Ini Profesi yang Rentan Alami Bipolar
A
A
A
JAKARTA - Selain menjalankan gaya hidup modern, profesi tertentu ternyata rentan mengalami gangguan bipolar. Kondisi ini kerap dialami pada mereka yang bekerja dengan tuntutan kreativitas tinggi.
Psikiater Departemen Kesehatan Jiwa Masyarakat Rumah Sakit Jiwa Grogol sekaligus ketua PDSKJI DKI Jakarta Dr Nova Riyanti Yusuf SpKJ menjelaskan, pilihan profesi bisa menjadi alasan atau medium yang menyebabkan gangguan bipolar. Sayangnya hal ini kerap tidak disadari masyarakat.
"Ada beberapa profesi yang rentan seseorang terkena gangguan bipolar, misalnya pelukis, kita bisa melihat dari karya-karya sang pelukis, yang tadinya lukisan itu penuh warna lama-kelamaan didominasi warna gelap. Hal inilah yang perlu diperhatikan orang terdekatnya," kata Dr Nova dalam seminar media di Jakarta.
Pada fase manik, orang dengan gangguan bipolar biasanya akan memiliki ide yang mungkin tidak akan terpikirkan saat dalam periode normal. Ide yang muncul juga cenderung melompat-lompat dari satu ide ke ide lain. Bahkan, terkadang mereka merasa tidak butuh tidur.
"Seperti kasus pelukis yang saya temui. Pada fase manic, dia bisa mendapat energi besar, ide yang banyak, tidak tidur, itu bisa jadi kenikmatan buat dia karena berhasil," tambahnya.
Profesi penulis juga rentan mengalami gangguan bipolar. Pada profesi ini orang disekitarnya harus memperhatikan apa yang ditulis sang penulis, seperti ketika ada kecenderungan menulis terkait perasaan yang tertekan dan terdapat kalimat-kalimat yang memiliki arti bunuh diri.
"Profesi lainnya lebih mengarah kepada pekerjaan yang penuh daya kreativitas tinggi. Misal, artis, jurnalis, dan digital creative. Orang yang bergelut dengan profesi penuh kreativitas tinggi ini biasanya mengalami gangguan bipolar dalam fase manik," terangnya.
Bipolar merupakan gangguan mental yang menyerang kondisi psikis seseorang yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrim berupa mania dan depresi.
Psikiater Departemen Kesehatan Jiwa Masyarakat Rumah Sakit Jiwa Grogol sekaligus ketua PDSKJI DKI Jakarta Dr Nova Riyanti Yusuf SpKJ menjelaskan, pilihan profesi bisa menjadi alasan atau medium yang menyebabkan gangguan bipolar. Sayangnya hal ini kerap tidak disadari masyarakat.
"Ada beberapa profesi yang rentan seseorang terkena gangguan bipolar, misalnya pelukis, kita bisa melihat dari karya-karya sang pelukis, yang tadinya lukisan itu penuh warna lama-kelamaan didominasi warna gelap. Hal inilah yang perlu diperhatikan orang terdekatnya," kata Dr Nova dalam seminar media di Jakarta.
Pada fase manik, orang dengan gangguan bipolar biasanya akan memiliki ide yang mungkin tidak akan terpikirkan saat dalam periode normal. Ide yang muncul juga cenderung melompat-lompat dari satu ide ke ide lain. Bahkan, terkadang mereka merasa tidak butuh tidur.
"Seperti kasus pelukis yang saya temui. Pada fase manic, dia bisa mendapat energi besar, ide yang banyak, tidak tidur, itu bisa jadi kenikmatan buat dia karena berhasil," tambahnya.
Profesi penulis juga rentan mengalami gangguan bipolar. Pada profesi ini orang disekitarnya harus memperhatikan apa yang ditulis sang penulis, seperti ketika ada kecenderungan menulis terkait perasaan yang tertekan dan terdapat kalimat-kalimat yang memiliki arti bunuh diri.
"Profesi lainnya lebih mengarah kepada pekerjaan yang penuh daya kreativitas tinggi. Misal, artis, jurnalis, dan digital creative. Orang yang bergelut dengan profesi penuh kreativitas tinggi ini biasanya mengalami gangguan bipolar dalam fase manik," terangnya.
Bipolar merupakan gangguan mental yang menyerang kondisi psikis seseorang yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrim berupa mania dan depresi.
(tdy)