Konsumsi Bakteri Ini Kurangi Konstipasi dan Ambeien Pasca Melahirkan
A
A
A
JAKARTA - Konstipasi (sembelit) kerap mengganggu ibu masa hamil dan pasca melahirkan. Frekuensi terjadinya gejala tersebut cukup tinggi, terutama masa nifas setelah melahirkan. Hal itu dipicu perubahan keseimbangan hormon pada ibu, stres dalam merawat anak, dan faktor lainnya.
Ambeien pun sering terjadi di masa setelah melahirkan. Saat terjadi konstipasi, feses akan menjadi keras. Masalah ini bisa membuat luka di bagian sekitar anus, yang berhubungan dengan terjadinya ambeien.
"Nah, dalam kondisi itu, penyembuhan gejala konstipasi dikatakan efektif untuk pencegahan ambeien," ungkap ahli mikrobiologi yang juga Deputi Direktur PR Science PT Yakult Indonesia Persada Jimmy Hariantono, PhD.
Problem ini menjadi perhatian serius peneliti kesehatan dewasa ini, lantaran dapat berdampak pada menurunnya kualitas hidup (quality of life) sang ibu, sekaligus menciptakan suasana yang tidak kondusif dalam merawat anak.
Sejumlah penelitian dilakukan demi mencari cara untuk mengurangi gejala konstipasi yang dialami ibu pasca melahirkan. Riset yang dilakukan Yakult Honsha European Research Center for Microbiology di Ghent, Belgia, dilakukan pengujian terhadap ibu masa nifas untuk mengetahui pengaruh mengonsumsi minuman susu fermentasi yang mengandung bakteri L.Casei Shirota strain terhadap gejala konstipasi dan ambeien.
Penelitian ini dilakukan terhadap 40 orang wanita yang tinggal di Belgia dan melahirkan dengan cara persalinan normal. Responden dibagi menjadi dua grup dengan jumlah 20 orang yang dipilih secara random. Penelitian dilakukan selama enam pekan sejak hari kelima melahirkan dan semua responden belum pernah meminum susu fermentasi yang mengandung bakteri L.Casei Shirota strain.
Salah satu grup responden diminta untuk mengonsumsi minuman susu fermentasi yang mengandung lebih dari 6,5 miliar bakteri L.casei Shirota strain, sedangkan grup lainnya diminta untuk mengkonsumsi Placebo. Selama itu, kondisi buang air besar (BAB), gejala konstipasi, QOL Quality of Life (QOL), gejala ambeien, dicek menggunakan jurnal atau daftar pertanyaan. Sedangkan gejala konstipasi dan QOL, dinilai menggunakan poin berdasarkan daftar pertanyaan.
Hasil penelitian menunjukkan penurunan gejala konstipasi. Hal itu dapat diakui berdasarkan nilai total PAC–SYM (daftar pertanyaan) dari grup yang mengonsumsi minuman susu fermentasi yang mengandung bakteri L.casei Shirota strain selama enam pekan secara signifikan lebih rendah dibandingkan grup yang mengkonsumsi minuman placebo. (lihat gambar 1).
Wanita pasca melahirkan yang mengonsumsi minuman susu fermentasi yang mengandung bakteri L.casei Shirota Strain selama enam pekan, ada peningkatan perasaan puas dengan kondisi BAB dibandingkan dengan grup yang mengonsumsi placebo. Penilaian berdasarkan PAC-QOL Sub skala perasaan puas, menjadi lebih baik, dan kepuasan atas kondisi BAB diri sendiri meningkat (lihat gambar 2).
Hasil penelitian juga menunjukkan berkurangnya gejala ambeien yang terjadi pada grup yang mengonsumsi minuman susu fermentasi yang mengandung bakteri L.casei Shirotastrain. Pada minggu ketiga jumlah responden yang mengatakan bahwa mengeluarkan darah setelah BAB karena ambeien berkurang, dan setelah minggu keempat, hampir tidakada yang mengalami BAB yang berdarah. Di sisi lain, dalam grup yang mengonsumsi minuman Placebo, masih ada responden yang mengalami gejala ambeien bahkan pada minggu keenam dengan jumlah yang stagnan.
Hasil peneltian tersebut menghasilkan kesimpulannya, gejala konstipasi dan ambeien dapat dikurangi dengan mengonsumsi minuman susu fermentasi yang mengandung bakteri L.caseiShirota strain sejak masa awal setelah melahirkan. Susu fermentasi yang mengandung bakteri L.casei Shirota strain menjadi salah satu cara yang efektif sebagai postnatal care atau perawatan setelah melahirkan untuk mengurangi permasalahan yang terjadi pada wanita setelah melahirkan.
