Ingin Ngopi Ala Zaman Kolonial Belanda? Di Sini Tempatnya
A
A
A
BAGI sebagian pencinta kopi, aktivitas menyeruput segelas minuman berkafein tak sekadar soal menyesap kenikmatan kopi. Suasana tempat ngopi ikut memberikan sensasi tersendiri.
The Bread and Coffee Corner, sebuah toko kue dan kopi bergaya kolonial Belanda yang berlokasi di sayap kanan bangunan dari Tugu Kunstkring Paleis akan memberikan pengalaman berbeda bagi Anda yang suka berkumpul ataupun menyendiri sambil menyeruput kopi dan menikmati kue serta roti.
Sesuai namanya, tempat ini terletak di sudut bangunan Kunskring yang ada di Menteng, Jakarta Pusat. Bangkunya hanya diisi 15 kursi, dalam nuansa yang seolah membawa ke masa lampau era Kolonial Belanda. Tak kebetulan sudut ini memiliki atmosfer demikian, sebab tempat yang dulunya bagian dari bangunan bernama Bataviasche Kunstkring ini memang penuh sejarah sehingga nuansa kuno kental terasa.
Dahulu tujuan awal dari dibangunnya gedung ini adalah sebagai pusat untuk menggelar kegiatan kesenian, termasuk pameran masterpieces kelas dunia, yaitu seperti Pablo Picasso, Vincent van Gogh, Pablo Picasso, dan Marc Chagall. Gedung yang telah berusia lebih dari 100 tahun ini juga pada zaman dahulu pernah dijadikan sebagai kantor imigrasi dan Cafe Stamen Weynes.
Kemudian tempat ini diambil alih oleh Tugu Group pada tahun 2013 lalu dan kembali berfungsi sesuai dengan tema utama dari Tugu Group, yaitu The Art, Soul and Romance of Indonesia, dalam arti untuk melestarikan sejarah, seni, budaya dan kuliner khas Indonesia.
Nah, ketika menyambangi The Bread and Coffee Corner, Anda bisa memilih satu di antara 20 jenis teh premium yang ada. Seperti black tea darjeeling, chinese white tea, green tea japan, black tea assam dan lain-lain.
Juga ada, house-brand java robusta coffee dari perkebunan kopi milik Tugu Group di Kawisari Coffee Plantation yang ada di perbukitan Jawa Timur yang merupakan salah satu perkebunan kopi tertua di Pulau Jawa. “Tamu The Bread and Coffee Corner dapat memesan menu kopi dengan penyajian tradisional ataupun modern seperti drip method, French press hingga dengan espresso machine.
Adapun kopi kawisari adalah kopi yang disajikan di semua jaringan hotel dan restoran Tugu Group,” kata Tirza Julianti, PR Marketing dari Tugu Group saat ditemui KORAN SINDO.
Pengunjung yang datang ke tempat ini, selain dapat menikmati secangkir kopi dan sajian tradisional lainnya, juga dapat menikmati pameran seni atau berbelanja barang-barang seni yang ada di sebelahnya, yaitu Gallery Tugu Kunstkring Paleis.
Sementara menu-menu yang ada di The Bread and Coffee Corner dapat dibilang beragam, mulai dari bermacam pilihan kue tradisional seperti roti bluder blitar, aneka jajanan pasar, apple strudel, kue-kue manis seperti carrot cake, banana cake, tiramisu cake, red velvet dan kue lainnya, snack gurih seperti panada ayam dan kukis berasal dari resep kolonial Belanda pada zaman itu.
Roti bluder blitar wak seneng Nio & Bertha merupakan roti bluder autentik yang dibuat dengan tangan langsung dan tanpa peralatan modern. Roti ini adalah salah satu legendaris dari Blitar yang resepnya diturunkan langsung kepada Bertha oleh seorang wanita keturunan China Peranakan yang terkenal piawai dalam membuat roti bluder.
Roti ini memiliki aroma butter yang kuat, tekstur yang lembut dan rasa yang manis serta dikirim langsung dari Blitar setiap 2-3 kali dalam seminggu untuk menjaga keautentikan rasa yang ada. Selain itu, ada aneka jajanan pasar seperti talam ubi, Bugis, dan onde-onde.
Jika kebanyakan kafe atau bakery pada waktu sekarang banyak menjual produk-produk modern, The Bread and Coffee Corner ingin memopulerkan kembali kue tradisional khas daerah yang ada di Indonesia.
