Gangguan Detak Jantung Picu Kematian Mendadak
A
A
A
JAKARTA - Gangguan detak atau irama jantung yang juga disebut aritmia menjadi penyakit yang harus diwaspadai. Pasalnya saat ini jumlahnya terus meningkat, seiring pertumbuhan penduduk dan perubahan gaya hidup masyarakat.
Penyakit ini memiliki gejala yang luas, mulai tanpa gejala, stroke yang fatal hingga sudden cardiac death atau kematian mendadak.
"Jantung punya banyak komponen. Selain otot, pembuluh darah, katup, selaput jantung, ada komponen listrik jantung. Aritmia atau yang disebut juga gangguan irama jantung menggangu sistem kelistrikan jantung," kata Ahli jantung dari Rumah Sakit Harapan Kita Dr dr Yoga Yuniadi SpJP(K) saat jumpa pers di Hotel Doubletree, Jakarta, Rabu (5/10/2016).
Umumnya, kematian mendadak akibat aritmia disebabkan detak jantung yang terlalu cepat, di mana penyakit ini membuat detak jantung terlalu cepat di atas 200 per menit. Aritmia juga bisa membuat detak jantung saat istirahat menjadi lambat hingga di bawah 50.
"Kasus aritmia yang sebabkan detak jantung cepat hampir 84% dari sekian macam jenis aritmia. Kebanyakan karena ventrikel aritmia atau gangguan di ruang bilik jantung. Sementara aritmia yang sebabkan jantung berdetak lambat sebabkan kematian," jelasnya.
Jika jantung berdetak cepat, jantung akan bergetar hebat. Akibatnya, alirah darah ke organ penting seperti otak akan terhambat. "Penderita akan pingsan. Jika kondisi ini terjadi dengan waktu yang lama dalam hitungan menit makan bisa menyebabkan meninggal secara mendadak," terang Yoga.
Kendati demikian, kematian akibat aritmia bisa dicegah dengan melakukan bantuan hidup dasar atau menggunakan alat pacu jantung otomatis. "Pencegahan dengan pemasangan alat ICD bisa diberikan kepada orang dengan faktor risiko aritmia, seperti penderita jantung koroner atau orang yang pernah alami serangan jantung," pungkasnya.
Penyakit ini memiliki gejala yang luas, mulai tanpa gejala, stroke yang fatal hingga sudden cardiac death atau kematian mendadak.
"Jantung punya banyak komponen. Selain otot, pembuluh darah, katup, selaput jantung, ada komponen listrik jantung. Aritmia atau yang disebut juga gangguan irama jantung menggangu sistem kelistrikan jantung," kata Ahli jantung dari Rumah Sakit Harapan Kita Dr dr Yoga Yuniadi SpJP(K) saat jumpa pers di Hotel Doubletree, Jakarta, Rabu (5/10/2016).
Umumnya, kematian mendadak akibat aritmia disebabkan detak jantung yang terlalu cepat, di mana penyakit ini membuat detak jantung terlalu cepat di atas 200 per menit. Aritmia juga bisa membuat detak jantung saat istirahat menjadi lambat hingga di bawah 50.
"Kasus aritmia yang sebabkan detak jantung cepat hampir 84% dari sekian macam jenis aritmia. Kebanyakan karena ventrikel aritmia atau gangguan di ruang bilik jantung. Sementara aritmia yang sebabkan jantung berdetak lambat sebabkan kematian," jelasnya.
Jika jantung berdetak cepat, jantung akan bergetar hebat. Akibatnya, alirah darah ke organ penting seperti otak akan terhambat. "Penderita akan pingsan. Jika kondisi ini terjadi dengan waktu yang lama dalam hitungan menit makan bisa menyebabkan meninggal secara mendadak," terang Yoga.
Kendati demikian, kematian akibat aritmia bisa dicegah dengan melakukan bantuan hidup dasar atau menggunakan alat pacu jantung otomatis. "Pencegahan dengan pemasangan alat ICD bisa diberikan kepada orang dengan faktor risiko aritmia, seperti penderita jantung koroner atau orang yang pernah alami serangan jantung," pungkasnya.
(tdy)