspatriat, maupun wisatawan yang sedang berlibur di pusat kota itu.

Namanya, Indonesian Street Festival 2016. Jadi sepanjang jalan dibungkus dengan Wonderful Indonesia. Atraksi kesenian yang ditampilkan di Bukit Bintang itu menghebohkan warga Malaysia. Acara Indonesia Street Festival 2016 sendiri dihelat selama 4 hari di sepanjang Starhill Gallery hingga Lot 10 Shopping Center, di Bukit Bintang, Kuala Lumpur, Malaysia, yakni pada Kamis hingga Sabtu (1-4/9/2016).

Ada beragam konsep acara menarik di antaranya, pentas kesenian, parade kostum karnival, instalasi seni dari bambu, pentas musik tradisional-modern, hingga pameran produk kerajinan dan makanan khas Indonesia. Semua aktivasi branding tersebut memantik perhatian publik di Malaysia.

Penampilan Kuda Lumping Banyuwangi yang dimainkan Paguyuban Arek Banyuwangi (PAB) misalnya, selalu mengundang decak kagum para penonton yang memadati walkway depan pintu masuk Lot 10 Shopping Center.

Para penonton enjoy menikmati tarian tradisional yang dibawakan dengan energik lima penari pria. Dengan berpakaian mirip prajurit dengan hiasan yang berwarna-warni, mereka kompak memainkan tarian yang dikenal juga dengan nama “Jaranan”.

Saat kelima penari menunggangi mainan berbentuk kuda dari anyaman bambu dan tangan kanan memegang cambuk mulai berlarian, sembari sesekali membunyikan cambuk yang menghasilkan efek suara menggelar, penonton pun riuh bertepuk tangan.

Kemeriahan makin tercipta karena suara musik slompret, kendang, kempul, bonang, dan gong saling bersahutan mengiringi gerak para penari. Rombongan turis dari Yordania yang menonton mengaku terkesima dengan tarian yang dimainkan ini.

“Traditional dance-nya menarik. Saya baru pertama kali melihatnya. Saya sangat excited,” kata Nasser Abdullah yang sengaja menyempatkan waktu menonton gelaran Indonesia Street Festival saat berada di Bukit Bintang.

Melihat pertunjukkan spektakuler itu, dia berharap tahun depan bisa berlibur ke Indonesia bersama keluarga. Adanya gelaran Indonesia Street Festival ini memang membantunya memperoleh gambaran tentang rencana liburannya pada tahun mendatang.

Senada dengan Yap Hip yang tidak lain warga Malaysia. Selama ini jika ke Indonesia, dia hanya sempat berkunjung ke Jakarta dan Bali saja. Ternyata, dari Indonesian Street Festival 2016 banyak tempat menarik yang layak dikunjungi.

Dia pun tertarik mengunjungi Pulau Komodo, setelah melihat Photo Booth komodo yang dipajang di depan pintu masuk Lot 10 Shopping Center. “Ini (komodo) ternyata benar masih ada. Jadi ingin melihat langsung ke sana,” kata Yap Hin yang mengaku bekerja di perusahaan milik pemerintah.

Masih ada beberapa agenda acara promosi Wonderful Indonesia yang juga menarik perhatian warga Malaysia dan wisman. Di ruang pameran di dalam Lot 10 Shopping Center, pengunjung terbius dengan workshop membatik yang diadakan Apip’s batik dari Jogja.

“Banyak warga Malaysia, Jordania, dan Arab Saudi yang mampir ke booth saya untuk bertanya tentang membatik. Kebetulan saya membawa perlengkapan membatik, jadi bisa langsung praktik. Selain itu, mereka membeli batik yang didisplay di sini. Yang laku kain batik yang warnanya cerah, tapi soft, elegan,” kata Hendra, seniman batik dari Apip’s Batik.

Tak ketinggalan workshop siluet wajah hingga kuliner khas Indonesia, pertunjukan musik tradisional keroncong, batak, kerajinan, dan fashion show yang diminati pengunjung.

Asisten Deputi Pengembangan Pasar Pariwisata Asia Tenggara Rizki Handayani mengatakan beragam acara dan atraksi kesenian yang di Indonesian Street Festival sengaja dihadirkan untuk menarik perhatian turis mancanegara, khususnya Malaysia sehingga makin banyak jumlahnya yang berkunjung ke Indonesia.

“Malaysia pasar potensial. Tahun lalu kunjungan wisman Malaysia berkontribusi 1,2 juta orang. Tahun ini sesuai target Pak Menteri kita akan genjot hingga 2 juta kunjungan wisman Malaysia,” kata Rizki.

Untuk totol kunjungan wisman tahun lalu, Malaysia menempati posisi kedua, setelah Singapura dan Tiongkok dari total kunjungan wisman ke Indonesia yang mencapai 10,406.759 juta. Selain itu, Rizki mengatakan melalui kegiatan branding ini diharapkan wisman Malaysia mengenal destinasi lain, di luar Jakarta, Bali, Bandung, atau Yogjakarta, yang selama ini menjadi tujuan utama.

Indonesia yang multientik dan multikultur ini banyak memiliki keindahan dan keunikan tempat wisata lain. “Kita mulai segmented. Ada market-market potensial lainnya. Kita mulai jual Semarang, Bangka Belitung, Lombok, Palembang. Respons cukup bagus,” ungkap Rizki.

Melihat antusiasme penonton maupun pengunjung Indonesian Street Festival 2016 yang mencapai 100 ribu, Rizki optimistis target wisman ke Indonesia dapat tercapai. “Selain dengan aktivasi berupa atraksi kesenian, kami juga menyebar brosur pameran MATTA Fair 2016 tentang bermacam destinasi wisata Indonesia. Selanjutnya mereka kita arahkan melihat booth kita dan membeli paket wisata di MATTA Fair yang sedang berlangsung,” terang dia.

Menpar Arief Yahya sebenarnya berharap Lombok segera memiliki kawasan seperti Bukit Bintang, Kuala Lumpur, di mana ribuan turis asal Middle East berjalan-jalan nyaman di Bukit Bintang. Ada kawasan cafe, restoran, tempat belanja, street food, yang bisa dicontoh dan disukai oleh wisatan Timur Tengah.

“Dalam pengembangan halal destination sepertinya harus punya benchmark dan Bukit Bintang ini bisa dijadikan contoh yang mudah,” kata Arief.

Semua papan nama selalu menggunakan tiga-empat bahasa. Inggris, China, Arab, terkadang ditambahkan Melayu biar bisa dimengerti orang Indonesia yang sedang berjalan-jalan di Kuala Lumpur. Street food area pun begitu bersih, tidak ada sampah, tidak beraroma sampah, dan wisman asyik untuk berjalan kaki. Tidak takut terserempet mobil karena lebih banyak yang berjalan-jalan kaki.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1090 seconds (0.1#10.140)