Pentingnya Melatih Mental Anak
A
A
A
JAKARTA - Perkembangan globalisasi yang sangat cepat dan tidak bisa dihindari membuat anak-anak harus dipersiapkan dan diperkenalkan dengan kemandirian dan ketahanan mental guna menghadapi berbagai isu toleransi dan keberagaman. Untuk itu, melatih ketahanan mental pada anak adalah suatu investasi untuk kemampuan akademik dan keberhasilan masa depan.
Head of School AIS Kemang Michelle Reynold menjelaskan melatih tingkat kemandirian dan ketahanan mental anak sangat penting dan harus dimulai sejak dini.
Banyak orang tua tidak menyadari bahwa pengawasan yang berlebihan terhadap anak bisa membawa dampak negatif terhadap masa depan anak, seperti menghambat tingkat ketahanan mental anak yang dapat mengakibatkan anak lebih mudah gelisah atau depresi.
Ketahanan mental anak yang tinggi akan meningkatkan level emosional dan sosial yang positif pada anak, keterlibatan dalam kegiatan belajar, kemampuan mengatasi beragam situasi sulit, dan menurunkan tingkat depresi.
“Dengan demikian, anak akan lebih bisa mengenali dan mengelola perasaan diri sendiri, memahami perasaan orang lain, membentuk dan menjaga hubungan yang positif dengan sekitarnya, mampu memecahkan masalah secara mendiri dan membuat keputusan, serta memiliki tujuan untuk masa depan mereka,” ujar Michelle dalam Media Workshop “Pentingnya Melatih Kemandirian dan Ketahanan Mental Anak” di Australian Independent School (AIS), Kemang, Jakarta, belum lama ini.
Ada beberapa tantangan dalam membentuk karakter anak yang mandiri, misalnya anak muda saat ini lebih mungkin untuk menghadapi masa-masa sulit dan membuat anak depresi misalnya perceraian keluarga, cyber bullying dan kompetisi akademik di sekolah.
“Tantangan lainnya adalah mungkin saat ini orang tua lebih melindungi anaknya, orang tua malu meminta dukungan dari sekolah atau masyarakat, saat ini depresi dan kecemasan berada di angka tertinggi, WHO sendiri memprediksi bahwa depresi akan menjadi penyebab kecacatan utama di dunia pada tahun 2020,” ungkap Michelle.
Ada beberapa dampak positif yang dihasilkan jika para orang tua membina ketahanan anak pada saat usia dini seperti peningkatan sosial dan keterampilan emosional anak, peningkatan kesehatan mental, pengurangan stres emosional anak, memiliki kemampuan untuk mengatasi tantangan hidup.
“Jika mempunyai mental baik, kemungkinan besar anak menawarkan dukungan untuk teman-teman sebaya dan teman sekelas, anak lebih siap untuk menghadapi bullying, kecemasan, depresi, bunuh diri saat remaja, penyalahgunaan zat, meningkatkan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir sosial,” terang Michelle.
Salah satu cara untuk membentuk ketahanan mental anak adalah dengan mengajaknya bermain musik dan drama. Dua hal tersebut dapat membuat hati anak menjadi gembira dan secara tidak langsung juga dapat melatih mental anak.
“Kegiatan seperti bermain musik dan drama memberikan dampak yang baik pada anak seperti situasi sulit yang dihadapi dan dapat bangkit kembali, dalam bermusik anak juga diajarkan bagaimana menumbuhkan nilai-nilai dan pikiran positif,” kata Michelle.
Head of School AIS Kemang Michelle Reynold menjelaskan melatih tingkat kemandirian dan ketahanan mental anak sangat penting dan harus dimulai sejak dini.
Banyak orang tua tidak menyadari bahwa pengawasan yang berlebihan terhadap anak bisa membawa dampak negatif terhadap masa depan anak, seperti menghambat tingkat ketahanan mental anak yang dapat mengakibatkan anak lebih mudah gelisah atau depresi.
Ketahanan mental anak yang tinggi akan meningkatkan level emosional dan sosial yang positif pada anak, keterlibatan dalam kegiatan belajar, kemampuan mengatasi beragam situasi sulit, dan menurunkan tingkat depresi.
“Dengan demikian, anak akan lebih bisa mengenali dan mengelola perasaan diri sendiri, memahami perasaan orang lain, membentuk dan menjaga hubungan yang positif dengan sekitarnya, mampu memecahkan masalah secara mendiri dan membuat keputusan, serta memiliki tujuan untuk masa depan mereka,” ujar Michelle dalam Media Workshop “Pentingnya Melatih Kemandirian dan Ketahanan Mental Anak” di Australian Independent School (AIS), Kemang, Jakarta, belum lama ini.
Ada beberapa tantangan dalam membentuk karakter anak yang mandiri, misalnya anak muda saat ini lebih mungkin untuk menghadapi masa-masa sulit dan membuat anak depresi misalnya perceraian keluarga, cyber bullying dan kompetisi akademik di sekolah.
“Tantangan lainnya adalah mungkin saat ini orang tua lebih melindungi anaknya, orang tua malu meminta dukungan dari sekolah atau masyarakat, saat ini depresi dan kecemasan berada di angka tertinggi, WHO sendiri memprediksi bahwa depresi akan menjadi penyebab kecacatan utama di dunia pada tahun 2020,” ungkap Michelle.
Ada beberapa dampak positif yang dihasilkan jika para orang tua membina ketahanan anak pada saat usia dini seperti peningkatan sosial dan keterampilan emosional anak, peningkatan kesehatan mental, pengurangan stres emosional anak, memiliki kemampuan untuk mengatasi tantangan hidup.
“Jika mempunyai mental baik, kemungkinan besar anak menawarkan dukungan untuk teman-teman sebaya dan teman sekelas, anak lebih siap untuk menghadapi bullying, kecemasan, depresi, bunuh diri saat remaja, penyalahgunaan zat, meningkatkan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir sosial,” terang Michelle.
Salah satu cara untuk membentuk ketahanan mental anak adalah dengan mengajaknya bermain musik dan drama. Dua hal tersebut dapat membuat hati anak menjadi gembira dan secara tidak langsung juga dapat melatih mental anak.
“Kegiatan seperti bermain musik dan drama memberikan dampak yang baik pada anak seperti situasi sulit yang dihadapi dan dapat bangkit kembali, dalam bermusik anak juga diajarkan bagaimana menumbuhkan nilai-nilai dan pikiran positif,” kata Michelle.
(tdy)