Menunda Haid bagi Kesehatan
A
A
A
JAKARTA - Penundaan haid dewasa ini dimungkinkan dengan pemberian suplementasi hormon. Hal ini biasa dilakukan wanita yang akan berangkat haji atau umrah. Lalu bagaimana efeknya untuk kesehatan?
Dr Riyan Hari Kurniawan SpOG dari Bamed Health Care mengatakan tidak ada efek merugikan dari obat pengatur haid, namun dia menyarankan untuk berkonsultasi dahulu ke dokter kandungan dan pastikan tidak ada kontraindikasi dengan penggunaan pil KB.
"Bisa juga digunakan bagi wanita yang ingin berpuasa penuh tanpa ada haid," kata dr Riyan.
Ia juga menyinggung mengenai gangguan haid. Salah satu penyebabnya adalah sindrom ovarium polikistik (SOPK). Penyebabnya yaitu tidak menetasnya (berovulasi) sel telur keluar dari indung telur, akibat kegagalan pematangan sel telur.
SOPK lebih sering terjadi pada perempuan yang mengalami kelebihan berat badan dan obesitas. Dampak gangguan ini antara lain risiko penebalan dinding rahim, gangguan kesuburan, keguguran, dan gangguan psikologi karena rasa rendah diri.
Bagi penderita SOPK yang kelebihan berat badan, disarankan menurunkannya. Adanya perubahan gaya hidup yang berfokus pada diet dan olahraga adalah langkah terpenting.
Bahkan, turunnya berat badan 5 persen saja dapat memperbaiki keadaan SOPK, membuat haid kembali teratur, memperbaiki fungsi sel telur, dan meningkatkan peluang kehamilan.
"Jika memang terjadi gangguan haid dan kesuburan segera periksa ke dokter kandungam. Jika memang penyebabnya SOPK maka momen puasa ini bisa dijadikan waktu yang tepat untuk memperbaiki gaya hidup demi fungsi reproduksi yang lebih baik," ujar dr Riyan.
Termasuk bagi wanita yang memiliki keluhan menopause. Mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, menjaga berat badan ideal, diet seimbang, konsumsi suplemen kalsium, olahraga ringan, dan konsumsi suplementasi hormonal pengganti jika diperlukan.
Dr Riyan Hari Kurniawan SpOG dari Bamed Health Care mengatakan tidak ada efek merugikan dari obat pengatur haid, namun dia menyarankan untuk berkonsultasi dahulu ke dokter kandungan dan pastikan tidak ada kontraindikasi dengan penggunaan pil KB.
"Bisa juga digunakan bagi wanita yang ingin berpuasa penuh tanpa ada haid," kata dr Riyan.
Ia juga menyinggung mengenai gangguan haid. Salah satu penyebabnya adalah sindrom ovarium polikistik (SOPK). Penyebabnya yaitu tidak menetasnya (berovulasi) sel telur keluar dari indung telur, akibat kegagalan pematangan sel telur.
SOPK lebih sering terjadi pada perempuan yang mengalami kelebihan berat badan dan obesitas. Dampak gangguan ini antara lain risiko penebalan dinding rahim, gangguan kesuburan, keguguran, dan gangguan psikologi karena rasa rendah diri.
Bagi penderita SOPK yang kelebihan berat badan, disarankan menurunkannya. Adanya perubahan gaya hidup yang berfokus pada diet dan olahraga adalah langkah terpenting.
Bahkan, turunnya berat badan 5 persen saja dapat memperbaiki keadaan SOPK, membuat haid kembali teratur, memperbaiki fungsi sel telur, dan meningkatkan peluang kehamilan.
"Jika memang terjadi gangguan haid dan kesuburan segera periksa ke dokter kandungam. Jika memang penyebabnya SOPK maka momen puasa ini bisa dijadikan waktu yang tepat untuk memperbaiki gaya hidup demi fungsi reproduksi yang lebih baik," ujar dr Riyan.
Termasuk bagi wanita yang memiliki keluhan menopause. Mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, menjaga berat badan ideal, diet seimbang, konsumsi suplemen kalsium, olahraga ringan, dan konsumsi suplementasi hormonal pengganti jika diperlukan.
(tdy)