Menggantungkan Impian di Big Audition Indonesian Idol Surabaya
A
A
A
SURABAYA - Jalan kehidupan datang dari berbagai penjuru mata angin. Keyakinan untuk bisa sukses dan mengubah garis kehidupan berjalan bersama angin yang sejak pagi berhembus kencang. Di jalanan Surabaya, ribuan peserta Indonesia Idol seperti mengikuti jalan takdirnya masing-masing untuk bisa mengubah kehidupan.
Matahari masih malu menyibak tabirnya ketika ribuan derap kaki berebut masuk di halaman Gedung Badan Kerjasama Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BK3S) Surabaya. Petikan gitar dan lantunan renyah dari mulutnya mengikuti jalan mereka. Pagi yang begitu binar membuka kesempatan bagi suara emas mereka untuk saling beradu.
Ingrid Valentina, 22, memanggul tas hitamnya dengan senyum yang masih merekah. Sesekali dia membetulkan polesan bedak tipis di pipinya. Cermin kecil berukuran persegi tak berbohong kalau riasnya mulai luntur ketika gadis itu berlari untuk berebut tempat terdepan di Big Audition Indonesia Idol di Surabaya, Sabtu (30/9/2017).
Mahasiswi Jurusan Sistem Informasi Universitas Ma Chung Malang itu sudah datang sehari sebelumnya. Dia sengaja datang lebih awal untuk bisa berada di barisan terdepan audisi.
“Datang sudah sejak kemarin sore, menginap di rumah teman dan setelah subuh tadi langsung berangkat,” ujar dia.
Sejak kecil, bungsu dari tiga bersaudara ini memang memiliki hobil menyanyi. Inggrid beruntung. Dia berasal dari keluarga yang begitu mencintai musik. Bakat yang dimilikinya pun tak mau disia-siakan, tekadnya bulat untuk bisa mengubah nasib dari jalur musik.
Dengan musik, dia dan keluaganya sangat percaya mampu menjadi jalan yang terang untuk bisa menambah perekonomian keluarga. Ajang pencarian bakat seperti Indonesia Idol sendiri menjadi jalan paling terang bagi dirinya untuk bisa masuk di blantika musik Indonesia.
Anak pasangan Berkat Djanang dan Mieke Widjaya ini bersyukur memiliki kemampuan bernyanyi. Kedua orang tuanya juga aktif menyanyi di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Harapannya, bakat yang sudah tertanam ini bisa dimaksimalkan untuk bisa membantu perekonomian keluarga.
“Kebetulan ada lima teman dari Palangkaraya yang juga ikut audisi di Surabaya. Kami juga bisa bertemu dan berkumpul bersama lagi,” tutur dia.
Satrio Wijayanto, 24, pemuda asal Ngawi terus bersandar di pagar besi hitap ketika ribuan teman-temannya terus merangsek masuk ke ruang audisi. Peluh terlihat begitu jelas di wajahnya. Keringat sebesar biji jagung berlarian di keningnya. Berkali-kali dia mengusap keringat dengan permukaan kaos hitam yang bergambar band legendaris Oasis asal Manchester, Inggris.
Satrio mengaku belum sempat mandi ketika sampai di Terminal Purabaya. Berangkat dari rumahnya di Ngawi sekitar pukul 01.00 WIB, cowok ini sampai di Kota Pahlawan sebelum subuh. Lelaki berambut sebahu itu hanya mampir di masjid untuk Salat Subuh dan cuci muka di sana.
Gitar Ibanez masih ditenteng di punggungnya. Dia ingin bernyanyi sambil memainkan gitar gitar kesayangannya. Selama di Ngawi, Satrio dan beberapa temannya memang kerap mengamen keliling. Bahkan, beberapa kali juga manggung di kafe-kafe kecil di pusat kota.
“Saya ingin jadi artis, datang ke Jakarta dan menaklukkan ibu kota,” selorohnya.
Satrio pun menyadari musik menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hidupnya. Perjalanan yang dilaluinya dari Ngawi ke Surabaya tak dirasakannya dengan lelah. Dia masih menyimpan sisa senyum dan harapan yang terus membumbung.
Tangannya kini mulai memegang gitar, memetiknya dengan indah. Tembang I Want to Hold Your Hand yang biasanya dibawakan The Beatles terasa begitu rancak ketika peserta lainnya yang ada di sekelilingnya ikut bernyanyi.
Dia pun tak mau perjalanannya kali ini berakhir sia-sia. Perjuangan keras pun ingin ditunjukannya di depan juri. Semua kemampuan bermusiknya, nada suaranya sampai petika gitarnya.
“Ini kesempatan yang jarang terjadi. Kalau bisa sukses kenapa tidak dilakukan,” kata dia.
Media Relation Div Course RCTI Ulul Azmi menuturkan, audisi Indonesia Idol di Surabaya ini menjadi salah satu rangkaian yang dilakukan RCTI di 13 kota yang ada di Indonesia. Pihaknya berharap banyak talenta Tanah Air yang bisa terjaring di tiap kota untuk ikut dalam Indonesia Idol.
Di Surabaya, audisi dilakukan selama dua hari yakni Sabtu—Minggu. Sehingga ada kesempatan bagi semua peserta untuk menampilkan kemampuan tarik suaranya.
“Proses audisi ini terdiri dari tahap prescast, registrasi, videoboth dan judging. Bagi peserta yang lolos pada pada special city audition dan big audition di tiap kota akan melaju ke babak judging,” beber Ulul.
