Adipati Dolken-Jefri Nichol Berbagi Keseruan Main Drama Keluarga
A
A
A
JAKARTA - Adipati Dolken dan Jefri Nichol mendapatkan film yang dinilainya benar-benar menantang. Saat menyambangi Gedung Sindo di Jakarta, Rabu (1/2/2017), dua aktor itu berbagi kisah pengalaman syuting untuk film terbarunya, Pertaruhan.
Adipati yang berperan sebagai Ibra ini menjadi kakak yang temperamental untuk 3 adiknya. Karakter inilah yang belum pernah dibintanginya. Selain itu dia juga belum pernah main di film drama keluarga. Tak heran jika Pertaruhan memberi sesuatu yang baru pada aktingnya itu.
Drama terasa seru ketika 4 bersaudara ini kehilangan ibunya, di mana Ibra dan 3 adiknya, Elzan (Jefry Nichol), Amar (Aliando Syarief), dan Ical (Giulio Parengkuan) berubah sifat.
"Jadi saya ini kakak tertua dengan tiga bersaudara. Panutan untuk adik-adiknya dan merasa bertanggung jawab dengan tugasnya. Akan tetapi di satu sisi saya menjadi pria yang temperamental," kata Adipai di Gedung Sindo, Jakarta, Rabu (1/2/2017).
Namun, aktor yang banyak melakoni karakter pria remaja ini mengaku tidak terlalu kesulitan untuk mendalami peran barunya itu. Terlebih dia memiliki waktu untuk menggali karakter yang diperankannya agar bisa natural.
"Kita ada workshop yang prosesnya bukan dua minggu. Kita juga setiap minggu reading dan menjadi semua realitis saja dan sentarual mungkin. Jadi buat saya menyenangkan banget," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Jefri Nichol yang memainkan karaker Elzan menjadi penetral di setiap hubungan kakak beradik. Sosoknya yang kalem, membuat Jefri tidak sulit melakoninya. sebab, dikehidupan nyata pun dia termasuk pria yang kalem.
"Di sini saya jadi cleaning service. Saya juga dikasarin sama Ibra dan harus menjadi penengah antara kakak dan adik. Bagi saya karakter ini enggak asing lagi dan sudah terbiasa," tukasnya.
Film Pertaruhan bercerita tentang kehidupan 4 saudara laki-laki. Mereka hidup sederhana bersama bapaknya, Pak Musa (Tyo Pakusadewo) yang bekerja sebagai satpam di bank. Walaupun gajinya tidak seberapa, tetapi Pak Musa mereka sangat loyal dan berdedikasi tinggi pada pekerjaannya.
Kehilangan istri yang biasa mengurus rumah dan anak-anak membuat Pak Musa gamang dalam membesarkan anak. Tak heran jika hubungan antara dirinya dan ketiga anaknya tidak harmonis dan sering terjadi pertengkaran.
Adipati yang berperan sebagai Ibra ini menjadi kakak yang temperamental untuk 3 adiknya. Karakter inilah yang belum pernah dibintanginya. Selain itu dia juga belum pernah main di film drama keluarga. Tak heran jika Pertaruhan memberi sesuatu yang baru pada aktingnya itu.
Drama terasa seru ketika 4 bersaudara ini kehilangan ibunya, di mana Ibra dan 3 adiknya, Elzan (Jefry Nichol), Amar (Aliando Syarief), dan Ical (Giulio Parengkuan) berubah sifat.
"Jadi saya ini kakak tertua dengan tiga bersaudara. Panutan untuk adik-adiknya dan merasa bertanggung jawab dengan tugasnya. Akan tetapi di satu sisi saya menjadi pria yang temperamental," kata Adipai di Gedung Sindo, Jakarta, Rabu (1/2/2017).
Namun, aktor yang banyak melakoni karakter pria remaja ini mengaku tidak terlalu kesulitan untuk mendalami peran barunya itu. Terlebih dia memiliki waktu untuk menggali karakter yang diperankannya agar bisa natural.
"Kita ada workshop yang prosesnya bukan dua minggu. Kita juga setiap minggu reading dan menjadi semua realitis saja dan sentarual mungkin. Jadi buat saya menyenangkan banget," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Jefri Nichol yang memainkan karaker Elzan menjadi penetral di setiap hubungan kakak beradik. Sosoknya yang kalem, membuat Jefri tidak sulit melakoninya. sebab, dikehidupan nyata pun dia termasuk pria yang kalem.
"Di sini saya jadi cleaning service. Saya juga dikasarin sama Ibra dan harus menjadi penengah antara kakak dan adik. Bagi saya karakter ini enggak asing lagi dan sudah terbiasa," tukasnya.
Film Pertaruhan bercerita tentang kehidupan 4 saudara laki-laki. Mereka hidup sederhana bersama bapaknya, Pak Musa (Tyo Pakusadewo) yang bekerja sebagai satpam di bank. Walaupun gajinya tidak seberapa, tetapi Pak Musa mereka sangat loyal dan berdedikasi tinggi pada pekerjaannya.
Kehilangan istri yang biasa mengurus rumah dan anak-anak membuat Pak Musa gamang dalam membesarkan anak. Tak heran jika hubungan antara dirinya dan ketiga anaknya tidak harmonis dan sering terjadi pertengkaran.
(tdy)