Ini Alasan Sinetron Dunia Terbalik Masuk Nominasi KPI Awards
A
A
A
JAKARTA - Pemberian penghargaan Anugerah Komisi Penyiaran Indonesia (KPI ) kembali diselengarakan. Tema yang diusung adalah Persembahan Anak Bangsa untuk Satu Indonesia.
Menariknya, ada yang berbeda pada anugerah Komisi Penyiaran Indonesia 2017 yakni adanya kategori drama seri. Dalam hal ini, Sinteron Dunia Terbalik masuk nominasi drama seri.
Juri KPI Awards (Produser Film) Ichwan Persada mengatakan, bahwa Sinetron Dunia Terbalik memiliki alur cerita yang baik serta beberapa pemain aktor dan aktris senior yang memberikan warna tersendiri.
"Pemain-pemainnya baru, cuma ada beberapa yang senior seperti mas Agus Kuncoro. Secara akting juga oke. Saya sih punya harapan memberi warna baru buat pertelevisian Indoensia. Biar TV-TV kita itu lebih berani mengangkat tema baru yang biasanya cuma sekedar kebencian, mertua enggak suka menantu segala macem," ujar Ichwan Persada di Gedung KPI, Jakarta, Jumat (20/10/2017).
Tidak hanya itu tema Sinetron Dunia Terbalik sesuai dengan konsepnya KPI. Apalagi, film ini mendapatkan rating yang tinggi di televisi.
"Saya kira alasannya di sini KPI melihat secara tema ini akan mendorong TV yang lain, yuk kita eksplore tema lain. Kita punya banyak kok tema lain, jangan takut mengeksplore tema baru. Dunia terbalik secara rating kita lihat kan sangat perform," katanya.
Selain itu terdapat nilai moral yang bisa dijadikan sisi positif. Sehingga, bisa memberikan inspirasi yang berbeda.
"Banyak banget sekarang mungkin ada pergeseran posisi suami dan istri dalam rumah tangga. Ada juga suami-suami yang enggak bekerja tapi istri yang bekerja. Dan itu terjadi di masyarakat. Jadi saya kira relevan sih bukan sekedar pesan moral. Revelansinya dia dekat dengan masyarakat kita," tukasnya.
Untuk penjuriannya akan diberikan tabulas nilai. Sertta pihak dewan jurilah yang memilih seperti Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) . Yosep Adi Prasetyo (Ketua Dewan Pers), Syamsudin Noer Moenadu (Pengamat Film), Iwan Persada (Sutradara) , Mariana Amiruddin (Komnas Perempuan), Wahyu Dhyatmitka (Tempo), Rulli Nasrullah (Akademisi) , Herry Margono (Dewan Periklanan Indonesia)
"Kami diberi tabulasi nilai semuanya ditentukan dengan nilai. Jadi kita tidak terlalu membuka ruang diskusi karena dibuka dengan nilai bukan voting. Pure dari dewan juri," tukasnya.
Menariknya, ada yang berbeda pada anugerah Komisi Penyiaran Indonesia 2017 yakni adanya kategori drama seri. Dalam hal ini, Sinteron Dunia Terbalik masuk nominasi drama seri.
Juri KPI Awards (Produser Film) Ichwan Persada mengatakan, bahwa Sinetron Dunia Terbalik memiliki alur cerita yang baik serta beberapa pemain aktor dan aktris senior yang memberikan warna tersendiri.
"Pemain-pemainnya baru, cuma ada beberapa yang senior seperti mas Agus Kuncoro. Secara akting juga oke. Saya sih punya harapan memberi warna baru buat pertelevisian Indoensia. Biar TV-TV kita itu lebih berani mengangkat tema baru yang biasanya cuma sekedar kebencian, mertua enggak suka menantu segala macem," ujar Ichwan Persada di Gedung KPI, Jakarta, Jumat (20/10/2017).
Tidak hanya itu tema Sinetron Dunia Terbalik sesuai dengan konsepnya KPI. Apalagi, film ini mendapatkan rating yang tinggi di televisi.
"Saya kira alasannya di sini KPI melihat secara tema ini akan mendorong TV yang lain, yuk kita eksplore tema lain. Kita punya banyak kok tema lain, jangan takut mengeksplore tema baru. Dunia terbalik secara rating kita lihat kan sangat perform," katanya.
Selain itu terdapat nilai moral yang bisa dijadikan sisi positif. Sehingga, bisa memberikan inspirasi yang berbeda.
"Banyak banget sekarang mungkin ada pergeseran posisi suami dan istri dalam rumah tangga. Ada juga suami-suami yang enggak bekerja tapi istri yang bekerja. Dan itu terjadi di masyarakat. Jadi saya kira relevan sih bukan sekedar pesan moral. Revelansinya dia dekat dengan masyarakat kita," tukasnya.
Untuk penjuriannya akan diberikan tabulas nilai. Sertta pihak dewan jurilah yang memilih seperti Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) . Yosep Adi Prasetyo (Ketua Dewan Pers), Syamsudin Noer Moenadu (Pengamat Film), Iwan Persada (Sutradara) , Mariana Amiruddin (Komnas Perempuan), Wahyu Dhyatmitka (Tempo), Rulli Nasrullah (Akademisi) , Herry Margono (Dewan Periklanan Indonesia)
"Kami diberi tabulasi nilai semuanya ditentukan dengan nilai. Jadi kita tidak terlalu membuka ruang diskusi karena dibuka dengan nilai bukan voting. Pure dari dewan juri," tukasnya.
(nfl)