Pada babak judging, para peserta akan dinilai langsung oleh para juri utama Indonesia Idol untuk memperebutkan golden ticket. Mereka pun bisa melanjutkan ke babak eleminasi dan live showcase serta Spektacular Show Indonesia Idol.
Matahari masih malu menyibak tabirnya ketika ribuan derap kaki berebut masuk di halaman Gedung Badan Kerjasama Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BK3S) Surabaya. Petikan gitar dan lantunan renyah dari mulutnya mengikuti jalan mereka. Pagi yang begitu binar membuka kesempatan bagi suara emas mereka untuk saling beradu.
Ingrid Valentina, 22, memanggul tas hitamnya dengan senyum yang masih merekah. Sesekali dia membetulkan polesan bedak tipis di pipinya. Cermin kecil berukuran persegi tak berbohong kalau riasnya mulai luntur ketika gadis itu berlari untuk berebut tempat terdepan di Big Audition Indonesia Idol di Surabaya, Sabtu (30/9/2017).
Mahasiswi Jurusan Sistem Informasi Universitas Ma Chung Malang itu sudah datang sehari sebelumnya. Dia sengaja datang lebih awal untuk bisa berada di barisan terdepan audisi.
“Datang sudah sejak kemarin sore, menginap di rumah teman dan setelah subuh tadi langsung berangkat,” ujar dia.
Sejak kecil, bungsu dari tiga bersaudara ini memang memiliki hobil menyanyi. Inggrid beruntung. Dia berasal dari keluarga yang begitu mencintai musik. Bakat yang dimilikinya pun tak mau disia-siakan, tekadnya bulat untuk bisa mengubah nasib dari jalur musik.
Dengan musik, dia dan keluaganya sangat percaya mampu menjadi jalan yang terang untuk bisa menambah perekonomian keluarga. Ajang pencarian bakat seperti Indonesia Idol sendiri menjadi jalan paling terang bagi dirinya untuk bisa masuk di blantika musik Indonesia.
Anak pasangan Berkat Djanang dan Mieke Widjaya ini bersyukur memiliki kemampuan bernyanyi. Kedua orang tuanya juga aktif menyanyi di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Harapannya, bakat yang sudah tertanam ini bisa dimaksimalkan untuk bisa membantu perekonomian keluarga.
“Kebetulan ada lima teman dari Palangkaraya yang juga ikut audisi di Surabaya. Kami juga bisa bertemu dan berkumpul bersama lagi,” tutur dia.
Satrio Wijayanto, 24, pemuda asal Ngawi terus bersandar di pagar besi hitap ketika ribuan teman-temannya terus merangsek masuk ke ruang audisi. Peluh terlihat begitu jelas di wajahnya. Keringat sebesar biji jagung berlarian di keningnya. Berkali-kali dia mengusap keringat dengan permukaan kaos hitam yang bergambar band legendaris Oasis asal Manchester, Inggris.
Satrio mengaku belum sempat mandi ketika sampai di Terminal Purabaya. Berangkat dari rumahnya di Ngawi sekitar pukul 01.00 WIB, cowok ini sampai di Kota Pahlawan sebelum subuh. Lelaki berambut sebahu itu hanya mampir di masjid untuk Salat Subuh dan cuci muka di sana.
Gitar Ibanez masih ditenteng di punggungnya. Dia ingin bernyanyi sambil memainkan gitar gitar kesayangannya. Selama di Ngawi, Satrio dan beberapa temannya memang kerap mengamen keliling. Bahkan, beberapa kali juga manggung di kafe-kafe kecil di pusat kota.
“Saya ingin jadi artis, datang ke Jakarta dan menaklukkan ibu kota,” selorohnya.
Satrio pun menyadari musik menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hidupnya. Perjalanan yang dilaluinya dari Ngawi ke Surabaya tak dirasakannya dengan lelah. Dia masih menyimpan sisa senyum dan harapan yang terus membumbung.
Tangannya kini mulai memegang gitar, memetiknya dengan indah. Tembang I Want to Hold Your Hand yang biasanya dibawakan The Beatles terasa begitu rancak ketika peserta lainnya yang ada di sekelilingnya ikut bernyanyi.
Dia pun tak mau perjalanannya kali ini berakhir sia-sia. Perjuangan keras pun ingin ditunjukannya di depan juri. Semua kemampuan bermusiknya, nada suaranya sampai petika gitarnya.
“Ini kesempatan yang jarang terjadi. Kalau bisa sukses kenapa tidak dilakukan,” kata dia.
Media Relation Div Course RCTI Ulul Azmi menuturkan, audisi Indonesia Idol di Surabaya ini menjadi salah satu rangkaian yang dilakukan RCTI di 13 kota yang ada di Indonesia. Pihaknya berharap banyak talenta Tanah Air yang bisa terjaring di tiap kota untuk ikut dalam Indonesia Idol.
Di Surabaya, audisi dilakukan selama dua hari yakni Sabtu—Minggu. Sehingga ada kesempatan bagi semua peserta untuk menampilkan kemampuan tarik suaranya.
“Proses audisi ini terdiri dari tahap prescast, registrasi, videoboth dan judging. Bagi peserta yang lolos pada pada special city audition dan big audition di tiap kota akan melaju ke babak judging,” beber Ulul.
Pada babak judging, para peserta akan dinilai langsung oleh para juri utama Indonesia Idol untuk memperebutkan golden ticket. Mereka pun bisa melanjutkan ke babak eleminasi dan live showcase serta Spektacular Show Indonesia Idol.
(alv)