Ambeien pun sering terjadi di masa setelah melahirkan. Saat terjadi konstipasi, feses akan menjadi keras. Masalah ini bisa membuat luka di bagian sekitar anus, yang berhubungan dengan terjadinya ambeien.
"Nah, dalam kondisi itu, penyembuhan gejala konstipasi dikatakan efektif untuk pencegahan ambeien," ungkap ahli mikrobiologi yang juga Deputi Direktur PR Science PT Yakult Indonesia Persada Jimmy Hariantono, PhD.
Problem ini menjadi perhatian serius peneliti kesehatan dewasa ini, lantaran dapat berdampak pada menurunnya kualitas hidup (quality of life) sang ibu, sekaligus menciptakan suasana yang tidak kondusif dalam merawat anak.
Sejumlah penelitian dilakukan demi mencari cara untuk mengurangi gejala konstipasi yang dialami ibu pasca melahirkan. Riset yang dilakukan Yakult Honsha European Research Center for Microbiology di Ghent, Belgia, dilakukan pengujian terhadap ibu masa nifas untuk mengetahui pengaruh mengonsumsi minuman susu fermentasi yang mengandung bakteri L.Casei Shirota strain terhadap gejala konstipasi dan ambeien.
Penelitian ini dilakukan terhadap 40 orang wanita yang tinggal di Belgia dan melahirkan dengan cara persalinan normal. Responden dibagi menjadi dua grup dengan jumlah 20 orang yang dipilih secara random. Penelitian dilakukan selama enam pekan sejak hari kelima melahirkan dan semua responden belum pernah meminum susu fermentasi yang mengandung bakteri L.Casei Shirota strain.
Salah satu grup responden diminta untuk mengonsumsi minuman susu fermentasi yang mengandung lebih dari 6,5 miliar bakteri L.casei Shirota strain, sedangkan grup lainnya diminta untuk mengkonsumsi Placebo. Selama itu, kondisi buang air besar (BAB), gejala konstipasi, QOL Quality of Life (QOL), gejala ambeien, dicek menggunakan jurnal atau daftar pertanyaan. Sedangkan gejala konstipasi dan QOL, dinilai menggunakan poin berdasarkan daftar pertanyaan.
Hasil penelitian menunjukkan penurunan gejala konstipasi. Hal itu dapat diakui berdasarkan nilai total PAC–SYM (daftar pertanyaan) dari grup yang mengonsumsi minuman susu fermentasi yang mengandung bakteri L.casei Shirota strain selama enam pekan secara signifikan lebih rendah dibandingkan grup yang mengkonsumsi minuman placebo. (lihat gambar 1).
Wanita pasca melahirkan yang mengonsumsi minuman susu fermentasi yang mengandung bakteri L.casei Shirota Strain selama enam pekan, ada peningkatan perasaan puas dengan kondisi BAB dibandingkan dengan grup yang mengonsumsi placebo. Penilaian berdasarkan PAC-QOL Sub skala perasaan puas, menjadi lebih baik, dan kepuasan atas kondisi BAB diri sendiri meningkat (lihat gambar 2).
Hasil penelitian juga menunjukkan berkurangnya gejala ambeien yang terjadi pada grup yang mengonsumsi minuman susu fermentasi yang mengandung bakteri L.casei Shirotastrain. Pada minggu ketiga jumlah responden yang mengatakan bahwa mengeluarkan darah setelah BAB karena ambeien berkurang, dan setelah minggu keempat, hampir tidakada yang mengalami BAB yang berdarah. Di sisi lain, dalam grup yang mengonsumsi minuman Placebo, masih ada responden yang mengalami gejala ambeien bahkan pada minggu keenam dengan jumlah yang stagnan.
Hasil peneltian tersebut menghasilkan kesimpulannya, gejala konstipasi dan ambeien dapat dikurangi dengan mengonsumsi minuman susu fermentasi yang mengandung bakteri L.caseiShirota strain sejak masa awal setelah melahirkan. Susu fermentasi yang mengandung bakteri L.casei Shirota strain menjadi salah satu cara yang efektif sebagai postnatal care atau perawatan setelah melahirkan untuk mengurangi permasalahan yang terjadi pada wanita setelah melahirkan.
(bbk)