Gagal Ginjal Rentan Terkena Osteoporosis!
A
A
A
YOGYAKARTA - Kalsium dan fosfor dalam tubuh harus seimbang. Sementara, pada pasien gagal ginjal, fosfor akan meningkat karena ginjal sudah tidak bisa mengatur keseimbangan fosfor dalam tubuh. Jika fosfor dalam tubuh terus meningkat, maka tubuh merespon dengan meningkatnya hormon PTH (Parathyroid Hormone). Bila terjadi peningkatan fosfor terus menerus, maka PTH akan mengambil kalsium dari dalam tulang.
Hal ini akan menyebabkan tulang menjadi rapuh dan keropos (osteoporosis). Inilah yang disebut, gangguan mineral dan tulang pada pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK) atau yang sering disebut Chronic Kidney Disease-Mineral and Bone Disorder (CKD-MBD).
Pernyataan tersebut disampaikan dr R Heru Prasanto SpPD-KGH di hadapan 160 pasien gagal ginjal dalam Seminar Awam untuk memperingati Hari Kesehatan Nasional 2017 yang ke-53 bertema "Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien Cuci Darah dengan Pencegahan Gangguan Tulang" di Yogyakarta, Minggu (12/11/2017).
Seminar yang berisi edukasi tentang kesehatan ginjal itu diselenggarakan Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) bekerja sama dengan Fresenius Medical Care (FMC) yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Renal yang berkantor pusat di Jerman.
dr Heru Prasanto yang juga konsulen ginjal hipertensi di RSUP Sardjito Yogyakarta ini mengatakan, bila pasien gagal ginjal tidak mampu mengendalikan kandungan fosfor dalam tubuh, dalam jangka panjang atau di atas sekitar 4 tahun, akan terjadi gangguan tulang, seperti osteoporosis, nyeri tulang, bahkan tulang mudah patah.
Selain gangguan tulang, lanjut dia, terjadi pengapuran di katup jantung (dengan ditandai dengan gerak katup yang tidak elastis), kalsifikasi (pengapuran) jaringan lunak dan infeksi jaringan bawah kulit.
dr Heru mewanti-wanti agar pasien gagal ginjal harus rutin melakukan pemeriksaan darah untuk jumlah fosfor dalam tubuh satu bulan sekali. Bila fosfor tetap tinggi harus mengecek hormon PTH.
“Dan bila PTH juga tinggi, pasien harus melakukan diet rendah fosfor, melakukan hemodialisa (HD) dengan adekuat, bila perlu meningkatkan frekuensi HD menjadi 3 kali seminggu, dan mengkonsumsi Binder Fosfat,” jelasnya.
Sementara itu, dr Metalia Puspitasari MSc SpPD menganjurkan agar pasien gagal ginjal menghindari konsumsi makanan yang tinggi kandungan fosfornya, seperti teri kering, kuning telur, hati sapi, hati ayam, kacang-kacangan, susu skim bubuk (produk susu) dan lainnya. Semua makanan berprotein kandungan fosfornya juga tinggi.
“Tetapi, pasien GGK harus cukup asupan proteinnya karena berfungsi untuk membentuk sel darah merah. Saya menyarankan pasien gagal ginjal tetap harus mengkonsumsi makanan berprotein. Sedangkan untuk mengendalikan jumlah fosfor, pasien harus meminum binder (pengikat) fosfor pada saat makan,” jelasnya.
Ketua umum Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) Tony Samosir mengatakan pasien cuci darah sangat rentan terkena osteoporosis. Biasanya terjadi ketika pasien sudah cuci darah di atas 4 tahun.
"Dengan seminar ini, diharapkan setiap pasien mendapatkan informasi dan edukasi yang tepat serta menjadi lebih disiplin baik dalam mengkonsumsi diet makanan dan obat-obatan kalsium sesuai anjuran dokter,” ucapnya.
Hal ini akan menyebabkan tulang menjadi rapuh dan keropos (osteoporosis). Inilah yang disebut, gangguan mineral dan tulang pada pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK) atau yang sering disebut Chronic Kidney Disease-Mineral and Bone Disorder (CKD-MBD).
Pernyataan tersebut disampaikan dr R Heru Prasanto SpPD-KGH di hadapan 160 pasien gagal ginjal dalam Seminar Awam untuk memperingati Hari Kesehatan Nasional 2017 yang ke-53 bertema "Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien Cuci Darah dengan Pencegahan Gangguan Tulang" di Yogyakarta, Minggu (12/11/2017).
Seminar yang berisi edukasi tentang kesehatan ginjal itu diselenggarakan Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) bekerja sama dengan Fresenius Medical Care (FMC) yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Renal yang berkantor pusat di Jerman.
dr Heru Prasanto yang juga konsulen ginjal hipertensi di RSUP Sardjito Yogyakarta ini mengatakan, bila pasien gagal ginjal tidak mampu mengendalikan kandungan fosfor dalam tubuh, dalam jangka panjang atau di atas sekitar 4 tahun, akan terjadi gangguan tulang, seperti osteoporosis, nyeri tulang, bahkan tulang mudah patah.
Selain gangguan tulang, lanjut dia, terjadi pengapuran di katup jantung (dengan ditandai dengan gerak katup yang tidak elastis), kalsifikasi (pengapuran) jaringan lunak dan infeksi jaringan bawah kulit.
dr Heru mewanti-wanti agar pasien gagal ginjal harus rutin melakukan pemeriksaan darah untuk jumlah fosfor dalam tubuh satu bulan sekali. Bila fosfor tetap tinggi harus mengecek hormon PTH.
“Dan bila PTH juga tinggi, pasien harus melakukan diet rendah fosfor, melakukan hemodialisa (HD) dengan adekuat, bila perlu meningkatkan frekuensi HD menjadi 3 kali seminggu, dan mengkonsumsi Binder Fosfat,” jelasnya.
Sementara itu, dr Metalia Puspitasari MSc SpPD menganjurkan agar pasien gagal ginjal menghindari konsumsi makanan yang tinggi kandungan fosfornya, seperti teri kering, kuning telur, hati sapi, hati ayam, kacang-kacangan, susu skim bubuk (produk susu) dan lainnya. Semua makanan berprotein kandungan fosfornya juga tinggi.
“Tetapi, pasien GGK harus cukup asupan proteinnya karena berfungsi untuk membentuk sel darah merah. Saya menyarankan pasien gagal ginjal tetap harus mengkonsumsi makanan berprotein. Sedangkan untuk mengendalikan jumlah fosfor, pasien harus meminum binder (pengikat) fosfor pada saat makan,” jelasnya.
Ketua umum Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) Tony Samosir mengatakan pasien cuci darah sangat rentan terkena osteoporosis. Biasanya terjadi ketika pasien sudah cuci darah di atas 4 tahun.
"Dengan seminar ini, diharapkan setiap pasien mendapatkan informasi dan edukasi yang tepat serta menjadi lebih disiplin baik dalam mengkonsumsi diet makanan dan obat-obatan kalsium sesuai anjuran dokter,” ucapnya.
(tdy)