Vape Lebih Berbahaya Dibandingkan Rokok Tembakau
A
A
A
JAKARTA - Vape atau rokok elektrik tengah menjadi tren dan gaya hidup baru masyarakat Indonesia. Rokok jenis ini pun dipilih karena dinilai memiliki risiko kesehatan lebih rendah dibandingkan rokok tembakau serta mampu mengatasi kecanduan rokok tembakau. Sayangnya anggapan tersebut tidaklah tepat.
Dilansir dari The Sun, sebuah penelitian terbaru mengungkapkan, bahwa vape berisiko lebih tinggi memicu stroke dibandingkan rokok tembakau. Penelitian ini melakukan uji coba dengan menggunakan tikus yang terpapar uap vape selama 10 hingga 30 hari dan hasilnya tikus mengalami stroke dan kerusakan saraf yang lebih besar dibandingkan tikus yang terpapar asap tembakau.
Selain itu, menggunakan vape juga membuat otak lebih sedikit menyerap glukosa atau zat yang bertanggung jawab dalam memicu aktivitas otak. Sementara bagi penderita stroke yang selamat biasanya akan mengalami cacat fisik, depresi, memori terganggu hingga kesulitan berbicara.
“Vaping tidak lebih aman daripada rokok tembakau dan dapat menimbulkan risiko serupa, risikonya stroke berat," papar peneliti dari Texas Tech University Health Sciences Center.
Terkait penelitian ini, Profesor Jeremy Pearson, dari British Heart Foundation, menilai penelitian ini menunjukkan bahwa belum ada bukti ilmiah yang menunjukan bahwa vape lebih aman bagi kesehatan dibandingkan merokok. Penelitian ini pun sudah dipresentasikan di American Heart Association's International Stroke Conference 2017.
"Berhenti merokok adalah langkah yang paling penting yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan kesehatan jantung Anda, dan kita tahu bahwa semakin banyak orang yang beralih ke vape untuk berhenti," ujar Profesor Jeremy Pearson.
Dilansir dari The Sun, sebuah penelitian terbaru mengungkapkan, bahwa vape berisiko lebih tinggi memicu stroke dibandingkan rokok tembakau. Penelitian ini melakukan uji coba dengan menggunakan tikus yang terpapar uap vape selama 10 hingga 30 hari dan hasilnya tikus mengalami stroke dan kerusakan saraf yang lebih besar dibandingkan tikus yang terpapar asap tembakau.
Selain itu, menggunakan vape juga membuat otak lebih sedikit menyerap glukosa atau zat yang bertanggung jawab dalam memicu aktivitas otak. Sementara bagi penderita stroke yang selamat biasanya akan mengalami cacat fisik, depresi, memori terganggu hingga kesulitan berbicara.
“Vaping tidak lebih aman daripada rokok tembakau dan dapat menimbulkan risiko serupa, risikonya stroke berat," papar peneliti dari Texas Tech University Health Sciences Center.
Terkait penelitian ini, Profesor Jeremy Pearson, dari British Heart Foundation, menilai penelitian ini menunjukkan bahwa belum ada bukti ilmiah yang menunjukan bahwa vape lebih aman bagi kesehatan dibandingkan merokok. Penelitian ini pun sudah dipresentasikan di American Heart Association's International Stroke Conference 2017.
"Berhenti merokok adalah langkah yang paling penting yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan kesehatan jantung Anda, dan kita tahu bahwa semakin banyak orang yang beralih ke vape untuk berhenti," ujar Profesor Jeremy Pearson.
(nfl)