Berada di Panti Jompo Membuat Harapan Hidup Lansia Menurun
A
A
A
JAKARTA - Sebuah penelitian menunjukkan bahwa berada di panti jompo membuat para lansia mudah menyerah akan kehidupan. Kondisi ini biasanya disebabkan karena timbulnya sikap apatis lantaran kurangnya stimulasi mental yang membuat lansia tidak peduli dengan kehidupan sehari-harinya.
Bahkan, beberapa panti jompo diyakini tidak mengadakan kegiatan yang menarik sehingga para lansia tidak memiliki motivasi untuk menjalankan hidup. Dilansir dari Daily Mail, penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Belanda terhadap 713 panti jompo, menemukan sikap apatis bisa meningkatkan risiko kematian hingga 62% dalam waktu empat bulan.
Selain itu ditemukan juga ada banyak masalah seputar dana sosial untuk perawatan lansia dan masalah yang dihadapi petugas panti jompo ketika menghadapi para lansia. Dalam hal ini, karena keterbatasan dana, biasanya lansia hanya duduk di ruang televisi bersama penghuni lain tanpa melakukan kegiatan lain.
Meski belum ada alasan yang jelas mengapa sikap apatis menyebabkan kematian dini, namun sikap ini bisa mempengaruhi fungsi otak.
"Adanya sikap apatis pada lansia yang tinggal di panti jompo membuat mereka harus mendapatkan perhatian lebih dalam perawatan sehari-hari,” papar penulis utama penelitian, Johanna Nijsten dari Universitas Radbound.
Sebelum dimasukkan ke dalam panti jompo, Johanna meminta para lansia diskrining terlebih dahulu untuk melihat adanya sikap apatis, depresi dan gangguan kejiwaan. Dengan demikian, pihak panti jompo bisa membuat banyak aktivitas agar bisa membantu para lansia. Sayangnya sikap apatis yang berbeda dari depresi ini seringkali tidak disadari oleh petugas.
Sementara Caroline Abrahams dari Age UK mengatakan, sebanyak 40% lansia yang tinggal di panti jompo hidup dengan depresi. Meski banyak panti jompo yang mendukung gaya hidup aktif, tapi kebanyakan dari mereka hanya melakukan hal-hal yang mendasar yang bisa memperburuk keadaan lansia yang memiliki sikap apatis dan tidak memiliki motivasi karena kegiatan yang dilakukan kurang menantang.
Bahkan, beberapa panti jompo diyakini tidak mengadakan kegiatan yang menarik sehingga para lansia tidak memiliki motivasi untuk menjalankan hidup. Dilansir dari Daily Mail, penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Belanda terhadap 713 panti jompo, menemukan sikap apatis bisa meningkatkan risiko kematian hingga 62% dalam waktu empat bulan.
Selain itu ditemukan juga ada banyak masalah seputar dana sosial untuk perawatan lansia dan masalah yang dihadapi petugas panti jompo ketika menghadapi para lansia. Dalam hal ini, karena keterbatasan dana, biasanya lansia hanya duduk di ruang televisi bersama penghuni lain tanpa melakukan kegiatan lain.
Meski belum ada alasan yang jelas mengapa sikap apatis menyebabkan kematian dini, namun sikap ini bisa mempengaruhi fungsi otak.
"Adanya sikap apatis pada lansia yang tinggal di panti jompo membuat mereka harus mendapatkan perhatian lebih dalam perawatan sehari-hari,” papar penulis utama penelitian, Johanna Nijsten dari Universitas Radbound.
Sebelum dimasukkan ke dalam panti jompo, Johanna meminta para lansia diskrining terlebih dahulu untuk melihat adanya sikap apatis, depresi dan gangguan kejiwaan. Dengan demikian, pihak panti jompo bisa membuat banyak aktivitas agar bisa membantu para lansia. Sayangnya sikap apatis yang berbeda dari depresi ini seringkali tidak disadari oleh petugas.
Sementara Caroline Abrahams dari Age UK mengatakan, sebanyak 40% lansia yang tinggal di panti jompo hidup dengan depresi. Meski banyak panti jompo yang mendukung gaya hidup aktif, tapi kebanyakan dari mereka hanya melakukan hal-hal yang mendasar yang bisa memperburuk keadaan lansia yang memiliki sikap apatis dan tidak memiliki motivasi karena kegiatan yang dilakukan kurang menantang.
(nfl)