Menikmati Uniknya Sate dengan Sambal Tumis di Warung Uyenk
A
A
A
BANDUNG - Bagi Anda pencinta sate di kota Bandung, tentu sudah tidak asing jika sate ayam, sapi, atau kambing, disajikan dengan bumbu kacang. Namun, ada yang lain dari sate yang disajikan di Warung Uyenk.
Cafe dengan konsep warung yang berlokasi di jalan Sulanjana kota Bandung ini, menyajikan daging sate dengan bumbu yang berbeda. Begitu pun dengan pengolahan dagingnya sendiri, itu lain dari biasanya.
Menurut sang juru masak, Budi Trisnahadi, umumnya daging yang akan dijadikan sate tidak dibumbui macam-macam. Tapi, dia membuat sate yang sebelumnya sudah dibumbui terlebih dahulu. Sebelum ditusukkan pada tusukan sate, daging ayam/sapi/domba-nya dibumbui dengan bumbu dasar seperti bawang merah, bawang putih, cabai merah, dan kencur. Setelah bumbu ulekan tersebut meresap ke dalam daging, lalu dibakar di atas bara.
"Sambil dibakar, kita pun tetap memberikan glassing berupa saus sambal. Sehingga rasa daging yang gurih dan pedas ini lebih menyatu," ujarnya.
Selain itu, keunikan lainnya, sate daging ini pun tidak disajikan dengan bumbu kacang, seperti sate-sate pada umumnya. Tapi, sate ini disajikan dengan sambal tumis, yang di dalamnya berisi bawang merah, bawang putih, kemiri, kencur, ketumbar, cabai merah, cabai rawit yang sangat pedas, kemudian semuanya ditumis.
Selain menu sate yang pedasnya bisa disesuaikan tadi, anda pun bisa mencicipi aneka sajian seblak, salah satunya Seblak Ceker Seuhah Geuneuk. Istilah seuhah geuneuk dalam bahasa sunda saja, bisa dimaknai pedas yang sangat membekas.
Budi menyebutkan, seblak yang satu ini merupakan gabungan antara sup yang ada kuahnya, dengan rasa seblak yang khas dengan pedasnya. Ceker yang sebelumnya sudah direbus hingga empuk, kemudian diberikan kuah kaldu ayam dan diberi bumbu rempah. Kuah kaldunya pun diberikan jahe, lada hitam bubuk, cabai merah, cabai gendot, cabai rawit, dan diberikan sedikit kecap manis.
"Bagi anda yang tidak telalu suka pedas, bisa pesan disesuaikan dengan selera saja," ujar Budi.
Tak hanya itu, anda pun bisa mencicipi Cilok Seblak. Seperti umumnya bahan dasar pembuatan seblak, perbedaannya hanya pada penambahan beberapa bumbu rempah pada kaldu ayamnya, seperti jahe, kencur, serta lada hitam. Penambahan bumbu ini diharapkan agar rasa kuah cilok seblak tidak hanya pedas, namun juga hangat di tubuh saat dikonsumsi.
Untuk ciloknya, dibuat seperti biasanya namun dibumbui tumisan bumbu rempah. Setelah itu, baru kuah kaldu yang telah dibumbui tadi, disiramkan ke cilok-cilok tersebut dan dimasak hingga kuahnya mengental.
Sebagai kafe dengan konsep warung, tempat ini pun tidak hanya menyajikan makanan khas kota Bandung yang serba pedas, namun juga berbagai jenis sajian mi. Jadi, bagi anda yang berkunjung ke Bandung dan ingin mencicipi makanan yang dijamin enak, harga terjangkau, dan tempat berkelas kafe, Anda harus menyambangi tempat yang satu ini.
Cafe dengan konsep warung yang berlokasi di jalan Sulanjana kota Bandung ini, menyajikan daging sate dengan bumbu yang berbeda. Begitu pun dengan pengolahan dagingnya sendiri, itu lain dari biasanya.
Menurut sang juru masak, Budi Trisnahadi, umumnya daging yang akan dijadikan sate tidak dibumbui macam-macam. Tapi, dia membuat sate yang sebelumnya sudah dibumbui terlebih dahulu. Sebelum ditusukkan pada tusukan sate, daging ayam/sapi/domba-nya dibumbui dengan bumbu dasar seperti bawang merah, bawang putih, cabai merah, dan kencur. Setelah bumbu ulekan tersebut meresap ke dalam daging, lalu dibakar di atas bara.
"Sambil dibakar, kita pun tetap memberikan glassing berupa saus sambal. Sehingga rasa daging yang gurih dan pedas ini lebih menyatu," ujarnya.
Selain itu, keunikan lainnya, sate daging ini pun tidak disajikan dengan bumbu kacang, seperti sate-sate pada umumnya. Tapi, sate ini disajikan dengan sambal tumis, yang di dalamnya berisi bawang merah, bawang putih, kemiri, kencur, ketumbar, cabai merah, cabai rawit yang sangat pedas, kemudian semuanya ditumis.
Selain menu sate yang pedasnya bisa disesuaikan tadi, anda pun bisa mencicipi aneka sajian seblak, salah satunya Seblak Ceker Seuhah Geuneuk. Istilah seuhah geuneuk dalam bahasa sunda saja, bisa dimaknai pedas yang sangat membekas.
Budi menyebutkan, seblak yang satu ini merupakan gabungan antara sup yang ada kuahnya, dengan rasa seblak yang khas dengan pedasnya. Ceker yang sebelumnya sudah direbus hingga empuk, kemudian diberikan kuah kaldu ayam dan diberi bumbu rempah. Kuah kaldunya pun diberikan jahe, lada hitam bubuk, cabai merah, cabai gendot, cabai rawit, dan diberikan sedikit kecap manis.
"Bagi anda yang tidak telalu suka pedas, bisa pesan disesuaikan dengan selera saja," ujar Budi.
Tak hanya itu, anda pun bisa mencicipi Cilok Seblak. Seperti umumnya bahan dasar pembuatan seblak, perbedaannya hanya pada penambahan beberapa bumbu rempah pada kaldu ayamnya, seperti jahe, kencur, serta lada hitam. Penambahan bumbu ini diharapkan agar rasa kuah cilok seblak tidak hanya pedas, namun juga hangat di tubuh saat dikonsumsi.
Untuk ciloknya, dibuat seperti biasanya namun dibumbui tumisan bumbu rempah. Setelah itu, baru kuah kaldu yang telah dibumbui tadi, disiramkan ke cilok-cilok tersebut dan dimasak hingga kuahnya mengental.
Sebagai kafe dengan konsep warung, tempat ini pun tidak hanya menyajikan makanan khas kota Bandung yang serba pedas, namun juga berbagai jenis sajian mi. Jadi, bagi anda yang berkunjung ke Bandung dan ingin mencicipi makanan yang dijamin enak, harga terjangkau, dan tempat berkelas kafe, Anda harus menyambangi tempat yang satu ini.
(alv)