Majukan Industri Film, Bekraf Tambah 5.000 Layar Bioskop
A
A
A
JAKARTA - Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf) terus mendorong kemajuan industri kreatif Indonesia, khususnya industri film. Caranya dengan penambahan layar bioskop hingga 3.000 - 5.000 layar.
Dengan penambahan ini diharapkan jumlah penonton film-film Indonesia terus bertambah dan mampu meningkatkan kontribusi industri film terhadap GDP (Gross Domestic Product) nasional yang saat ini belum ada satu persen.
"Untuk menarik jumlah penonton, tentu jumlah layar bioskopnya juga harus ditambah. Contohnya film Warkop DKI Reborn. Film ini sebenarnya punya nilai komersial, tapi penontonnya tidak sampai tujuh juta karena terbatasnya jumah layar bioskop," kata Kepala Bekraf Triawan Munaf di Jakarta, Senin (31/10/2016).
Di Indonesia, saat ini baru ada 1.200 layar. Jika dibandingkan, jumlah layar yang ada ini sama dengan jumlah layar di Shanghai dan itu hanya di satu kota saja. Oleh sebab itu, penambahan layar bioskop dinilai menjadi hal yang penting, khususnya di daerah-daerah yang belum terjamah bioskop.
Bekraf sendiri saat ini telah membuka Daftar Negatif Investasi (DNI). Dengan DNI nantinya orang luar dapat berinvestasi 100 persen di industri perfilman.
"Saat ini juga sedang dikaji oleh BKPM supaya industri film di Indonesia bisa dapat insentif pajak dari pemerintah. Lewat cara ini mudah-mudahan industri film indonesia akan lebih maju," ungkapnya.
Beberapa waktu lalu, Bekraf telah membangun bioskop temporer di Kalimantan Barat sebagai persembahan Bekraf untuk masyarakat. Hanya saja bioskop yang dihadirkan sifatnya belum permanen dan dibangun di atas laut.
Dengan penambahan ini diharapkan jumlah penonton film-film Indonesia terus bertambah dan mampu meningkatkan kontribusi industri film terhadap GDP (Gross Domestic Product) nasional yang saat ini belum ada satu persen.
"Untuk menarik jumlah penonton, tentu jumlah layar bioskopnya juga harus ditambah. Contohnya film Warkop DKI Reborn. Film ini sebenarnya punya nilai komersial, tapi penontonnya tidak sampai tujuh juta karena terbatasnya jumah layar bioskop," kata Kepala Bekraf Triawan Munaf di Jakarta, Senin (31/10/2016).
Di Indonesia, saat ini baru ada 1.200 layar. Jika dibandingkan, jumlah layar yang ada ini sama dengan jumlah layar di Shanghai dan itu hanya di satu kota saja. Oleh sebab itu, penambahan layar bioskop dinilai menjadi hal yang penting, khususnya di daerah-daerah yang belum terjamah bioskop.
Bekraf sendiri saat ini telah membuka Daftar Negatif Investasi (DNI). Dengan DNI nantinya orang luar dapat berinvestasi 100 persen di industri perfilman.
"Saat ini juga sedang dikaji oleh BKPM supaya industri film di Indonesia bisa dapat insentif pajak dari pemerintah. Lewat cara ini mudah-mudahan industri film indonesia akan lebih maju," ungkapnya.
Beberapa waktu lalu, Bekraf telah membangun bioskop temporer di Kalimantan Barat sebagai persembahan Bekraf untuk masyarakat. Hanya saja bioskop yang dihadirkan sifatnya belum permanen dan dibangun di atas laut.
(tdy)