Vape Lebih Berisiko Sebabkan Stroke Dibandingkan Rokok Tembakau
A
A
A
JAKARTA - Waspadalah jika Anda gemar menggunakan vape atau rokok elektrik. Meski tengah menjadi tren, namun sebuah penelitian terbaru mengungkapkan, bahwa vape lebih berisiko menyebabkan stroke dibandingkan rokok tembakau.
Dilansir dari The Sun, dalam penelitian ini, peneliti melakukan percobaan menggunakan tikus yang terkena uap vape selama 10 hari mengalami stroke dan kerusakan saraf lebih besar dibandingkan tikus yang terpapar asap tembakau. Vape juga membuat otak menjadi lebih sedikit menyerap glukosa, zat yang membantu aktivitas otak.
“Vaping tidak lebih aman daripada rokok tembakau dan dapat menimbulkan risiko serupa, risikonya stroke berat," papar peneliti dari Texas Tech University Health Sciences Center.
Sementara Profesor Jeremy Pearson dari British Heart Foundation menjelaskan, bahwa hasil penelitian ini menunjukkan bahwa vape tidak lebih baik untuk kesehatan dibandingkan rokok tembakau.
"Berhenti merokok adalah langkah yang paling penting yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan kesehatan jantung Anda, dan kita tahu bahwa semakin banyak orang yang beralih ke vape untuk berhenti," ujar Profesor Jeremy.
Dilansir dari The Sun, dalam penelitian ini, peneliti melakukan percobaan menggunakan tikus yang terkena uap vape selama 10 hari mengalami stroke dan kerusakan saraf lebih besar dibandingkan tikus yang terpapar asap tembakau. Vape juga membuat otak menjadi lebih sedikit menyerap glukosa, zat yang membantu aktivitas otak.
“Vaping tidak lebih aman daripada rokok tembakau dan dapat menimbulkan risiko serupa, risikonya stroke berat," papar peneliti dari Texas Tech University Health Sciences Center.
Sementara Profesor Jeremy Pearson dari British Heart Foundation menjelaskan, bahwa hasil penelitian ini menunjukkan bahwa vape tidak lebih baik untuk kesehatan dibandingkan rokok tembakau.
"Berhenti merokok adalah langkah yang paling penting yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan kesehatan jantung Anda, dan kita tahu bahwa semakin banyak orang yang beralih ke vape untuk berhenti," ujar Profesor Jeremy.
(nfl)