Produk Alternatif Tembakau Diklaim Bisa Selamatkan Jutaan Nyawa

Sabtu, 14 Oktober 2017 - 03:15 WIB
Produk Alternatif Tembakau...
Produk Alternatif Tembakau Diklaim Bisa Selamatkan Jutaan Nyawa
A A A
JAKARTA - Jutaan nyawa berpotensi diselamatkan jika perokok beralih ke produk alternatif tembakau. Produk alternatif tembakau yang dimaksud adalah seperti produk rokok elektrik atau yang sering disebut dengan vape, nikotin tempel, serta produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar, dimana produk tersebut tetap berbahan dasar tembakau namun dikonsumsi tanpa proses pembakaran.

Hal tersebut terungkap melalui sebuah studi terbaru dari Georgetown University Medical Center, Amerika Serikat. Dalam sebuah analisa mengenai potensi manfaat kesehatan dari berhenti merokok (rokok yang dikonsumsi dengan dibakar), para peneliti menemukan sebanyak 6,6 juta orang di Amerika Serikat dapat terhindar dari kematian dini. Jika dijumlahkan, perpindahan ke produk alternatif tembakau dapat menyelamatkan secara kumulatif sekitar 86,7 juta ekstra tahun kehidupan.

David Levy, penulis utama dalam studi ini menyampaikan bahwa kebijakan yang lama perlu diperkuat dengan kebijakan yang mendorong agar produk alternatif tembakau menggantikan rokok yang dikonsumsi dengan dibakar yang sudah jelas lebih berbahaya.

Dipublikasikan dalam jurnal Tobacco Control, studi ini menggunakan skenario terbaik dan terburuk serta membuat model potensi dampak kesehatan masyarakat bila rokok yang dikonsumsi dengan dibakar digantikan dengan rokok elektrik, salah satu produk alternatif tembakau. “Meskipun risiko kesehatan rokok elektrik masih perlu untuk terus diteliti, namun hasil studi kami menunjukkan bahwa meski menggunakan skenario terburuk, beralih ke rokok elektrik akan tetap lebih aman karena masih tetap akan menyelamatkan jutaan nyawa,” papar David.

Dosen Fakultas Kedokteran Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Padjajaran Bandung dr. Ardini Raksanagara menyatakan, Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah perokok tertinggi di dunia juga seharusnya memanfaatkan inovasi yang dihadirkan oleh produk alternatif tembakau sebagai solusi menyelamatkan jutaan jiwa. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa prevalensi perokok di Indonesia pada usia 15 tahun meningkat sebesar 36,3% dibandingkan dengan tahun 1995 sebesar 27%.

“Produk alternatif tembakau ini nantinya akan membantu perokok untuk secara bertahap mengurangi konsumsinya,” tutur Ardini.

Ardini juga menilai perlunya peran pemerintah sebagai regulator untuk mulai mempelajari inovasi produk alternatif yang memiliki risiko kesehatan lebih rendah daripada rokok yang dikonsumsi dengan dibakar.

“Riset-riset terdahulu dari negara maju menyatakan bahwa produk alternatif tembakau membantu menekan risiko hingga 90—5%. Karena itu, pemerintah harus sangat berhati-hati. Seharusnya dilakukan penelitian yang mendalam mengenai produk ini karena sangat berpotensi menurunkan risiko kesehatan jutaan masyarakat Indonesia. Namun, saya juga setuju bahwa peraturan yang ketat juga harus diterapkan, terutama untuk menghindari konsumsi masyarakt di bawah umur,” ujar perempuan yang juga Dewan Penasihat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Jawa Barat ini.

David Levy juga menyebutkan terdapat pihak-pihak tertentu yang berusah memecah pandangan organisasi kontrol tembakau. “Kami melihat perpecahan pandangan ini mengarah pada perselisihan yang kontra produktif. Kami menyarankan agar seluruh pihak dapat menggunakan strategi berdasarkan pada kajian yang ilmiah,” kata dia.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6514 seconds (0.1#10.140)