Waspadai Serangan Jantung Saat Liburan
A
A
A
JAKARTA - Secara umum, gejala serangan jantung mudah dikenali yaitu, nyeri dada, nafas pendek-pendek. Namun pada serangan jantung yang diam-diam, gejalanya hanya mirip flu, gangguan pencernaan, atau seperti ada otot yang tertarik di dada atau punggung.
Ahli jantung dari Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Houston Methodist DeBakey, Amerika Serikat, dr Karla Kurrelmeyer mengatakan gejala-gejala tersebut harus segera diperiksa untuk mencegah kerusakan jantung.
“Saat stres, tubuh mengeluarkan hormon stres yang mengguncang jantung. Terjadi perubahan pada otot-otot jantung yang menyebabkan bilik kiri tidak berfungsi baik. Padahal, bagian ini merupakan pompa utama jantung,” kata dr Karla seperti dilansir Healthday.
Silent heart attack muncul ketika perempuan stres berat untuk waktu yang singkat, dan stress disertai kejadian traumatis seperti kematian, kecelakaan dan lain-lain yang biasanya dialami di usia 50 -70-an tahun.
Lonjakan tekanan darah juga sering terjadi selama liburan. Bagi mereka yang punya riwayat hipertensi sangat penting untuk selalu memonitor tekanan darah, khususnya ketika stres. Dr Karla menuturkan banyak perempuan yang masuk UGD dengan keluhan nyeri dada dan jantung berdebar, bahkan bisa terjadi stroke.
“Kenali tanda dan gejala lain serangan jantung yang sering tersamar seperti kelelahan ekstrim, cemas, nafas pendek-pendek, rasa tertekan atau berat di bawah tulang dada atau punggung tengah, berkeringat, mual, muntah, pusing, rasa penuh/begah, gangguan pencernaan, sesak di tenggorokan, detak jantung cepat atau tidak beraturan,” papar dr Karla.
Nah, untuk mereka yang menjalani liburan, disarankan untuk meluangkan waktu bagi diri sendiri dan melakukan hal-hal yang menyenangkan. Tujuannya meredakan stres.
“Misalnya jalan kaki, yoga, atau meditasi. Kuncinya, santai. Liburan harus menjadi saat menyenangkan bersama keluarga dan teman, bukan bersama dokter di UGD,” jelas dr Karla.
Ahli jantung dari Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Houston Methodist DeBakey, Amerika Serikat, dr Karla Kurrelmeyer mengatakan gejala-gejala tersebut harus segera diperiksa untuk mencegah kerusakan jantung.
“Saat stres, tubuh mengeluarkan hormon stres yang mengguncang jantung. Terjadi perubahan pada otot-otot jantung yang menyebabkan bilik kiri tidak berfungsi baik. Padahal, bagian ini merupakan pompa utama jantung,” kata dr Karla seperti dilansir Healthday.
Silent heart attack muncul ketika perempuan stres berat untuk waktu yang singkat, dan stress disertai kejadian traumatis seperti kematian, kecelakaan dan lain-lain yang biasanya dialami di usia 50 -70-an tahun.
Lonjakan tekanan darah juga sering terjadi selama liburan. Bagi mereka yang punya riwayat hipertensi sangat penting untuk selalu memonitor tekanan darah, khususnya ketika stres. Dr Karla menuturkan banyak perempuan yang masuk UGD dengan keluhan nyeri dada dan jantung berdebar, bahkan bisa terjadi stroke.
“Kenali tanda dan gejala lain serangan jantung yang sering tersamar seperti kelelahan ekstrim, cemas, nafas pendek-pendek, rasa tertekan atau berat di bawah tulang dada atau punggung tengah, berkeringat, mual, muntah, pusing, rasa penuh/begah, gangguan pencernaan, sesak di tenggorokan, detak jantung cepat atau tidak beraturan,” papar dr Karla.
Nah, untuk mereka yang menjalani liburan, disarankan untuk meluangkan waktu bagi diri sendiri dan melakukan hal-hal yang menyenangkan. Tujuannya meredakan stres.
“Misalnya jalan kaki, yoga, atau meditasi. Kuncinya, santai. Liburan harus menjadi saat menyenangkan bersama keluarga dan teman, bukan bersama dokter di UGD,” jelas dr Karla.
(tdy)