Keunggulan KB Hormonal dan Efek Sampingnya

Selasa, 12 September 2017 - 14:29 WIB
Keunggulan KB Hormonal...
Keunggulan KB Hormonal dan Efek Sampingnya
A A A
JAKARTA - Merespons unggahan seorang warganet tentang pengalamannya menggunakan kontrasepsi yang menjadi viral di media sosial, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional meminta penjelasan Biran Affandi, MD, PhD, di RSCM Jakarta, Senin (11/9/2017).

Guru Besar dari Departemen Obstetri-Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tersebut menjelaskan, penggunaan KB Suntik atau hormonal ada dua macam, yaitu yang hanya mengandung progestin saja dan yang mengandung kombinasi progestin dan estrogen.

“Yang mengandung hormon progestin saja yaitu susuk KB, suntik tiga bulanan, minipil atau POP9 progestin only Pill, dan IUD yang mengandung hormon. Sedangkan yang hormon kombinasi terkandung di suntik 1 bulanan dan pil KB. Progestin akan menekan ovulasi, membuat getah serviks menjadi kental dan membuat selaput lendir rahim menjadi tipis atau tidak tumbuh. Dengan ketiga kerja tersebut, progestin mencegah kehamilan,” kata Prof Biran.

Gangguan haid setelah KB suntik bisa berbeda-beda. Ada wanita yang setelah tiga sampai enam bulan kerja hormonnya kembali normal. Lantas, ovulasi dan menstruasi datang lagi dengan teratur.

“Tapi ada juga yang perlu waktu sampai satu tahun, terhitung dari KB suntik dihentikan. Kembalinya kesuburan pasca berhenti menggunakan kontrasepsi memang lebih lama dibanding dengan penggunaan pil KB, karena obat yang diberikan tidak mengandung hormon kombinasi dan digunakan dalam jangka waktu yang lama, sehingga sistem kerja hormon tidak berjalan sebagaimana mestinya. Bahkan efek samping KB suntik juga masih mungkin terjadi setelah pemberian KB suntik dihentikan,” papar Prof Biran.

Untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan, calon pengguna kontrasepsi perlu dilakukan konseling atau komunikasi, edukasi, dan informasi (KIE).

Konseling sebaiknya dilakukan dari sebelum penggunaan kontrasepsi, agar dapat diberikan KIE mengenai keuntungan dan efek samping penggunaan kontrasepsi karena setiap individu berbeda hormonnya dan pengguna kontrasepsi juga harus selalu memeriksakan dirinya berkala ke dokter atau bidan yang kompeten.

Terkait pernyataan dokter bahwa adanya infeksi setelah menggunakan alat kontrasepsi dalam hal ini menggunakan KB hormonal jenis Suntik 3 bulanan, Proff Biran mengatakan, perlu diperiksa kembali kebenarannya.

“Penggunaan kontrasepsi hormonal pun jangan melupakan keuntungan lain (non contraceptive benefits), seperti ovulasi yang tertekan menyebabkan resiko kanker ovarium (indung telur) sangat berkurang, getah servik kental bukan hanya mencegah sperma masuk ke rahim untuk mencegah kehamilan tetapi juga mencegah kuman penyakit masuk dan membuat kemungkinan infeksi panggul sangat menurun, juga dengan menipisnya selaput lendir akan terhindar dari terjangkitnya kanker endometrium,” papar Prof Biran.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7260 seconds (0.1#10.140)