Berburu Kelezatan dan Kelembutan Sate Hadorie Stasiun Bandung
A
A
A
BANDUNG - Warga Bandung sudah sangat familiar dengan Sate Hadorie Stasiun Bandung yang terkenal enak. Kelembutan daging dan bumbu satenya dipastikan membuat orang yang baru menyantapnya ketagihan.
Di musim mudik seperti saat ini, Sate Hadorie pun banyak diburu warga, termasuk para pemudik. Bahkan, saking ramainya pembeli, Warung Sate Hadorie Stasiun Bandung harus menyiapkan stok daging lebih banyak ketimbang hari-hari biasa.
Warung Sate Hadorie yang berdiri sejak 1952 itu memang terkenal seantero Bandung. Warung ini berada di di kawasan Stasiun Bandung, tepatnya di kompleks Terminal Stasiun Hall Kota Bandung. Meski berada di kawasan terminal yang terkesan kumuh, namun sate ini tetap banyak diburu orang.
Tidak sedikit orang top yang ketagihan menikmatinya, mulai artis hingga pejabat pemerintahan, seperti Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Bahkan, anggota DPR, menteri, hingga Presiden RI ketiga BJ Habiebie pun sempat menyambangi warung ini. Sate Hadorie juga disebut-sebut makanan favorit mantan Wali Kota Bandung Dada Rosada.
Lokasinya yang berada di kawasan terminal dan Stasiun Bandung membuat Sate Hadorie banyak pula diburu pemudik pada musim mudik lebaran tahun ini. Para pemudik biasanya menyempatkan diri menikmati Sate Hadorie sambil menunggu keberangkatan ataupun baru tiba di Bandung.
"Alhamdulillah, musim mudik tahun ini juga ramai. Kami hanya libur dua hari sehari sebelum dan sehari sesudah lebaran," tutur Agus, 51, salah seorang pekerja di Warung Sate Hadorie Stasiun Bandung, Minggu (2/7/2017).
Pada hari-hari biasa, Warung Sate Hadorie Stasiun Bandung bisa menghabiskan daging kambing hingga 80 kg per harinya. Namun, pada musim mudik kali ini, daging kambing yang dihabiskan bisa lebih dari satu kuintal. Selain sate kambing, juga tersedia sate sapi, sate ayam, dan gulai kambing.
Rahasia kenikmatan Sate Hadorie sebenarnya terletak pada daging yang digunakan. Sate Hadorie hanya menggunakan daging paha bagian belakang. Hal itu membuat Sate Hadorie sangat empuk saat digigit. Potongan daging yang lebih besar pun membuat Sate Hadorie sangat pas di mulut saat disantap.
"Kita juga tidak pakai daun pepaya untuk membuat daging empuk, langsung aja diambil dari paha belakang lalu dibakar. Tidak ada bagian lain yang kita pakai selain daging paha belakang," ujar Agus.
Sejak berdiri 65 tahun silam, Sate Hadorie kini sudah dikelola oleh generasi ketiga dari Kakek Inung dan Nenek Una, yakni Wawan Hadori. Sebelum bernama Sate Hadorie, orang mengenalnya dengan nama Sate Inung. Selain di kawasan Stasiun Bandung, Warung Sate Hadorie kini membuka empat cabang lainnya di Kota Bandung.
Ramdani, 38, seorang pemudik yang baru turun dari kereta api di Stasiun Bandung mengaku sengaja singgah di Warung Sate Hadorie sebelum melanjutkan perjalanannya ke Cijerah, Kota Bandung. Dia mengaku sering makan Sate Hadori karena enak.
"Satenya enak, dagingnya juga empuk, makanya saya sering makan di sini," kata Ramdani yang mengaku baru pulang mudik dari Semarang.
Di musim mudik seperti saat ini, Sate Hadorie pun banyak diburu warga, termasuk para pemudik. Bahkan, saking ramainya pembeli, Warung Sate Hadorie Stasiun Bandung harus menyiapkan stok daging lebih banyak ketimbang hari-hari biasa.
Warung Sate Hadorie yang berdiri sejak 1952 itu memang terkenal seantero Bandung. Warung ini berada di di kawasan Stasiun Bandung, tepatnya di kompleks Terminal Stasiun Hall Kota Bandung. Meski berada di kawasan terminal yang terkesan kumuh, namun sate ini tetap banyak diburu orang.
Tidak sedikit orang top yang ketagihan menikmatinya, mulai artis hingga pejabat pemerintahan, seperti Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Bahkan, anggota DPR, menteri, hingga Presiden RI ketiga BJ Habiebie pun sempat menyambangi warung ini. Sate Hadorie juga disebut-sebut makanan favorit mantan Wali Kota Bandung Dada Rosada.
Lokasinya yang berada di kawasan terminal dan Stasiun Bandung membuat Sate Hadorie banyak pula diburu pemudik pada musim mudik lebaran tahun ini. Para pemudik biasanya menyempatkan diri menikmati Sate Hadorie sambil menunggu keberangkatan ataupun baru tiba di Bandung.
"Alhamdulillah, musim mudik tahun ini juga ramai. Kami hanya libur dua hari sehari sebelum dan sehari sesudah lebaran," tutur Agus, 51, salah seorang pekerja di Warung Sate Hadorie Stasiun Bandung, Minggu (2/7/2017).
Pada hari-hari biasa, Warung Sate Hadorie Stasiun Bandung bisa menghabiskan daging kambing hingga 80 kg per harinya. Namun, pada musim mudik kali ini, daging kambing yang dihabiskan bisa lebih dari satu kuintal. Selain sate kambing, juga tersedia sate sapi, sate ayam, dan gulai kambing.
Rahasia kenikmatan Sate Hadorie sebenarnya terletak pada daging yang digunakan. Sate Hadorie hanya menggunakan daging paha bagian belakang. Hal itu membuat Sate Hadorie sangat empuk saat digigit. Potongan daging yang lebih besar pun membuat Sate Hadorie sangat pas di mulut saat disantap.
"Kita juga tidak pakai daun pepaya untuk membuat daging empuk, langsung aja diambil dari paha belakang lalu dibakar. Tidak ada bagian lain yang kita pakai selain daging paha belakang," ujar Agus.
Sejak berdiri 65 tahun silam, Sate Hadorie kini sudah dikelola oleh generasi ketiga dari Kakek Inung dan Nenek Una, yakni Wawan Hadori. Sebelum bernama Sate Hadorie, orang mengenalnya dengan nama Sate Inung. Selain di kawasan Stasiun Bandung, Warung Sate Hadorie kini membuka empat cabang lainnya di Kota Bandung.
Ramdani, 38, seorang pemudik yang baru turun dari kereta api di Stasiun Bandung mengaku sengaja singgah di Warung Sate Hadorie sebelum melanjutkan perjalanannya ke Cijerah, Kota Bandung. Dia mengaku sering makan Sate Hadori karena enak.
"Satenya enak, dagingnya juga empuk, makanya saya sering makan di sini," kata Ramdani yang mengaku baru pulang mudik dari Semarang.
(alv)