Tepat Menangani Diare Anak

Rabu, 30 Agustus 2017 - 05:07 WIB
Tepat Menangani Diare...
Tepat Menangani Diare Anak
A A A
JAKARTA - Diare sering dianggap sepele, padahal kondisi ini bisa berakibat buruk terhadap tumbuh kembang anak hingga mengancam jiwa. Lantas seperti apa penanganan diare yang tepat?

Sudah dua hari ini Adika mengeluh diare. Tubuhnya lemas dan matanya pun terlihat sayu. Setidaknya bocah dua tahun ini bisa diare hingga lima kali, bahkan lebih dalam satu hari. Tak ada satu pun makanan yang masuk, kalaupun masuk akan langsung dimuntahkan.

Demam tinggi sejak hari pertama juga dirasakannya. Wati sibuk menggendong Adika karena bocah ini tidak mau ditinggal dan hanya ingin dirangkul.

“Saya pikir hanya masuk angin. Karena biasanya kalau masuk angin pasti mencret dan muntah juga,” kenang ibu dua anak ini.

Namun, pada hari ketiga dengan kondisi yang sudah lemah, ia pun segera melarikan putra keduanya itu ke RSUD. “Saya malah dimarahi dokter kenapa baru sekarang dibawa, sudah dehidrasi begini. Diagnosanya rotavirus,” tuturnya.

Wati tidak tahu gejala rotavirus, dia pastinya juga tidak paham bahwa penyakit yang dianggap sepele ini, faktanya dapat mengancam jiwa. Di dunia, diare akibat rotavirus menjadi penyebab kematian hampir setengah juta anak balita setiap tahun serta membuat jutaan anak balita lain dirawat.

Sekitar 95% dari jumlah kasus rotavirus terjadi di negara berpenghasilan menengah ke bawah seperti Asia dan Asia Afrika.

Diare adalah salah satu penyakit yang umum diderita oleh anak sehingga sering kali ibu menganggap permasalahan diare pada anak dapat diatasi sendiri.

Sementara, berdasarkan data Riskesdas 2013, sebanyak 1 dari 7 anak Indonesia pernah mengalami diare dengan frekuensi 2-6 kali dalam setahun. Melihat angka kejadian itu, orang tua perlu mengetahui penanganan diare dengan tepat. Itu karena diare berkelanjutan akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, antara lain berat badan anak.

Ya, anak yang terserang diare memiliki risiko kekurangan gizi. Adapun yang belum banyak orang tahu, anak yang terkena diare berulang atau berkepanjangan berisiko lebih pendek 3,6 sentimeter ketika berusia 7 tahun dibandingkan teman seumurnya. Anak yang sering diare juga berisiko memiliki IQ lebih rendah. Karena itu, diare harus ditangani dengan tepat. Saat diare, perlu dipastikan agar anak tidak mengalami dehidrasi dan kekurangan gizi.

Untuk itu, ada lima hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi diare pada anak, yakni untuk anak yang masih mendapat ASI teruskan pemberiannya karena ASI adalah yang terbaik, cegah dehidrasi dengan larutan oralit, konsultasikan ke tenaga medis, jaga kebersihan tubuh dan lingkungan si kecil, dan ada beberapa keadaan, nutrisi bebas laktosa bisa diberikan atas rekomendasi dokter.

Kepekaan orang tua terhadap keadaan anak saat diare sangat penting karena saat diare, berat badan anak akan berkurang. Oleh karena itu, diperlukan asupan nutrisi yang baik saat dan setelah diare sehingga anak dapat mengejar pertumbuhan fisiknya. Apabila anak tidak mau makan dan minum, orang tua perlu mengusahakan asupan bernutrisi yang mudah diterima anak. ASI dan cairan rehidrasi oral (oralit) adalah yang utama selain tambahan zinc.

“Selain itu, asupan nutrisi yang baik dapat mempercepat pemulihan fungsi usus normal, termasuk kemampuan untuk mencerna dan menyerap makanan yang masuk, serta memberikan energi untuk mempercepat proses pemulihan,” kata Dr dr Ariani Dewi Widodo SpA(K).

Penyebab diare yang paling umum adalah infeksi pada usus yang disebabkan virus, bakteri, atau parasit. Namun, penyebab terbanyak diare pada anak adalah rotavirus. “Kami berharap, informasi penting yang dapat ibu jadikan sebagai pedoman atasi diare pada anak dapat dijadikan pengingat bagi ibu saat anak mengalami diare,” beber Nabhila.

Dengan pengetahuan yang memadai, sambungnya, ibu dapat memberikan penanganan yang tepat saat anak menderita diare untuk tetap menjaga tumbuh kembang yang optimal agar anak Indonesia dapat menjadi anak generasi maju yang merdeka dari diare.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0700 seconds (0.1#10.140)