Film Bluebell Mengungkap Pengalaman Cinta Pandangan Pertama
A
A
A
JAKARTA - Kisah cinta dalam sebuah layar lebar memang tidak pernah ada habisnya, selalu menarik, utamanya bagi remaja yang baru mengalami perjalanan asmara. Nah, film Bluebell memperlihatkan remaja yang jatuh hati pada padangan pertama.
Diawali dari seorang surfer dan penyanyi yang merasakan getaran cinta dari lelaki yang belum pernah ditemui sebelumnya. Mario menjadi lelaki yang merasakan getaran cinta itu, saat bertemu Bluebell. Sayang, pria tampan itu sedang mempersiapkan pernikahan dengan tunangannya, Vallesia.
Bagi Bluebell, cinta bukan sesuatu yang harus ditemukan., tapi dirinya yakin bahwa cinta yang akan menemukan dirinya dan ada sesuatu yang lebih besar dari sekadar kata cinta: keikhlasan!
“Bluebell merupakan film yang menarik dari sisi cerita maupun produksi. Film ini bercerita perempuan mandiri yang punya cita-cita menjadi pemusik dan seorang surfer (peselancar). Dan ia begitu menikmati tiap detik hidup yang dilaluinya. Persis seperti bunga bluebell yang dikenal sebagai bunga lonceng surgawi atau bunga peri dan berbunga di musim semi,” kata Produser Film Bluebell Claudia Stefanus.
Penggarapan film Bluebell tak lepas dari keinginan berbagi pengalaman tentang cerita cinta. Bahwa ada sesuatu yang lebih besar dari sekadar kata cinta, yaitu keikhlasan, perjuangan dan pertaruhan.
Sisi lain dari produksi Bluebell adalah sisipan original soundtrack (OST). Sedikitnya ada enam lagu romantic, dua dilantunkan Franda –Bias dan I Can’t Dream On. Sementara lagu-lagu lain dibawakan kelompok indie. Keenam lagu ini dikemas menjadi mini album OST film Bluebell.
Penulis novel film seperti Raksasa dari Jogja, Jatuh Cinta Diam-diam, Promise, akan menulis novel Bluebell. Ada banyak kisi-kisi cerita yang harus dijelaskan lebih lengkap di novel dan mini album lagu-lagu OST film Bluebell yang akan dirilis bersamaan di Desember 2017.
Film ini dibintangi artis berbakat, seperti Regina Rengganis, Qausar Harta Yudana, Ncess Nabati,Rafael Tan, Gibran Marten, Steffi Zamora, dan disutradari oleh Muhammad Yusuf.
Diawali dari seorang surfer dan penyanyi yang merasakan getaran cinta dari lelaki yang belum pernah ditemui sebelumnya. Mario menjadi lelaki yang merasakan getaran cinta itu, saat bertemu Bluebell. Sayang, pria tampan itu sedang mempersiapkan pernikahan dengan tunangannya, Vallesia.
Bagi Bluebell, cinta bukan sesuatu yang harus ditemukan., tapi dirinya yakin bahwa cinta yang akan menemukan dirinya dan ada sesuatu yang lebih besar dari sekadar kata cinta: keikhlasan!
“Bluebell merupakan film yang menarik dari sisi cerita maupun produksi. Film ini bercerita perempuan mandiri yang punya cita-cita menjadi pemusik dan seorang surfer (peselancar). Dan ia begitu menikmati tiap detik hidup yang dilaluinya. Persis seperti bunga bluebell yang dikenal sebagai bunga lonceng surgawi atau bunga peri dan berbunga di musim semi,” kata Produser Film Bluebell Claudia Stefanus.
Penggarapan film Bluebell tak lepas dari keinginan berbagi pengalaman tentang cerita cinta. Bahwa ada sesuatu yang lebih besar dari sekadar kata cinta, yaitu keikhlasan, perjuangan dan pertaruhan.
Sisi lain dari produksi Bluebell adalah sisipan original soundtrack (OST). Sedikitnya ada enam lagu romantic, dua dilantunkan Franda –Bias dan I Can’t Dream On. Sementara lagu-lagu lain dibawakan kelompok indie. Keenam lagu ini dikemas menjadi mini album OST film Bluebell.
Penulis novel film seperti Raksasa dari Jogja, Jatuh Cinta Diam-diam, Promise, akan menulis novel Bluebell. Ada banyak kisi-kisi cerita yang harus dijelaskan lebih lengkap di novel dan mini album lagu-lagu OST film Bluebell yang akan dirilis bersamaan di Desember 2017.
Film ini dibintangi artis berbakat, seperti Regina Rengganis, Qausar Harta Yudana, Ncess Nabati,Rafael Tan, Gibran Marten, Steffi Zamora, dan disutradari oleh Muhammad Yusuf.
(tdy)