Ini Efek Pemberian ASI Tak Maksimal
A
A
A
JAKARTA - Riset terkini dengan dukungan Alive & Thrive pada 2015 mengukur beban ekonomi dari pemberian ASI yang tidak optimal di 7 negara Asia Tenggara, di antaranya Indonesia, Thailand, dan Vietnam. Hasil studi menunjukkan, investasi dan program yang mendukung para ibu menyusui akan menyelamatkan jiwa dan memberikan hasil investasi yang tinggi.
Pemberian ASI tak maksimal ini memang memberikan efek pada anak. Nah, berikut ini fakta pemberian ASI tak maksimal pada anak:
1. Rentan terserang penyakit
Anak yang tidak ASI eksklusif lebih mudah terserang diare dan pneumonia. Dengan menyusui, 50% kematian anak di bawah dua tahun dapat akibat kedua penyakit itu dapat dicegah. Bila 90% ibu menyusui bayinya selama dua tahun, 10% dari kematian ibu akibat kanker payudara di ke-7 negara itu dapat dicegah tiap tahunnya.
2. Kerugian kognitif hilangkan pendapatan
Menyusui tidak maksimal berdampak pada kemampuan anak untuk belajar. Karenya berpengaruh terhadap potensi mereka untuk memperoleh penghasilan yang optimal di masa depan. Lebih dari 80% kerugian upah ini terjadi di Indonesia, hampir USD1.343.700.000.
3. Produktivitas menurun
Saat anak terserang penyakit akibat tidak maksimalnya pemberian ASI, orang tua menanggung biaya berobat ke fasilitas kesehatan. Studi di Indonesia dan Timor Leste mengindikasikan kehilangan waktu kerja dan biaya transportasi yang ditanggung keluarga mencapai 25% dari biaya pengobatan diare dan pneumonia.
Sementara, jika pemberian ASI optimal dapat mencegah diare dan pneumonia. Negara pun dapat menghemat lebih dari USD293.000.000 dari biaya perawatan kesehatan tahunan di ke-7 negara di atas. Di Indonesia biaya yang dapat dihemat mencapai hampir USD256.420.000.
4. Biaya pembelian susu formula tinggi
Biaya membeli susu formula bayi menyedot pendapatan keluarga. Di Indonesia 13,8% dari penghasilan bulanan seseorang habis digunakan untuk membeli susu formula merek menengah untuk bayi berusia kurang dari enam bulan.
Pemberian ASI tak maksimal ini memang memberikan efek pada anak. Nah, berikut ini fakta pemberian ASI tak maksimal pada anak:
1. Rentan terserang penyakit
Anak yang tidak ASI eksklusif lebih mudah terserang diare dan pneumonia. Dengan menyusui, 50% kematian anak di bawah dua tahun dapat akibat kedua penyakit itu dapat dicegah. Bila 90% ibu menyusui bayinya selama dua tahun, 10% dari kematian ibu akibat kanker payudara di ke-7 negara itu dapat dicegah tiap tahunnya.
2. Kerugian kognitif hilangkan pendapatan
Menyusui tidak maksimal berdampak pada kemampuan anak untuk belajar. Karenya berpengaruh terhadap potensi mereka untuk memperoleh penghasilan yang optimal di masa depan. Lebih dari 80% kerugian upah ini terjadi di Indonesia, hampir USD1.343.700.000.
3. Produktivitas menurun
Saat anak terserang penyakit akibat tidak maksimalnya pemberian ASI, orang tua menanggung biaya berobat ke fasilitas kesehatan. Studi di Indonesia dan Timor Leste mengindikasikan kehilangan waktu kerja dan biaya transportasi yang ditanggung keluarga mencapai 25% dari biaya pengobatan diare dan pneumonia.
Sementara, jika pemberian ASI optimal dapat mencegah diare dan pneumonia. Negara pun dapat menghemat lebih dari USD293.000.000 dari biaya perawatan kesehatan tahunan di ke-7 negara di atas. Di Indonesia biaya yang dapat dihemat mencapai hampir USD256.420.000.
4. Biaya pembelian susu formula tinggi
Biaya membeli susu formula bayi menyedot pendapatan keluarga. Di Indonesia 13,8% dari penghasilan bulanan seseorang habis digunakan untuk membeli susu formula merek menengah untuk bayi berusia kurang dari enam bulan.
(tdy)