Selain Banjir, Leptospirosis Jadi Ancaman di Musim Hujan

Sabtu, 25 Februari 2017 - 13:47 WIB
Selain Banjir, Leptospirosis...
Selain Banjir, Leptospirosis Jadi Ancaman di Musim Hujan
A A A
JAKARTA - Datangnya musim hujan bukan hanya membawa bencana banjir. Wabah penyakit pun harus diwaspadai, terutama leptospirosis.

Apa sebenarnya leptospirosis? Penyakit ini disebabkan Leptospira sp yang ditularo dari hewan ke manusia atau sebaliknya (zoonosis). Anak balita, orang berusia lanjut, dan penderita yang mempunyai daya tahan tubuh rendah punya risiko kematian tinggi akibat penyakit ini.

Tikus menjadi hewan penular nomor satu di Indonesia, Melalui air seni tikus yang terbawa banjir kemudian masuk ke tubuh manusia melalui permukaan kulit yang terluka atau selaput lendir mata dan hidung. Bisa juga melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi urine tikus yang terinfeksi Leptospira.

Masa inkubasi leptospirosis berlangsung selama 2 - 26 hari. Sekali berada di aliran darah, bakteri ini dapat menyebar ke seluruh tubuh dan mengakibatkan gangguan, khususnya hati dan ginjal. Pada ginjal, kuman bisa menyebabkan peradangan ginjal dan kematian jaringan sampai menyebabkan gagal ginjal.

Gangguan hati juga mungkin terjadi sehingga bisa menyebabkan ikterus (kulit berwarna kekuningan). Jika leptospira mengenai otot, maka bisa menyebabkan pembengkakan, kerusakan jaringan, hingga gangguan pembuluh darah. Sedangkan gangguan paru yang biasanya sering terjadi adalah batuk darah.

Gejala terserang bakteri leptospira di antaranya; flu, sakit kepala, meriang, nyeri tenggorokan, muntah, hingga diare. Kemudian, bisa pula terjadi perdarahan di bawah kulit mirip demam berdarah. Perdarahan juga bisa terlihat pada air urine pasien.

Cara menghindari atau mengurangi risiko terkena leptospirosis adalah dengan menghindari atau mengurangi kontak dengan air yang tercemar dan binatang di wilayah banjir. Perhatikan pula kebersihan lingkungan dengan selalu menjaga kemungkinan kontaminasi. (Jack/MDR)
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6650 seconds (0.1#10.140)