Benarkah Rutin Minum Kopi Bisa Membuat Panjang Umur?
A
A
A
JAKARTA - Menurut sebuah studi baru di University of Southern California (USC), minum kopi dapat membuat kehidupan Anda lebih lama. Dalam sebuah penelitian terhadap lebih dari 180.000 peserta, para peneliti menemukan bahwa orang yang minum kopi biasa atau kopi tanpa kafein mengalami manfaat bagi kesehatan merea, seperti peningkatan umur panjang.
Para peneliti melaporkan dalam jurnal Annals of Internal Medicine bahwa orang yang mengonsumsi secangkir kopi sehari 12 persen lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal lebih awal dibandingkan mereka yang tidak minum kopi. Bahkan, bagi mereka yang minum dua sampai tiga cangkir sehari bias mencapai 18 persen dalam mengurangi kemungkinan kematian. Namun, hal yang perlu diperhatikan adalah kopi yang dimaksud dalam hal ini adalah kopi yang tidak terikat dengan kafein.
Diklaim sebagai penelitian yang cukup besar, penelitian ini memiliki beragam peserta yang mencakup orang Afrika-Amerika, Jepang-Amerika, Latin dan kulit putih. “Penelitian semacam itu penting karena pola gaya hidup dan risiko penyakit dapat bervariasi secara substansial dari berbagai latar belakang ras dan etnis, dan temuan dalam satu kelompok mungkin tidak berlaku untuk orang lain” ungkap seorang peneliti.
Karena penelitian ini didasari dari empat etnis yang berbeda maka aman untuk mengatakan bahwa hasil dari penelitian berlaku untuk kelompok lain. “Melihat pola serupa di empat populasi yang berbeda memberi dukungan biologis yang lebih kuat terhadap argumen bahwa kopi memang bagus untuk Anda, tak peduli Anda berkulit putih, Afrika-Amerika, Latin atau Asia” jelasnya.
Dilansir Boldsky, penulis juga menjelaskan bahwa walaupun penelitian ini tidak menunjukkan bahan kimia apa yang terkandung di dalam kopi yang memiliki manfaat baik tersebut, namun kini telah jelas bahwa kopi dapat dimasukkan ke dalam pola makan dan gaya hidup sehat.
Para peneliti melaporkan dalam jurnal Annals of Internal Medicine bahwa orang yang mengonsumsi secangkir kopi sehari 12 persen lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal lebih awal dibandingkan mereka yang tidak minum kopi. Bahkan, bagi mereka yang minum dua sampai tiga cangkir sehari bias mencapai 18 persen dalam mengurangi kemungkinan kematian. Namun, hal yang perlu diperhatikan adalah kopi yang dimaksud dalam hal ini adalah kopi yang tidak terikat dengan kafein.
Diklaim sebagai penelitian yang cukup besar, penelitian ini memiliki beragam peserta yang mencakup orang Afrika-Amerika, Jepang-Amerika, Latin dan kulit putih. “Penelitian semacam itu penting karena pola gaya hidup dan risiko penyakit dapat bervariasi secara substansial dari berbagai latar belakang ras dan etnis, dan temuan dalam satu kelompok mungkin tidak berlaku untuk orang lain” ungkap seorang peneliti.
Karena penelitian ini didasari dari empat etnis yang berbeda maka aman untuk mengatakan bahwa hasil dari penelitian berlaku untuk kelompok lain. “Melihat pola serupa di empat populasi yang berbeda memberi dukungan biologis yang lebih kuat terhadap argumen bahwa kopi memang bagus untuk Anda, tak peduli Anda berkulit putih, Afrika-Amerika, Latin atau Asia” jelasnya.
Dilansir Boldsky, penulis juga menjelaskan bahwa walaupun penelitian ini tidak menunjukkan bahan kimia apa yang terkandung di dalam kopi yang memiliki manfaat baik tersebut, namun kini telah jelas bahwa kopi dapat dimasukkan ke dalam pola makan dan gaya hidup sehat.
(tdy)