5 Tips Sehat Saat Melaksanakan Ibadah Haji
A
A
A
JAKARTA - Kesehatan merupakan hal yang harus diperhatikan, khususnya saat menjalani ibadah haji. Pasalnya, tubuh yang tak prima bisa membuat proses haji di Tanah Suci menjadi tidak sempurna.
Apalagi panas di Arab Saudi mencapai lebih dari 40 derajat. Hal tersebut membuat para jamaah berisiko mengalami kelelahan, dehidrasi, hingga heatstroke.
Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH FACP FINASIM dari Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan cuaca panas merupakan faktor utama masalah kesehatan bagi jamaah haji.
"Selain faktor cuaca, keadaan lain yang dapat memperburuk kesehatan para jamaah, yakni kelelahan akibat perjalanan yang lama," kata dr Ari.
Agar tetap sehat dan ibadah haji berjalan lancar, berikut empat tips yang bisa dilakukan di Tanah Suci.
1. Cukupi kebutuhan cairan
Cuaca panas bisa menyebabkan dehidrasi dan heatstroke. Karena itu, dr Ari menyarankan cukupi kebutuhan cairan dengan banyak mengonsumsi air. Perhatikan juga warna urine. Pasalnya, warna urine cokelat kekuningan menandakan tubuh dehidrasi. Hindari konsumsi minuman berkafein seperti kopi dan soda agar tidak memperberat dehidrasi.
"Oleh karena itu yang utama adalah tetap mempertahankan minum 3-4 liter. Makin sering terpapar udara panas, jumlah cairan yang diminum juga harus ditingkatkan," terang dr Ari.
2. Istirahat cukup
Selama menjalankan ibadah haji, jamaah akan dipadati oleh kegiatan ibadah hingga perjalanan yang panjang sehingga membuat tubuh rentan lelah. Agar tetap bugar, dr Ari menyarankan untuk istirahat yang cukup.
"Rasa bersyukur dan ingin segera melihat Masjid Nabawi serta ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW kadang kala mengalahkan rasa lelah yang ada selama perjalanan dan sampai di penginapan. Oleh karena itu hal yang perlu dicermati oleh para jemaah dan para pimpinan kelompok adalah agar bagi para jemaah tersedia waktu istirahat yang cukup setelah sampai di penginapan," sarannya.
3. Perhatikan jadwal makan
Selain istirahat, asupan makanan juga kerap diabaikan oleh para jemaah haji. Akibatnya banyak jamaah yang memilih untuk jajan di pinggir jalan dengan kualitas yang belum terjaga. Demi kesehatan, para jamaah dianjurkan untuk mengonsumsi makanan resmi dari katering penyelenggara yang disertai oleh keterangan kapan makanan dapat dikonsumsi dan tidak dapat dikonsumsi.
"Aktivitas ibadah termasuk pergi dan pulang dari penginapan dan ke mesjid akan menghabiskan energi kita. Oleh karena itu harus diimbangi makan yang cukup. Apabila asupan makan kita tidak baik tentunya secara umum hal ini juga akan mempengaruhi daya tahan tubuh kita," jelasnya.
4. Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin
Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin merupakan hal yang harus dilakukan para jamaah. Pemeriksaan bisa dilakukan oleh petugas kesehatan yang berjaga. Jangan lupa juga untuk mengonsumsi obat-obatan rutin bagi jamaah dengan penyakit kronis untuk menghindari kekambuhan di Tanah Suci.
"Hal ini penting agar gangguan kesehatan yang terjadi dapat segera diatasi dan tidak berlarut. Perlu diingat karena kontak satu jemaah dengan jemaah lain cukup dekat maka jika ada salah satu jemaah yang mengalami flu berupa batuk pilek akan mudah menularkan kepada yang lain," pungkasnya.
Apalagi panas di Arab Saudi mencapai lebih dari 40 derajat. Hal tersebut membuat para jamaah berisiko mengalami kelelahan, dehidrasi, hingga heatstroke.
Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH FACP FINASIM dari Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan cuaca panas merupakan faktor utama masalah kesehatan bagi jamaah haji.
"Selain faktor cuaca, keadaan lain yang dapat memperburuk kesehatan para jamaah, yakni kelelahan akibat perjalanan yang lama," kata dr Ari.
Agar tetap sehat dan ibadah haji berjalan lancar, berikut empat tips yang bisa dilakukan di Tanah Suci.
1. Cukupi kebutuhan cairan
Cuaca panas bisa menyebabkan dehidrasi dan heatstroke. Karena itu, dr Ari menyarankan cukupi kebutuhan cairan dengan banyak mengonsumsi air. Perhatikan juga warna urine. Pasalnya, warna urine cokelat kekuningan menandakan tubuh dehidrasi. Hindari konsumsi minuman berkafein seperti kopi dan soda agar tidak memperberat dehidrasi.
"Oleh karena itu yang utama adalah tetap mempertahankan minum 3-4 liter. Makin sering terpapar udara panas, jumlah cairan yang diminum juga harus ditingkatkan," terang dr Ari.
2. Istirahat cukup
Selama menjalankan ibadah haji, jamaah akan dipadati oleh kegiatan ibadah hingga perjalanan yang panjang sehingga membuat tubuh rentan lelah. Agar tetap bugar, dr Ari menyarankan untuk istirahat yang cukup.
"Rasa bersyukur dan ingin segera melihat Masjid Nabawi serta ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW kadang kala mengalahkan rasa lelah yang ada selama perjalanan dan sampai di penginapan. Oleh karena itu hal yang perlu dicermati oleh para jemaah dan para pimpinan kelompok adalah agar bagi para jemaah tersedia waktu istirahat yang cukup setelah sampai di penginapan," sarannya.
3. Perhatikan jadwal makan
Selain istirahat, asupan makanan juga kerap diabaikan oleh para jemaah haji. Akibatnya banyak jamaah yang memilih untuk jajan di pinggir jalan dengan kualitas yang belum terjaga. Demi kesehatan, para jamaah dianjurkan untuk mengonsumsi makanan resmi dari katering penyelenggara yang disertai oleh keterangan kapan makanan dapat dikonsumsi dan tidak dapat dikonsumsi.
"Aktivitas ibadah termasuk pergi dan pulang dari penginapan dan ke mesjid akan menghabiskan energi kita. Oleh karena itu harus diimbangi makan yang cukup. Apabila asupan makan kita tidak baik tentunya secara umum hal ini juga akan mempengaruhi daya tahan tubuh kita," jelasnya.
4. Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin
Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin merupakan hal yang harus dilakukan para jamaah. Pemeriksaan bisa dilakukan oleh petugas kesehatan yang berjaga. Jangan lupa juga untuk mengonsumsi obat-obatan rutin bagi jamaah dengan penyakit kronis untuk menghindari kekambuhan di Tanah Suci.
"Hal ini penting agar gangguan kesehatan yang terjadi dapat segera diatasi dan tidak berlarut. Perlu diingat karena kontak satu jemaah dengan jemaah lain cukup dekat maka jika ada salah satu jemaah yang mengalami flu berupa batuk pilek akan mudah menularkan kepada yang lain," pungkasnya.
(tdy)