Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Mengonsumsi Mi Instan
A
A
A
JAKARTA - Mi instan kerap menjadi alternatif makanan dikala kesibukan. Makanan ini dipilih, karena rasanya yang lezat dan mudah dibuat. Tak heran jika mi instan membuat banyak orang menjadi ketagihan. Sayangnya, di balik kelezatan tersebut, makanan ini dinilai tidak sehat.
Dilansir dari Life Hacks, satu bungkus mi instan mengandung kalori yang relatif rendah yakni 142 kalori per 100 gram. Namun bumbu mi instan yang membuat makanan tersebut menjadi nikmat mengandung garam dan bahan lain yang membahayakan kesehatan.
Selain itu, mi instan juga mengandung bahan kimia berupa butylated hydroxyanisole (BHA) dan t-butylhydroquinone (TBHQ). Kandungan tersebut bersifat karsinogenik yang dimanfaatkan sebagai pengawet agar mi instan bisa disimpan selama berbulan-bulan.
Saat mengonsumsi mi instan, makanan ini akan memberi tekanan pada sistem pencernaan untuk memecahnya. Tanpa disadari kondisi ini bisa mengganggu kadar gula darah dan pelepasan insulin jika dicerna terlalu cepat. Akibatnya, konsumsi mi instan berisiko menyebabkan diabetes.
Mi instan juga mengandung garam dalam jumlah tinggi yang bisa memicu masalah kesehatan. Sebuah penelitian yang diterbitkan di dalam American Journal of Hypertension 2014 menunjukkan, bahwa mengonsumsi natrium dalam jumlah besar bisa menjadi faktor utama kematian pada 23 studi kasus. Kelebihan natrium menyebabkan tekanan darah tinggi yang berujung pada penyakit jantung.
Sementara kandungan MSG pada mi instan bisa menyebabkan kelebihan berat badan. Hal tersebut diungkapkan melalui data kesehatan dan gizi yang dikumpulkan Survei Kesehatan dan Nutrisi China.
Dilansir dari Life Hacks, satu bungkus mi instan mengandung kalori yang relatif rendah yakni 142 kalori per 100 gram. Namun bumbu mi instan yang membuat makanan tersebut menjadi nikmat mengandung garam dan bahan lain yang membahayakan kesehatan.
Selain itu, mi instan juga mengandung bahan kimia berupa butylated hydroxyanisole (BHA) dan t-butylhydroquinone (TBHQ). Kandungan tersebut bersifat karsinogenik yang dimanfaatkan sebagai pengawet agar mi instan bisa disimpan selama berbulan-bulan.
Saat mengonsumsi mi instan, makanan ini akan memberi tekanan pada sistem pencernaan untuk memecahnya. Tanpa disadari kondisi ini bisa mengganggu kadar gula darah dan pelepasan insulin jika dicerna terlalu cepat. Akibatnya, konsumsi mi instan berisiko menyebabkan diabetes.
Mi instan juga mengandung garam dalam jumlah tinggi yang bisa memicu masalah kesehatan. Sebuah penelitian yang diterbitkan di dalam American Journal of Hypertension 2014 menunjukkan, bahwa mengonsumsi natrium dalam jumlah besar bisa menjadi faktor utama kematian pada 23 studi kasus. Kelebihan natrium menyebabkan tekanan darah tinggi yang berujung pada penyakit jantung.
Sementara kandungan MSG pada mi instan bisa menyebabkan kelebihan berat badan. Hal tersebut diungkapkan melalui data kesehatan dan gizi yang dikumpulkan Survei Kesehatan dan Nutrisi China.
(alv)