Kenali Gejala Stroke Iskemik
A
A
A
JAKARTA - Saat ini stroke merupakan penyebab kematian ketiga di dunia, setelah penyakit jantung koroner dan kanker, baik di negara maju maupun negara berkembang. Diperkirakan satu dari 10 kematian disebabkan stroke. Secara global, 15 juta orang terserang stroke setiap tahunnya, satu pertiga meninggal dan sisanya mengalami kecacatan permanen.
Stroke merupakan gangguan fungsi otak atau gangguan suplai darah ke otak secara mendadak, disebabkan semata-mata oleh gangguan pembuluh darah di otak dan dapat mengakibatkan kematian.
Stroke timbul secara mendadak dan gejalanya menetap selama 24 jam, dan secara umum, ada dua macam stroke yakni, stroke trombholitic atau yang dikenal dengan stroke penyumbatan dan stroke hemoragic atau yang dikenal dengan stroke perdarahan. Namun, dari seluruh jumlah penderita stroke, penyumbatan atau iskemik lebih banyak diderita, yaitu 80% dari total penderita stroke.
Spesialis Neurologis Siloam TB Simatupang dr Peter Gunawan Ng SpS FAf Neurologir memaparkan beberapa fakta terkait stroke, menurutnya tidak sedikit masyarakat menyadari kesehatan saraf perlu diwaspadai sejak usia dini.
“Minimnya kesadaran masyarakat dapat berdampak sangat serius, misalnya terjadi sumbatan pembuluh darah bisa mengakibatkan gangguan suplai darah ke otak. Jika kita bicara Stroke, kita bicara waktu, perlu diketahui, stroke merupakan penyebab kecacatan atau disabilitas nomor satu di Indonesia,” kata dr Peter dalam Seminar Kesehatan di RS Siloam TB Simatupang, beberapa waktu lalu.
Dr Peter menyebutkan perlunya waspada terhadap beberapa faktor-faktor risiko terjadinya stroke antara lain, usia. Smakin tua seseorang, risiko serangan stroke makin tinggi. Resiko lainnya tekanan darah tinggi, diabetes dan kolesterol tinggi, sleep Apneu atau mendengkur, kegemukan/ obesitas, gangguan irama jantung, gangguan irama jantung yakni atrial fibrilosis berisiko 5x lebih besar untuk terjadi stroke, kebiasaan merokok, kebiasaan minum alkohol.
“Untuk gejala terjadinya stroke, pada umumnya sangat luas, tergantung pada bagian otak yang mengalami sumbatan. Hal itu mengingat area otak yang sangat luas sehingga belum tentu semua pasien mengalami gejala stroke,” ujarnya.
Namun, dr Peter menekankan masyarakat perlu mengenali gejala stroke yang dikenal dengan FAST yakni Face; wajah mencong atau tidak simetris, Arm; lengan lemas, tidak bertenaga, Speech; bicara cadel atau pelo.
“Jika menemukan gejala tersebut, ingat TIME, jangan buang waktu, hubungi segera ambulance, golden hours period pada serangan stroke hanya 3 sampai 4,5 jam saja,” terang dr Peter.
Golden period penanganan stroke adalah waktu yang tepat dan cepat dalam menangani stroke yang menyerang secara tiba-tiba, masa di mana serangan stroke harus ditangani 3 jam sampai 4,5 jam setelah stroke menyerang.
"Trombolysis merupakan terapi yang akan dilakukan pada golden period stroke tersebut. Di saat itu tindakan thrombolysis berguna untuk melepaskan sumbatan yang ada di pembuluh darah otak. Dengan trombolisis aliran darah yang tersumbat akan dilancarkan," jelasnya.
Stroke merupakan gangguan fungsi otak atau gangguan suplai darah ke otak secara mendadak, disebabkan semata-mata oleh gangguan pembuluh darah di otak dan dapat mengakibatkan kematian.
Stroke timbul secara mendadak dan gejalanya menetap selama 24 jam, dan secara umum, ada dua macam stroke yakni, stroke trombholitic atau yang dikenal dengan stroke penyumbatan dan stroke hemoragic atau yang dikenal dengan stroke perdarahan. Namun, dari seluruh jumlah penderita stroke, penyumbatan atau iskemik lebih banyak diderita, yaitu 80% dari total penderita stroke.
Spesialis Neurologis Siloam TB Simatupang dr Peter Gunawan Ng SpS FAf Neurologir memaparkan beberapa fakta terkait stroke, menurutnya tidak sedikit masyarakat menyadari kesehatan saraf perlu diwaspadai sejak usia dini.
“Minimnya kesadaran masyarakat dapat berdampak sangat serius, misalnya terjadi sumbatan pembuluh darah bisa mengakibatkan gangguan suplai darah ke otak. Jika kita bicara Stroke, kita bicara waktu, perlu diketahui, stroke merupakan penyebab kecacatan atau disabilitas nomor satu di Indonesia,” kata dr Peter dalam Seminar Kesehatan di RS Siloam TB Simatupang, beberapa waktu lalu.
Dr Peter menyebutkan perlunya waspada terhadap beberapa faktor-faktor risiko terjadinya stroke antara lain, usia. Smakin tua seseorang, risiko serangan stroke makin tinggi. Resiko lainnya tekanan darah tinggi, diabetes dan kolesterol tinggi, sleep Apneu atau mendengkur, kegemukan/ obesitas, gangguan irama jantung, gangguan irama jantung yakni atrial fibrilosis berisiko 5x lebih besar untuk terjadi stroke, kebiasaan merokok, kebiasaan minum alkohol.
“Untuk gejala terjadinya stroke, pada umumnya sangat luas, tergantung pada bagian otak yang mengalami sumbatan. Hal itu mengingat area otak yang sangat luas sehingga belum tentu semua pasien mengalami gejala stroke,” ujarnya.
Namun, dr Peter menekankan masyarakat perlu mengenali gejala stroke yang dikenal dengan FAST yakni Face; wajah mencong atau tidak simetris, Arm; lengan lemas, tidak bertenaga, Speech; bicara cadel atau pelo.
“Jika menemukan gejala tersebut, ingat TIME, jangan buang waktu, hubungi segera ambulance, golden hours period pada serangan stroke hanya 3 sampai 4,5 jam saja,” terang dr Peter.
Golden period penanganan stroke adalah waktu yang tepat dan cepat dalam menangani stroke yang menyerang secara tiba-tiba, masa di mana serangan stroke harus ditangani 3 jam sampai 4,5 jam setelah stroke menyerang.
"Trombolysis merupakan terapi yang akan dilakukan pada golden period stroke tersebut. Di saat itu tindakan thrombolysis berguna untuk melepaskan sumbatan yang ada di pembuluh darah otak. Dengan trombolisis aliran darah yang tersumbat akan dilancarkan," jelasnya.
(tdy)