Ini Efek Samping Berpergian Menggunakan Pesawat

JAKARTA - Bepergian menggunakan transportasi umum seperti pesawat dinilai lebih efisien dan tidak melelahkan dibandingkan membawa kendaraan sendiri. Namun, bepergian dengan pesawat bisa menyebabkan masalah pada kesehatan.

"Permasalahannya bukan terletak pada terlalu sering terbang tapi pada panjangnya penerbangan," papar direktur sumber daya keperawatan di PassportHealth, klinik wisata nasional di AS, Victoria Sowards seperti dilansir dari Shape.

Tak hanya menyebabkan jet lag, penerbangan yang memakan waktu lama juga menyebabkan deep vein thrombosis atau pembekuan darah pada kaki. Kondisi ini dipicu oleh duduk yang terlalu lama dan kurang bergerak.

"Deep vein thrombosis tidak lazim terjadi pada populasi orang muda. Mereka yang paling berisiko adalah yang sebelumnya sudah memiliki masalah kesehatan, di mana ada darah tidak mengalir dengan baik," jelasnya

Kendati demikian, kondisi ini bisa diatasi dengan berjalan-jalan di dalam pesawat hingga melakukan peregangan sesering mungkin. "Jika Anda memiliki riwayat penggumpalan darah atau penyakit kelainan darah lainnya, berkonsultasilah dengan dokter apakah Anda boleh mengonsumsi aspirin sebelum terbang," kata dia.

Sementara untuk mengatasi jet lag, Sowards menyarankan untuk mengonsumsi suplemen melatonin. Suplemen ini bisa membantu tidur dengan mudah meski di tempat yang berbeda zona waktu. Selain itu, hindari juga alkohol. Sebab konsumsi alkohol sebelum atau selama penerbangan bisa membuat jet lag dan memengaruhi kualitas tidur.

Penerbangan terlalu lama juga bisa menyebabkan terjadinya dehidrasi. Agar tidak kekurangan cairan, Sowards menganjurkan untuk banyak minum air putih. "Bersihkan sandaran tangan dan dudukan toilet dengan tisu disinfektan untuk mencegah risiko infeksi jamur dan kuman. Pesawat sama dengan tempat publik lainnya," pungkasnya.