Gubernur Lampung Buka Akses Masyarakat Daerah Terpencil
A
A
A
BANDAR LAMPUNG - Pemerintah Provinsi Lampung pada tahun anggaran 2016, mulai membuka isolasi jalan daerah terpencil dan terisolir. Langkah ini dilakukan untuk mempermudah akses masyarakat ke sumber-sumber perekonomian.
Menurut Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo, selain akses utama berupa jalan, fokus utama pembangunan juga diarahkan untuk membuka akses yang masih terputus, terutama karena belum adanya infrastruktur jembatan. Akses yang ditembus tersebut antara lain jembatan Way Umbar dan Jembatan Way Paku I dan Way Paku II di ruas Simpang Teluk Kiluan–Umbar–Putih Doh di Kabupaten Tanggamus.
“Semula masyarakat di kawasan itu harus memutar jauh agar sampai ke jalan utama, sehingga kami bangunkan jembatan. Pembangunan jembatan mencapai 80% dan tahun ini kami targetkan selesai. Harapannya, akses masyarakat di daerah terpencil dan terisolir di Lampung dapat terpenuhi,” kata Rido Ficardo, di Bandar Lampung, Rabu (19/10/2016).
Demi mewujudkan target jalan mantap sampai dengan 85 persen di akhir 2019, Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas Bina Marga terus melakukan berbagai pembangunan dan pemeliharaan jalan provinsi. Selama kurun dua tahun terakhir ini geliat hasil pembangunan jalan dan jembatan menunjukkan kenaikan berarti.
“Pada tahun 2015 lalu hasil pembangunan dan pemeliharaan jalan menghasilkan jalan mantap sebesar 67,02%. Hasil ini dicapai dari kegiatan pembangunan dan pemeliharaan jalan yang dilakukan sepanjang lebih dari 300 kilometer,” kata Ridho Ficardo.
Sampai akhir 2016, diproyeksikan jalan mantap di Lampung mencapai 70,03%, sehingga mengurangi persentase jalan yang masih rusak berat dan rusak ringan atau tidak mantap menjadi hanya sebesar 29,9%. “Proyeksi kenaikan jalan mantap di Lampung tahun ini kami targetkan sebesar 70,03%,” kata Ridho.
Dinas Bina Marga pada 2015-2016 memiliki target menuntaskan penanganan sejumlah ruas jalan yang menjadi akses utama. “Ruas-ruas akses utama tersebut merupakan akses menuju kawasan pariwisata, kawasan industri, sentra pertanian dan akses metropolitan Bandar Lampung,” kata Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Lampung Budi Dharmawan.
Ruas jalan yang menjadi akses utama dan ditargetkan selesai pada 2016 antara lain Metro-Kota Gajah-Simpang Randu-Seputih Surabaya. Kemudian ruas Bandar Jaya–Simpang Mandala, ruas Simpang Korpri–Sukadamai–Kibang, dan ruas Lempasing–Padang Cermin–Simpang Teluk Kiluan. “Ruas jalan tersebut selama yang banyak dikeluhkan masyarakat dan kami menargetkan selesai tahun ini,” kata Budi.
Selain pembangunan, pemeliharaan jalan juga tengah berlangsung di sepanjang 143,60 km untuk APBD 2016 dan 29,4 km untuk dana alokasi khusus (DAK) tambahan 2016. Lampung memiliki panjang jalan provinsi 1.693,2 km yang terdiri dari 99 ruas dan 22 koridor. Idealnya, kata Budi, untuk mencapai jalan mantap 75 di 2017, dibutuhkan dana Rp 800 miliar.
Menurut Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo, selain akses utama berupa jalan, fokus utama pembangunan juga diarahkan untuk membuka akses yang masih terputus, terutama karena belum adanya infrastruktur jembatan. Akses yang ditembus tersebut antara lain jembatan Way Umbar dan Jembatan Way Paku I dan Way Paku II di ruas Simpang Teluk Kiluan–Umbar–Putih Doh di Kabupaten Tanggamus.
“Semula masyarakat di kawasan itu harus memutar jauh agar sampai ke jalan utama, sehingga kami bangunkan jembatan. Pembangunan jembatan mencapai 80% dan tahun ini kami targetkan selesai. Harapannya, akses masyarakat di daerah terpencil dan terisolir di Lampung dapat terpenuhi,” kata Rido Ficardo, di Bandar Lampung, Rabu (19/10/2016).
Demi mewujudkan target jalan mantap sampai dengan 85 persen di akhir 2019, Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas Bina Marga terus melakukan berbagai pembangunan dan pemeliharaan jalan provinsi. Selama kurun dua tahun terakhir ini geliat hasil pembangunan jalan dan jembatan menunjukkan kenaikan berarti.
“Pada tahun 2015 lalu hasil pembangunan dan pemeliharaan jalan menghasilkan jalan mantap sebesar 67,02%. Hasil ini dicapai dari kegiatan pembangunan dan pemeliharaan jalan yang dilakukan sepanjang lebih dari 300 kilometer,” kata Ridho Ficardo.
Sampai akhir 2016, diproyeksikan jalan mantap di Lampung mencapai 70,03%, sehingga mengurangi persentase jalan yang masih rusak berat dan rusak ringan atau tidak mantap menjadi hanya sebesar 29,9%. “Proyeksi kenaikan jalan mantap di Lampung tahun ini kami targetkan sebesar 70,03%,” kata Ridho.
Dinas Bina Marga pada 2015-2016 memiliki target menuntaskan penanganan sejumlah ruas jalan yang menjadi akses utama. “Ruas-ruas akses utama tersebut merupakan akses menuju kawasan pariwisata, kawasan industri, sentra pertanian dan akses metropolitan Bandar Lampung,” kata Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Lampung Budi Dharmawan.
Ruas jalan yang menjadi akses utama dan ditargetkan selesai pada 2016 antara lain Metro-Kota Gajah-Simpang Randu-Seputih Surabaya. Kemudian ruas Bandar Jaya–Simpang Mandala, ruas Simpang Korpri–Sukadamai–Kibang, dan ruas Lempasing–Padang Cermin–Simpang Teluk Kiluan. “Ruas jalan tersebut selama yang banyak dikeluhkan masyarakat dan kami menargetkan selesai tahun ini,” kata Budi.
Selain pembangunan, pemeliharaan jalan juga tengah berlangsung di sepanjang 143,60 km untuk APBD 2016 dan 29,4 km untuk dana alokasi khusus (DAK) tambahan 2016. Lampung memiliki panjang jalan provinsi 1.693,2 km yang terdiri dari 99 ruas dan 22 koridor. Idealnya, kata Budi, untuk mencapai jalan mantap 75 di 2017, dibutuhkan dana Rp 800 miliar.
(nfl)