Schools Meals Program Mendukung Peningkatan Kesehatan dan Nutrisi
A
A
A
JAKARTA - Angka kecukupan gizi di Indonesia saat ini masih terbilang kurang, khususnya gizi pada anak, pemenuhan nutrisi dan cukupnya gizi pada anak merupakan hal yang sangat penting. Pemenuhan gizi bisa menghindarkan anak dari kondisi stunting (bertubuh pendek) atau serangan dari beragam penyakit.
Dilandasi hal tersebut, Cargill Indonesia mengimplementasikan program bagi peningkatan kesehatan dan nutrisi untuk masyarakat dengan menggelar Schools Meals Program yang merupakan kegiatan peningkatan gizi untuk siswa sekolah dasar. Ini merupakan program kerjasama Cargill dan World Food Program (WFP) dan didukung oleh Kementerian Pendidikan Republik Indonesia. Melalui program ini, Cargill akan menyediakan 76,000 paket sarapan sehat bagi 800 anak sekolah di 3 provinsi (Banten, Jawa Timur dan NTT) di sekitar lokasi Cargill selama 12 bulan.
"Kegiatan ini mulai berjalan dari bulan Maret tahun ini kita berharap akan terus sampai Februari tahun depan. Latar belakang dimulainya program ini adalah pada tahun 2016 pemerintah mempunyai program melalui Kementerian Pendidikan memberikan makanan sehat kepada anak-anak sekolah, kemudian kami melihat hal tersebut dan bekerjasama dengan WFP. Program ini sangat sesuai dengan komitmen Cargill di bidang nutrisi dan bidang pendidikan," ujar Corporate Affairs Director Cargill Indonesia, Arief Susanto dalam kunjungan School Meals Program di SD Citawa Serang, Banten, Kamis (24/8/2017).
Tidak hanya peningkatan gizi, Cargill juga mengembangkan potensi pemuda Indonesia dengan Cargill Global Scholars yang bertujuan untuk membangun fondasi bagi para pemimpin masa depan dengan menyeleksi talenta baru yang siap menghadapi tantangan dan kesempatan yang menarik.
Direktur Human Resources, Cargill Indonesia, Chika Hutauruk mengatakan Penerima beasiswa angkatan kedua tahun ini baru saja mendapatkan seminar panjang selama seminggu di Amsterdam, Belanda, Eropa, dimana mereka berpartisipasi didalam berbagai kegiatan yang memperkaya mereka dengan pengetahuan kepemimpinan, pemikiran global, keanekaragaman, kerja sama tim.
"Dan juga kesempatan untuk mulai membangun jaringan kerja internasional dengan sesama penerima beasiswa dari 5 negara, yang kami percaya akan berguna saat mereka menjadi pemimpin dan pengambil keputusan dimasa depan," kata Chika.
Dilandasi hal tersebut, Cargill Indonesia mengimplementasikan program bagi peningkatan kesehatan dan nutrisi untuk masyarakat dengan menggelar Schools Meals Program yang merupakan kegiatan peningkatan gizi untuk siswa sekolah dasar. Ini merupakan program kerjasama Cargill dan World Food Program (WFP) dan didukung oleh Kementerian Pendidikan Republik Indonesia. Melalui program ini, Cargill akan menyediakan 76,000 paket sarapan sehat bagi 800 anak sekolah di 3 provinsi (Banten, Jawa Timur dan NTT) di sekitar lokasi Cargill selama 12 bulan.
"Kegiatan ini mulai berjalan dari bulan Maret tahun ini kita berharap akan terus sampai Februari tahun depan. Latar belakang dimulainya program ini adalah pada tahun 2016 pemerintah mempunyai program melalui Kementerian Pendidikan memberikan makanan sehat kepada anak-anak sekolah, kemudian kami melihat hal tersebut dan bekerjasama dengan WFP. Program ini sangat sesuai dengan komitmen Cargill di bidang nutrisi dan bidang pendidikan," ujar Corporate Affairs Director Cargill Indonesia, Arief Susanto dalam kunjungan School Meals Program di SD Citawa Serang, Banten, Kamis (24/8/2017).
Tidak hanya peningkatan gizi, Cargill juga mengembangkan potensi pemuda Indonesia dengan Cargill Global Scholars yang bertujuan untuk membangun fondasi bagi para pemimpin masa depan dengan menyeleksi talenta baru yang siap menghadapi tantangan dan kesempatan yang menarik.
Direktur Human Resources, Cargill Indonesia, Chika Hutauruk mengatakan Penerima beasiswa angkatan kedua tahun ini baru saja mendapatkan seminar panjang selama seminggu di Amsterdam, Belanda, Eropa, dimana mereka berpartisipasi didalam berbagai kegiatan yang memperkaya mereka dengan pengetahuan kepemimpinan, pemikiran global, keanekaragaman, kerja sama tim.
"Dan juga kesempatan untuk mulai membangun jaringan kerja internasional dengan sesama penerima beasiswa dari 5 negara, yang kami percaya akan berguna saat mereka menjadi pemimpin dan pengambil keputusan dimasa depan," kata Chika.
(alv)