Mendapatkan Gizi dari Daging Sapi Segar

Jum'at, 03 Februari 2017 - 17:01 WIB
Mendapatkan Gizi dari Daging Sapi Segar
Mendapatkan Gizi dari Daging Sapi Segar
A A A
JAKARTA - Dibanding protein hewani lainnya, daging memiliki kandungan zat besi tertinggi. Tapi bagaimana untuk mendapatkan daging berkualitas? Inilah yang dibahas dalam Round Table Discussion KORAN SINDO.

Pada 2015, angka konsumsi daging di Indonesia masih sangat rendah, yakni 2,6 kilogram per kapita. Angka tersebut masih rendah dibandingkan dengan Singapura yang sudah mencapai 15 kilogram per kapita. Padahal, daging mempunyai kandungan zat besi tertinggi dibandingkan protein hewani lainnya.

Hal ini dibahas dalam Roundtable discussion Konsumsi Daging untuk Pemenuhan Nutrisi dan Gizi Masyarakat, yang diadakan Koran Sindo dan Sindonews.com bersama Meat & Livestock Australia (MLA) di Grandhika Hotel, Jakarta, Rabu (25/1/2017).

Acara ini diselenggarakan bertepatan dengan Hari Gizi Nasional dengan mendatangkan Emilia E. Achmadi MS RD Clinical Dietitian & Sport Nutritionist, dan Natalya Kurniawati dari Research Division Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia selaku narasumber.

Emilia mengaku dirinya amat selektif membeli daging sapi. "Bahkan kalau di supermarket kan biasanya dagingnya ditaruh distyrofoam, itu saya minta balik dulu untuk melihat bagian bawahnya apakah masih segar," ujarnya.

Membeli daging beku bagi Emilia boleh saja. Namun dia menyarankan daging yang dikemas dalam bentuk vakum untuk menghentikan proses pembusukan. Sebab kemasan ini dapat menghentikan proses pembusukan.

"Kalau saya belanja selalu bawa kontainer sendiri untuk mencegah terjadi cross contamination dengan bahan-bahan lain," beber peraih gelar Bachelor of Science Clinical Dietetics dari Oklahoma St University ini.

Kendati usia sudah tidak lagi muda,Emilia tidak ragu untuk mengonsumsi daging merah hingga 400 gram seminggu. Namun biasanya dia merencanakan lebih dulu kapan akan menyantap daging tersebut.

"Jadi harus direncanakan dulu. Kalau kita mau makan steak malam hari misalnya, maka porsi sarapan dan makan siang dikurangi. Misalnya makan sereal saat sarapan," saran pecinta rib eye yang mengatakan kualitas kesehatan individu tidak bisa dilihat per kali makan namun dalam konteks satu hari makan ini.

VP Marcomm Integrated All Print MNC Group Caecilia Dhewajani menuturkan diskusi ini merupakan kali ketiga yang diadakan KORAN SINDO. "Merupakan signature event KORAN SINDO. Kami sengaja mengangkat topik-topik yang sedang hangat. Seperti kita ketahui pemerintah membuka keran impor daging sapi dari negara diluar Australia dan Eropa. Kualitas tidaklah sama tapi harga murah yang dikejar, diskusi ini salah satunya untuk menanggapi isu tersebut," kata Caecilia.

Lebih lanjut, peserta juga diajak untuk mengetahui cara pengolaha daging yang tepat tanpa menghilangkan kandungan nutrisinya.

Widi Mulia yang juga hadir dalam acara tersebut meyakini daging merah merupakan unsur penting dalam pembentukan otot dan tenaga. "Paling bagus protein dari daging merah dan juga mudah diserap oleh tubuh," kata penyanyi yang tergabung dalam B3 ini.

Bagi anak-anak, daging merah penting untuk memenuhi kebutuhan akan zat besi. Maka itu dia sering menyiapkan masakan berbahan daging kepada anaknya. Sayang, anak pertamanya, Dru kurang menyukai protein hewani.

Widi pun memutar otak agar si buah hati tetap dapat menikmati daging. "Dapat info dari teman untuk memarut daging beku dan mencampurkannya dalam makanan dan itu saya lakukan," kata Widi.

Meski menyukai daging agar tidak mengasup kalori berlebih, Widi tidak mengonsumsi minuman manis yang memang kebetulan tidak ia sukai.

Sementara itu Yuli Nogeti salah satu peserta yang hadir dalam acara ini dari Komunitas Cinta Berkain (KCB) mengatakan dirinya mendapat tambahan pengetahuan dari acara diskusi ini.

"Ternyata mengolah daging ada aturannya. Tidak bisa sembarangan agar zat gizi yang dikandungnya tidak hilang. Salah satunya dengan tidak mencuci daging dan tidak membiarkan daging terlalu lama di suhu ruangan. Acara semacam ini bagus agar para ibu dapat menyiapkan masakan dengan kandungan nutrisi yang baik bagi keluarga," bebernya.

Disamping KCB, komunitas Womenpreneur, Ikatan Sekretaris Indonesia, dan Iwapi juga hadir. Acara ditutup dengan cooking demo yang dibawakan oleh Chef Yuda Bustara dengan menu cheese prata yanh merupakan bagian dari sirloin setup.

Menu ini sengaja dipilih untuk menunjukkan bahwa menyiapkan dan mengolah daging di rumah tidak sesulit yang dibayangkan. Chef Yuda juga memberikan tips dan trik dalam memilih potonhan daging yang dibutuhkan untuk kebutuhan sehari-hari. Nantikan Round Table Discussion KORAN SINDO berikutnya dengan tema yang berbeda.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3424 seconds (0.1#10.140)