Penyebab Bau Mulut dan Solusinya

Sabtu, 17 Juni 2017 - 05:32 WIB
Penyebab Bau Mulut dan Solusinya
Penyebab Bau Mulut dan Solusinya
A A A
JAKARTA - Sebanyak 90 persen kasus halitosis (bau mulut) muncul karena adanya masalah di dalam mulut, seperti oral hygiene yang buruk, karies, karang gigi, dan penyakit periodontal.

Berikut ini adalah penjabaran penyebab halitosis sekaligus kiat untuk mengatasinya:

1. Karies
Sisa makanan yang menumpuk akhirnya menyebabkan pertumbuhan bakteri meningkat. Karies merupakan 'sarang' bagi bakteri dalam mulut untuk berkembang. Semakin besar lubang yang terjadi akibat karies, semakin banyak pula makanan yang mungkin menumpuk di area tersebut.

Akibatnya bakteri akan semakin bertambah di area karies gigi. Selain menjaga kebersihan mulut, halitosis yang dipicu oleh karies mungkin membutuhkan upaya seperti penambalan atau perawatan saraf pada gigi berlubang.

2. Karang gigi
Halitosis juga bisa disebabkan karena karang gigi. Karang gigi dapat memicu terjadinya halitosis karena ada banyak bakteri yang berkumpul di karang gigi. Adapun halitosis akibat karang gigi, memerlukan prosedur scaling.

3. Tongue coating
Permukaan lidah yang tidak rata berpotensi menyimpan sisa-sisa makanan yang dapat memicu berkembangnya bakteri yang berlebih dalam mulut. Itulah pentingnya membersihkan lidah secara rutin usai menyikat gigi.

Sayangnya, sering kali kita hanya fokus pada kebersihan gigi dan melupakan lidah. Padahal, untuk membersihkan lidah bisa dengan pembersih lidah khusus maupun pembersih lidah yang umum terdapat di bagian belakang sikat gigi.

4. Impaksi makanan
Impaksi merupakan sisa makanan yang terselip di susunan gigi. Umumnya ditemukan pada pasien dengan susunan gigi yang kurang baik ataupun yang mengenakan bracket gigi. Dalam kondisi ini, kebersihan gigi harus dijaga dengan baik.

5. Gigi palsu
Penggunaan gigi palsu dapat memicu terjadinya halitosis jika kebersihan gigi palsu tak terjaga. Untuk mencegah halitosis, gigi palsu sebaiknya dilepas menjelang tidur dan dibersihkan hingga menyeluruh agar tidak ada sisa makanan yang menempel. Simpan gigi palsu di dalam air setelah dibersihkan.

6. Tambalan buruk
Selain menjaga kebersihan mulut dengan baik, penanganan halitosis akibat tambalan buruk juga perlu disertai dengan perbaikan tambalan gigi.

7. Penyakit sistemik
Kondisi ini merupakan pemicu halitosis dari luar mulut. Penyakit diabetes contohnya, penderita diabetes mellitus umumnya mengeluarkan bau mulut yang khas. Meski disebabkan oleh faktor di luar mulut, halitosis pada penderita penyakit sistemik perlu diatasi dengan menjaga kebersihan mulut yang baik melalui sikat gigi dan lidah. Upaya lain yang perlu dilakukan ialah mengontrol penyakit sehingga halitosis dapat berkurang.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1493 seconds (0.1#10.140)
pixels