KJRI Kuching Promosikan FWI Aruk ke Malaysia
A
A
A
JAKARTA - Konsulat Jenderal RI di Kuching Malaysia mendukung penuh kegiatan Festival Wonderful Indonesia (FWI) ke-4, yang digeber Kemenpar di cross border Aruk, Sambas, Kalimantan Barat. Festival seni dan budaya yang akan dihelat di lapangan Sajingan Besar Aruk, 5—6 November itu diharapkan menjadi ajang budaya kedua negara serumpun.
Menurut konsul muda Pelaksana Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya KJRI Kuching, Marisa Febriana Wardani, FWI di Sambas sangat dinantikan oleh masyarakat Malaysia Timur khususnya Serawak. Hal ini tidak lepas dari hubungan yang baik antara Sambas dengan Serawak.
"Kedua masyarakat masih ada hubungan budaya sehingga ada kedekatan, kami percaya masyarakat Serawak akan senang dengan kegiatan FWI di Sambas ini," papar Marisa.
Dalam rapat koordinasi (Rakor) dengan Kemenpar di Hotel Imperial Kuching, 13 Oktober 2016, KJRI menyatakan siap melakukan promosi kepada masyarakat Serawak. "Selain festival budaya juga ada sejumlah obyek wisata yang siap dikunjungi wisatawan mancanegara asal Malaysia, diantaranya Riam Berasap dan obyek lainya," ujar Marisa.
Rapat koordinasi dihadiri sejumlah pihak dari kedua negara. Dari Malaysia ada perwakilan Polisi Diraja Malaysia (PDM), sejumlah wartawan media ternama Malaysia, petugas bea cukai dan imigrasi. Sedangkan dari Indonesia diwakili Kemenpar RI, imigrasi, dan bea cukai Aruk.
Menurut Marisa Febriana, ada sejumlah kegiatan yang akan meramaikan FWI Sambas seperti trail adventure, flying fox, penampilan tari budaya tradisional dan lain sebagainya. "Kegiatan ini merupakan atraksi budaya yang sangat menarik, tentu masyarakat Malaysia akan senang dengan atraksi hiburan itu," kata dia.
Dari petugas imigrasi Biawak, Nazari, mengaku siap membantu masyarakat Serawak yang akan bepergian ke Sajingan Besar menyaksikan FWI Sambas. Orang Serawak menurutnya sangat menyukai seni dan budaya Indonesia. Terutama hiburan musik dangdut, karena tradisi dan budaya warga perbatasan ini masih serumpun.
Eddy Susilo, Kepala Bidang Festival Pasar Asia Tenggara dalam rakor di Kuching menyampaikan, FWI merupakan program Kemenpar untuk meningkatkan aktivitas industri pariwisata Indonesia. "FWI di Sajingan Sambas ini salah satu program unggulan Kemenpar Tahun 2016. Sesuai arahan Pak Menteri, tahun ini kami menargetkan kunjungan sebanyak 12 juta wisatawan mancanegara, khusus Malaysia ditarget 2 juta wisatawan mancanegara," tutur Eddy.
Eddy memaparkan, FWI Sambas November nanti akan lebih heboh. Selain atraksinya yang menarik, akses cross border Aruk sudah diperbaiki. Kemenpar akan kembali menyuguhkan hiburan musik dangdut dan melayu dengan mendatangkan dua artis dangdut ibukota Siti Badriah dan Selvi Isti Apriani.
Selain musik, selama dua hari pengunjung juga akan menyaksikan atraksi budaya lokal seperti tarian tradisional kreasi Dayak, menyumpit, bazaar produk kreatif, pangkak gasing, dan pesta kembang api. Ada juga demo tato Dayak dan demo pembuatan kain tenun songket.
Masih ada kegiatan luar ruang yang tak kalah seru. Seperti trekking riam, trail fun bike, dan jungle flying fox. “Para pengunjung bisa menikmati trekking Riam Meresap yang ditempuh 20 menit, untuk rute trail adventure berjarak sekitar 33,76 km dengan melewati hutan,” imbuhnya.
Menurut konsul muda Pelaksana Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya KJRI Kuching, Marisa Febriana Wardani, FWI di Sambas sangat dinantikan oleh masyarakat Malaysia Timur khususnya Serawak. Hal ini tidak lepas dari hubungan yang baik antara Sambas dengan Serawak.
"Kedua masyarakat masih ada hubungan budaya sehingga ada kedekatan, kami percaya masyarakat Serawak akan senang dengan kegiatan FWI di Sambas ini," papar Marisa.
Dalam rapat koordinasi (Rakor) dengan Kemenpar di Hotel Imperial Kuching, 13 Oktober 2016, KJRI menyatakan siap melakukan promosi kepada masyarakat Serawak. "Selain festival budaya juga ada sejumlah obyek wisata yang siap dikunjungi wisatawan mancanegara asal Malaysia, diantaranya Riam Berasap dan obyek lainya," ujar Marisa.
Rapat koordinasi dihadiri sejumlah pihak dari kedua negara. Dari Malaysia ada perwakilan Polisi Diraja Malaysia (PDM), sejumlah wartawan media ternama Malaysia, petugas bea cukai dan imigrasi. Sedangkan dari Indonesia diwakili Kemenpar RI, imigrasi, dan bea cukai Aruk.
Menurut Marisa Febriana, ada sejumlah kegiatan yang akan meramaikan FWI Sambas seperti trail adventure, flying fox, penampilan tari budaya tradisional dan lain sebagainya. "Kegiatan ini merupakan atraksi budaya yang sangat menarik, tentu masyarakat Malaysia akan senang dengan atraksi hiburan itu," kata dia.
Dari petugas imigrasi Biawak, Nazari, mengaku siap membantu masyarakat Serawak yang akan bepergian ke Sajingan Besar menyaksikan FWI Sambas. Orang Serawak menurutnya sangat menyukai seni dan budaya Indonesia. Terutama hiburan musik dangdut, karena tradisi dan budaya warga perbatasan ini masih serumpun.
Eddy Susilo, Kepala Bidang Festival Pasar Asia Tenggara dalam rakor di Kuching menyampaikan, FWI merupakan program Kemenpar untuk meningkatkan aktivitas industri pariwisata Indonesia. "FWI di Sajingan Sambas ini salah satu program unggulan Kemenpar Tahun 2016. Sesuai arahan Pak Menteri, tahun ini kami menargetkan kunjungan sebanyak 12 juta wisatawan mancanegara, khusus Malaysia ditarget 2 juta wisatawan mancanegara," tutur Eddy.
Eddy memaparkan, FWI Sambas November nanti akan lebih heboh. Selain atraksinya yang menarik, akses cross border Aruk sudah diperbaiki. Kemenpar akan kembali menyuguhkan hiburan musik dangdut dan melayu dengan mendatangkan dua artis dangdut ibukota Siti Badriah dan Selvi Isti Apriani.
Selain musik, selama dua hari pengunjung juga akan menyaksikan atraksi budaya lokal seperti tarian tradisional kreasi Dayak, menyumpit, bazaar produk kreatif, pangkak gasing, dan pesta kembang api. Ada juga demo tato Dayak dan demo pembuatan kain tenun songket.
Masih ada kegiatan luar ruang yang tak kalah seru. Seperti trekking riam, trail fun bike, dan jungle flying fox. “Para pengunjung bisa menikmati trekking Riam Meresap yang ditempuh 20 menit, untuk rute trail adventure berjarak sekitar 33,76 km dengan melewati hutan,” imbuhnya.
(alv)