Indonesia Bebas Kanker Payudara Stadium Lanjut pada 2030
A
A
A
JAKARTA - Kanker Payudara masih menjadi penyakit mematikan, utamanya bagi masyarakat Indonesia. Untuk itu Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI ) berencana bebaskan Indonesia dari penyakit tersebut pada 2030, khususnya stadium lanjut.
“Kanker payudara tidak dapat dihilangkan sama sekali, tetapi setidaknya tidak dalam stadium lanjut. Sebab kami ingin meningkatkan kesehatan perempuan,” kata Ketua YKPI Linda Agum Gumelar di Jakarta, Selasa (24/10/2017).
Menurut Linda, deteksi dini sangat penting, mengingat jumlah penderita kanker payudara berdasarkan estimasi WHO akan meningkat sampai 300% di 2030. YKPI pun sudah melakukan sosialisasi dan kampanye ke seluruh Indonesia dan fokus di tahun ini adalah di wilayah Indonesia bagian Timur.
Selain persoalan deteksi dini yang masih rendah di Indonesia, sistem rujukan di era BPJS yang berbelit dan panjang, juga menjadi perhatian YKPI. Sistem rujukan ini membuat pengobatan terlambat sehingga kanker sudah terlanjur menyebar cepat. Inilah yang menyebabkan kematian kanker payudara di stadium lanjut menjadi tinggi.
“Era otonomi daerah seharusnya dapat mendorong pimpinan daerah lebih banyak menyediakan fasilitas deteksi dini dan juga menyekolahkan dokter umum atau sekolah pendidikan spesialis dan subspesialis onkologi sehingga pasien tidak perlu dirujuk ke pusat atau rumah sakit di Jawa,” terang dia.
Dalam kesempatan yang sama, Dr dr Sonar Soni Panigoro SpBOnk(K) menilai deteksi dini menjadi sangat penting dalam mencegah kematian akibat kanker payudara. Secara umum, intervensi pada perjalanan penyakit kanker payudara ada empat, yaitu tiga tahap pencegahan dan satu tahap pengobatan.
"Pencegahan terdiri dari pencegahan primer, yaitu bagaimana mencegah seseorang sehat agar tidak menderita kanker. Lalu, pencegahan sekunder tujuannya menemukan kasus kanker di tahap sangat dini sehingga diharapkan tidak menjadi lanjut, karena dapat segera diterapi dan pencegahan terakhir adalah pencegahan tersier yaitu mengobati penderita kanker payudara dengan benar," papar dr Soni.
“Kanker payudara tidak dapat dihilangkan sama sekali, tetapi setidaknya tidak dalam stadium lanjut. Sebab kami ingin meningkatkan kesehatan perempuan,” kata Ketua YKPI Linda Agum Gumelar di Jakarta, Selasa (24/10/2017).
Menurut Linda, deteksi dini sangat penting, mengingat jumlah penderita kanker payudara berdasarkan estimasi WHO akan meningkat sampai 300% di 2030. YKPI pun sudah melakukan sosialisasi dan kampanye ke seluruh Indonesia dan fokus di tahun ini adalah di wilayah Indonesia bagian Timur.
Selain persoalan deteksi dini yang masih rendah di Indonesia, sistem rujukan di era BPJS yang berbelit dan panjang, juga menjadi perhatian YKPI. Sistem rujukan ini membuat pengobatan terlambat sehingga kanker sudah terlanjur menyebar cepat. Inilah yang menyebabkan kematian kanker payudara di stadium lanjut menjadi tinggi.
“Era otonomi daerah seharusnya dapat mendorong pimpinan daerah lebih banyak menyediakan fasilitas deteksi dini dan juga menyekolahkan dokter umum atau sekolah pendidikan spesialis dan subspesialis onkologi sehingga pasien tidak perlu dirujuk ke pusat atau rumah sakit di Jawa,” terang dia.
Dalam kesempatan yang sama, Dr dr Sonar Soni Panigoro SpBOnk(K) menilai deteksi dini menjadi sangat penting dalam mencegah kematian akibat kanker payudara. Secara umum, intervensi pada perjalanan penyakit kanker payudara ada empat, yaitu tiga tahap pencegahan dan satu tahap pengobatan.
"Pencegahan terdiri dari pencegahan primer, yaitu bagaimana mencegah seseorang sehat agar tidak menderita kanker. Lalu, pencegahan sekunder tujuannya menemukan kasus kanker di tahap sangat dini sehingga diharapkan tidak menjadi lanjut, karena dapat segera diterapi dan pencegahan terakhir adalah pencegahan tersier yaitu mengobati penderita kanker payudara dengan benar," papar dr Soni.
(tdy)