Penasaran kan dengan suasananya? Anda bisa datang ke tempat yang buka sejak pukul 08.00-22.00 ini, beralamat di Tugu Kunstkring Paleis, Jl Teuku Umar No1C. Harga makanan dan minuman di sini sekitar Rp20.000-Rp88.000.(Dyah Ayu Pamela)
The Bread and Coffee Corner, sebuah toko kue dan kopi bergaya kolonial Belanda yang berlokasi di sayap kanan bangunan dari Tugu Kunstkring Paleis akan memberikan pengalaman berbeda bagi Anda yang suka berkumpul ataupun menyendiri sambil menyeruput kopi dan menikmati kue serta roti.
Sesuai namanya, tempat ini terletak di sudut bangunan Kunskring yang ada di Menteng, Jakarta Pusat. Bangkunya hanya diisi 15 kursi, dalam nuansa yang seolah membawa ke masa lampau era Kolonial Belanda. Tak kebetulan sudut ini memiliki atmosfer demikian, sebab tempat yang dulunya bagian dari bangunan bernama Bataviasche Kunstkring ini memang penuh sejarah sehingga nuansa kuno kental terasa.
Dahulu tujuan awal dari dibangunnya gedung ini adalah sebagai pusat untuk menggelar kegiatan kesenian, termasuk pameran masterpieces kelas dunia, yaitu seperti Pablo Picasso, Vincent van Gogh, Pablo Picasso, dan Marc Chagall. Gedung yang telah berusia lebih dari 100 tahun ini juga pada zaman dahulu pernah dijadikan sebagai kantor imigrasi dan Cafe Stamen Weynes.
Kemudian tempat ini diambil alih oleh Tugu Group pada tahun 2013 lalu dan kembali berfungsi sesuai dengan tema utama dari Tugu Group, yaitu The Art, Soul and Romance of Indonesia, dalam arti untuk melestarikan sejarah, seni, budaya dan kuliner khas Indonesia.
Nah, ketika menyambangi The Bread and Coffee Corner, Anda bisa memilih satu di antara 20 jenis teh premium yang ada. Seperti black tea darjeeling, chinese white tea, green tea japan, black tea assam dan lain-lain.
Juga ada, house-brand java robusta coffee dari perkebunan kopi milik Tugu Group di Kawisari Coffee Plantation yang ada di perbukitan Jawa Timur yang merupakan salah satu perkebunan kopi tertua di Pulau Jawa. “Tamu The Bread and Coffee Corner dapat memesan menu kopi dengan penyajian tradisional ataupun modern seperti drip method, French press hingga dengan espresso machine.
Adapun kopi kawisari adalah kopi yang disajikan di semua jaringan hotel dan restoran Tugu Group,” kata Tirza Julianti, PR Marketing dari Tugu Group saat ditemui KORAN SINDO.
Pengunjung yang datang ke tempat ini, selain dapat menikmati secangkir kopi dan sajian tradisional lainnya, juga dapat menikmati pameran seni atau berbelanja barang-barang seni yang ada di sebelahnya, yaitu Gallery Tugu Kunstkring Paleis.
Sementara menu-menu yang ada di The Bread and Coffee Corner dapat dibilang beragam, mulai dari bermacam pilihan kue tradisional seperti roti bluder blitar, aneka jajanan pasar, apple strudel, kue-kue manis seperti carrot cake, banana cake, tiramisu cake, red velvet dan kue lainnya, snack gurih seperti panada ayam dan kukis berasal dari resep kolonial Belanda pada zaman itu.
Roti bluder blitar wak seneng Nio & Bertha merupakan roti bluder autentik yang dibuat dengan tangan langsung dan tanpa peralatan modern. Roti ini adalah salah satu legendaris dari Blitar yang resepnya diturunkan langsung kepada Bertha oleh seorang wanita keturunan China Peranakan yang terkenal piawai dalam membuat roti bluder.
Roti ini memiliki aroma butter yang kuat, tekstur yang lembut dan rasa yang manis serta dikirim langsung dari Blitar setiap 2-3 kali dalam seminggu untuk menjaga keautentikan rasa yang ada. Selain itu, ada aneka jajanan pasar seperti talam ubi, Bugis, dan onde-onde.
Jika kebanyakan kafe atau bakery pada waktu sekarang banyak menjual produk-produk modern, The Bread and Coffee Corner ingin memopulerkan kembali kue tradisional khas daerah yang ada di Indonesia.
Penasaran kan dengan suasananya? Anda bisa datang ke tempat yang buka sejak pukul 08.00-22.00 ini, beralamat di Tugu Kunstkring Paleis, Jl Teuku Umar No1C. Harga makanan dan minuman di sini sekitar Rp20.000-Rp88.000.(Dyah Ayu Pamela)
(amm)