Target 20 Juta Tahun 2019, Sekjen UNWTO Terkaget-Kaget

Selasa, 11 Oktober 2016 - 11:40 WIB
Target 20 Juta Tahun 2019, Sekjen UNWTO Terkaget-Kaget
Target 20 Juta Tahun 2019, Sekjen UNWTO Terkaget-Kaget
A A A
MADRID - Sinyal yang dilempar Presiden Joko Widodo bahwa pariwisata bakal menjadi "core business" dan "backbone" perekonomian negeri ke depan, memompa spirit Menpar Arief Yahya. Mantan Dirut PT Telkom ini semakin rajin berkalibrasi dengan lembaga-lembaga kredibel dunia dengan deretan track record yang paling terpercaya.

Dia berkaca di World Economic Forum (WEF), lembaga yang mengeluarkan Travel and Tourism Competitiveness Index pada 141 negara di Jenewa, Swiss. Nah, pada Senin, 10 Oktober 2016, Arief berkunjung ke markas lembaga PBB yang mengurus pariwisata UNWTO di Madrid, Spanyol. Ini adalah kunjungan kedua, setelah tahun 2015 lalu juga menjalin komunikasi aktif dan belajar dari kisah sukses banyak negara di dunia dalam mengelola pariwisata.

"Kami sudah ikuti resep UNWTO, dan kami ingin lakukan percepatan," ujar Arief di Madrid.

Pria asal Banyuwangi ini memang idealis untuk urusan pekerjaan profesional yang dibebankan di pundaknya. Selama hampir dua tahun menjadi pilot Kemenpar, dia konsisten dengan segala terobosan dan gaya korporasi untuk mencapai targat 20 juta di 2019. Segala kelihaian di bidang marketing, pengalaman membangun portofolio bisnis, hingga mentransformasi mental kinerja SDM-nya terus dijalani dengan sabar.

"Saya percaya, hanya Imajinasi dan Aksi yang bisa merubah dunia. Semangat yang tinggi akan mencari jalannya sendiri untuk sukses," ucap Arief.

Selama hampir 150 menit, diskusi super serius dan penuh suasana akrab terjadi di meeting room lantai 4 Gedung UNWTO itu. Arief yang memimpin delegasi Kemenpar RI, didampingi Yuli Mumpuni Widarso, Dubes RI untuk Spanyol yang juga perwakilan RI di UNWTO, Don Kardono, Stafsus Menpar Bidang Media, Giri Adnyani, Sesdep Pemasaran Mancanegara Kemenpar, Nia Niacaya, Asdep Pengembangan Pemasaran Wilayah Eropa Timur Tengah, Afrika dan Amerika, Ronald Pantun Mariso, Setmenpar dan Kurniawan, staf Dubes RI di Spanyol.

Sekjen UNWTO Dr. Taleb Rifai pun menerima delegasi Wonderful Indonesia dengan sangat serius. Dia mengajak 9 petinggi UNWTO yang juga sudah kenyang pengalaman. Diantaranya, Mr. Márcio Favilla (Brazil)-Executive Director for Operational Programmes and Institutional Relations, Mr. Zhu Shanzhong (China)-Executive Director for Technical Cooperation and Services, Mr. Carlos Vogeler (Spanyol) Executive Director for Member Relations, Mr. Xu Jing (China)-Executive Secretary of the General Assembly and the Executive Council and Regional Director for Asia and the Pacific, Mr. John Kesler - Director of Tourism Market Trends Program, Mr. Dirk Glaesser (Jerman) Director of Sustainable Development of Tourism, Mr. Marcel Leijzer (Belanda) Program Manager of Technical Cooperation, Mr. Harry Hwang (Korea)-Deputy Director of Regional Program for Asia and The Pacific, dan Ms. Christine Brew - Senior Program Assistant of Regional Program for Asia and the Pacific.

Dalam pertemuan itu, Arief melaporkan 3 poin komitmen yang pernah disarankan UNWTO saat kunjungan setahun silam, 4 Desember 2015. Komitmen itu adalah Visa Free, Sustainable Tourism Observatory, dan Story Telling dalam mengembangkan destinasi pariwisata. "Semua sudah kami jalankan dengan baik, untuk mengejar target double," kata Arief saat mengawali presentasinya.

Taleb memotong presentasi di meeting room yang sama dengan tahun lalu itu. "Target double? Dari 9,3 juta ke 20 juta? Itu target yang sangat ambisius," kata dia.

Kalimat itu persis mengulang statement yang sama tahun silam. "Ini adalah target Presiden Joko Widodo, dan tidak banyak pilihan, kecuali sukses dan sukses," jawab Arief optimistis.

Hampir semua tatapan mata tertuju ke Arief. Beberapa detik terpukau, tak ada suara. Arief sedikit menggeser kursinya, agar sedikit rileks. "Bagaimana progress-nya?" tanya Taleb , memecah kebekuan.

"On target, sampai saat ini," jawab Arief.

Lama Taleb tertegun. Lalu dengan cepat dia bertanya kepada Arief. "Tahu kenapa on target? Kenapa sukses sampai saat ini?" tanya Taleb.

Arief pun balik bertanya karena penasaran. "Karena apa Mr Taleb?" tanya Arief.

Dan, jawaban Taleb pun mengejutkan. "Karena Anda Menteri Pariwisatanya!" ujar Taleb.

Sontak, dialog itu pun dilanjutkan dengan tawa. Arief pun menjelaskan soal tiga rekomendasi yang diminta UNWTO itu. Pertama, Visa Free Facilitation, atau Bebas Visa Kunjungan (BVK) dari 25 negara menjadi 169 negara. "Dampaknya signifikan, misalnya Inggris naik pesat, ternyata bukan hanya dari negara Inggris di Eropa. Tapi juga dari Singapura, Kuala Lumpur, Hong Kong dan sekitarnya, karena mereka tidak perlu sulit-sulit mengurus visa," papar Arief.

Wisatawan mancanegara yang datang dari negara-negara anggota Non-ASEAN juga tumbuh 2 digit persentase. Negara-negara ini seperti dari Mesir (61,10%); Bahrain (39,90%), India (30,64%), UK (28,22%), Jerman (22,77%), Rusia (22,56%), Australia (19,56%), Cina ( 19,53%), Perancis (19,04%), dan Amerika Serikat (17,74%).

Kedua, soal Standar Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan yang berujung pada tiga daerah yang sudah diakui UNWTO, menjadi Sustainable Tourism Observatory (STO). Tiga daerah itu adalah Pangandaran Jawa Barat bekerjasama dengan ITB Bandung, Kulonprogo dengan UGM dan Lombok Barat dengan Universitas Mataram NTB. "Terima kasih, kami sudah memperoleh pengakuan UNWTO, dan salah satu yang terbaik setelah China," tutur Arief.

Ketiga, membangun story telling di destinasi pariwisata. Termasuk membuat kisah tentang orang-orang atau tokoh yang sukses dan mendedikasikan di bidang pariwisata. "Ini masih proses, dan akan selesai sampai akhir tahun 2016 ini," katanya.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5651 seconds (0.1#10.140)